PM petahana Shinzo Abe langsung dihadapkan
pada serangan oposisi di hari pertama kampanye pemilu sela Jepang.
(Reuters/Toru Hanai)
Gubernur Tokyo Yuriko Koike bersama partai barunya, Kibo no To atau Partai Harapan, mulai meluncurkan sejumlah serangan terhadap pemerintah, jelang pemilu sela yang diharapkan Abe bisa memperkuat mandatnya dalam menghadapi ancaman Korea Utara ini.
Partai Harapan menjadi salah satu partai oposisi utama yang mencoba menjegal partai Abe, Partai Demokrasi Liberal (LDP), dalam upaya untuk kembali mendapatkan mayoritas kursi di kamar bawah parlemen.
Berkampanye di sebuah stasiun di Tokyo pada Selasa (10/10), Koike meminta para pendukungnya "mengkahiri politik Abe" yang telah berkuasa sejak 2012 lalu. "Politik status quo terus berlanjut di Jepang sementara politik itu sendiri sudah kehilangan kepercayaan publik."
Kampanye yang akan berlangsung selama 12 hari ke depan ini diperkirakan akan terfokus pada isu pembangunan ekonomi hingga keamanan menyusul krisis nuklir Korut yang dinilai kian mengkhawatirkan.
Sejauh ini, Koike dianggap cerdas mengambil sorotan publik, menyusul keberhasilan partainya mengalahkan LDP dalam pemilu lokal di Tokyo pada Juli lalu.
|
Di sisi lain, beberapa pihak masih menganggap belum ada partai oposisi yang bisa disandingkan dengan LDP. Meski telah dihadapkan sejumlah skandal, Abe dan partainya itu masih meraup cukup banyak suara.
Diberitakan AFP, jajak pendapat terbaru dari surat kabar Yomiuri menunjukkan bahwa 32 persen responden masih memilih LDP, sementara 13 persen lainnya berencana memilih Partai Harapan.
Sementara itu, lebih dari 1.000 kandidat diperkirakan akan mencalonkan diri untuk berebut 465 kursi kamar bawah parlemen dalam pemilu yang rencananya digelar 22 Oktober mendatang.
Saat ini, LDP memegang 287 kursi ditambah 35 kursi yang diduduki partai koalisinya, Komeito. Melalui pemilu sela, Abe berharap dapat memanfaatkan dukungan publik yang belakangan meningkat untuk memperkuat kekuasaan partai di parlemen.
Credit cnnindonesia.com