Dalam pidato peringatan hari kemerdekaan,
Presiden Tsai Ing-wen menegaskan Taiwan tidak akan tunduk pada China.
(Reuters//Damir Sagolj)
Dalam pidato peringatan hari kemerdekaan Taiwan, Tsai mengatakan pemerintahannya masih berjuang mencari terobosan terkait hubungan Taipei dengan Beijing yang selama ini tidak mengakui kedaulatan negaranya.
"Kita semua harus ingat bahwa demokrasi dan kebebasan adalah hak yang diperoleh bagi seluruh rakyat Taiwan yang tak terhitung jumlahnya," kata Tsai, Selasa (10/10). "Karena itu, kita semua harus menggunakan semua kekuatan untuk mempertahankan nila-nilai demokrasi dan kebebasan Taiwan."
Pernyataan itu dilontarkan menjelang kongres Partai Komunis China yang rencananya digelar pada 18 Oktober mendatang. Dalam kongres lima tahunan itu, nasib Taiwan dan kepemimpinan Tsai diperkirakan ikut dipertaruhkan.
Hubungan antar Taipei dan Beijing kian merenggang sejak Tsai menjabat pada Mei 2016. Sejak itu, Taiwan secara agresif terus berupaya mendapat pengakuan negara lain sebagai negara merdeka. Sementara itu, China berkeras menganggapnya sebagai wilayah pembangkang yang memisahkan diri.
September lalu, Tsai mengumumkan pembentukan kabinet baru yang dipimpin oleh William Lai, eks wali kota Tainan. Dalam pidato pelantikannya, William menganggap Taiwan adalah negara "independen" yang selama ini telah membuat geger Beijing.
Demi membungkam ambisi Taiwan, China memutus hubungan resmi dengan Taiwan agar wilayah tersebut tetap mengakui prinsip 'Satu China'. Beijing bahkan menyatakan tidak segan menggunakan cara paksa seperti opsi militer jika provinsi itu berkeras ingin merdeka.
Sebagai jalan tengah, Tsai telah memberi sejumlah pilihan bagi Beijing dengan tetap mencari peluang agar wilayahnya bisa meraih lebih banyak otonomi.
"Kami telah menawarkan niat baik kami. Saya telah berulang kali mengatakan: niat baik dan janji kami tidak akan pernah berubah. Kami tidak akan menggunakan konfrontasi lama, tapi kami pun tidak akan tunduk pada tekanan," ujar Tsai seperti dikutip Reuters.
Lebih lanjut, Tsai mengatakan dirinya akan berfokus melakukan reformasi domestik demi meningkatkan pelayanan publik seperti perumahan sosial, layanan kesehatan bagi lansia, hingga reformasi peradilan.
Pada Juli lalu, parlemen Taiwan telah menyetujui rencana percepatan pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan permintaan domestik bersamaan dengan penyeimbangan ekonomi yang selama ini bergantung besar pada ekspor.
Credit cnnindonesia.com