Selasa, 05 Desember 2017

Houthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden


Houthi Ambil Alih Ibukota Yaman Setelah Bunuh Eks Presiden
Foto yang diambil dari video itu menunjukkan jasad yang menyerupai mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang dibalut selimut, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017. Kabar tewasnya Saleh disampaikan pertama kali oleh kementerian dalam negeri yang berbasis di Sanaa, yang dikuasai oleh pemberontak Houthi. REUTERS

CB, Jakarta -Milisi Houthi mengumumkan pengambilalihan Sanaa, ibukota Yaman beberapa jam setelah kematian eks presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Senin, 4 Desmeber 2017.
Sejumlah tank milisi Houthi berpatroli di jalan-jalan di Sanaa setelah pengambilalihan Sanaa.
Houthi juga mengendalikan semua posisi para musuhnya setelah Saleh mengumumkan dukungannya kepada pasukan koalisi Arab Saudi.

Seorang perempuan yang loyal pada Houthi membawa senjata bazooka saat melakukan parade sebagai dukungan gerakan di Sanaa, Yaman, 17 Januari 2017. REUTERS/Khaled Abdullah
Saleh tewas dua hari setelah ia mengumumkan perang di Yaman berakhir. Perang selama tiga tahun antara milisi Houthi yang didukung Iran melawan pasukan pemerintah Yaman yang didukung pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Saleh mengatakan, ia ingin membuka lembaran baru dengan membangun relasi baik dengan koalisi Saudi yang melancarkan serangan militer terhadap milisi Houthis di Yaman pada tahun 2015 lalu, seperti dikutip dari CNN.
Sejumlah analis politik memperkirakan ekskalasi kekerasan di Yaman akan semakin meningkat setelah kematian Saleh ditangan Houthi.elain rakyat Yaman pendukung Saleh yang marah, Arab Saudi dan koalisinya diyakini akan bereaksi atas kematian Saleh.

"Saya percaya peristiwa ini akan membuat koalisi dan pemerintahan yang resmi mendapat kesempatan untuk membuat tekanan militer melawan Houthi dalam sjeumlah front untuk mendapatkan keuntungan dari perkembangan baru ini," kata Hafez Albukari, analis dari Pusat Polling Yaman kepada Reuters.



Credit  TEMPO.CO


Houthi Yaman: Eks Presiden Saleh Dibunuh karena Berkhianat


Houthi Yaman: Eks Presiden Saleh Dibunuh karena Berkhianat
Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Dia tewas diserang kelompok pemberontak Houthi Yaman, Senin (5/12/2017). Foto/REUTERS


SANAA - Pemimpin pemberontak Houthi Yaman, Abdul Malik al-Houthi, memuji kematian mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Menurutnya, Saleh dibunuh karena berkhianat.

Kelompok bersenjata itu menyatakan kematian Saleh sebagai kemenangan melawan koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi.

Partai Kongres Rakyat Umum (GPC), partai pimpinan Saleh, telah mengonfirmasi laporan bahwa pemimpin mereka tewas dalam serangan di pinggir jalan pada hari Senin dekat Ibu Kota Yaman, Sanaa.


Dalam pidato panjang yang ditayangkan di stasiun televisi Al Masirah yang dikelola Houthi, Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa pejuangnya membunuh Saleh karena "pengkhianatannya".

”Selamat kepada rakyat Yaman pada hari bersejarah, luar biasa dan agung di mana persekongkolan pengkhianatan gagal, hari kelam ini untuk pasukan agresi,” ujarnya mengacu pada koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi.

Houthi dan kubu Salah selama ini bersekutu melawan pasukan pemerintah Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi. Namun, Salah membuat keputusan mengejutkan di mana pihaknya berbalik melawan Houthi dan memilih akan bekerja sama dengan pasukan koalisi pimpinan Saudi.


Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa, pengkhianatan pasukan loyalis Saleh terhadap kelompok Houthi adalah ancaman terbesar yang dihadapi negara Semenanjung Arab. Namun, kata dia, masalah itu telah diatasi dalam tiga hari.

Dia mengatakan kelompok Houthi—yang secara resmi bernama Ansar Allah—akan mempertahankan sistem republik negara tersebut dan tidak akan membalas dendam terhadap partai pimpinan Saleh.

”Masalahnya bukan dengan Kongres Rakyat Umum (GPC) sebagai partai atau dengan anggotanya,” kata Abdul Malik al-Houthi. 


GPC sejatinya adalah partai penguasa Yaman di bawah pimpinan Saleh, namun sekarang terbelah. Abdul Malik al-Houthi mengaku tahu tentang komunikasi antara Saleh dengan koalisi Arab dan upaya untuk melawan kelompoknya.

Menurutnya, beberapa peringatan juga telah dikirim kepada Saleh. ”Kami telah memberitahu pemimpin pengkhianat dan milisi kriminal untuk menarik kembali (keputusan bersekutu dengan koalisi Arab), bersikaplah bijak, untuk menghentikan milisi-militannya untuk terus melakukan kejahatan,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (5/12/2017).




Credit  sindonews.com