Rabu, 11 Oktober 2017

Prayuth: Thailand Gelar Pemilu November 2018


Prayuth: Thailand Gelar Pemilu November 2018 
PM Prayuth Chan-ocha menyatakan Thailand akan menggelar pemilu November 2018. (REUTERS/Jorge Silva)


Jakarta, CB -- Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menyatakan Thailand akan menggelar pemilihan umum pada November 2018. Pernyataan ini jadi pertama kalinya pemerintahan junta menyebut waktu spesifik untuk menggelar pemilu sejak kudeta 2014 lalu.

Prayuth, pemimpin pemerintahan junta atau Dewan Nasional Keamanan dan Ketertiban, mengatakan tanggal pasti pemungutan suara akan diumumkan pada Juni 2018. Pihaknya telah berulang kali menunda pemilihan karena kekhawatiran terkait perubahan konstitusi dan isu keamanan.

"Sekitar Juni kami akan umumkan tanggal pemilu berikutnya," kata Prayuth di Bangkok, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (10/10).


"Pada November kita akan menggelar pemilu."

Tahun lalu, Prayuth menyatakan akan menggelar pemilu 2017 ini. Pernyataan ini terlontar di tengah kekhawatiran penundaan pemilu akibat peresmian rancangan konstitusi yang diajukan militer dan disetujui warga lewat referendum.

"Tahun 2017, 2017, 2017," kata Prayuth tampak kesal karena diberondong pertanyaan oleh para wartawan soal kapan pemilu akan digelar, kala itu.
 
Mantan jenderal itu mengepalai pemerintahan junta militer Thailand setelah memimpin kudeta Mei 2014 yang melengserkan Yingluck Shinawatra, adik dari pemimpin Thailand sebelumnya, Thaksin Shinawatra.

Saat itu, pamor Yingluck terus menurun karena terganjal tuduhan korupsi skema subsidi beras yang dinilai membuat Thailand tak lagi menjadi eksportir gandum nomor satu ke India pada 2014.

Namun, pendukung Yingluck menilai tuduhan ini merupakan taktik pemerintah junta militer untuk membatasi pengaruh dirinya dan keluarga Shinawatra.
 
Saat ini, dia telah dijatuhi hukuman penjara lima tahun karena kasus tersebut. Namun, Yingluck terlebih dulu kabur ke luar negeri sehingga tidak bisa dieksekusi.




Credit  cnnindonesia.com