Selasa, 24 Oktober 2017

PM Irak Tantang Menlu AS Perihal Milisi Iran


PM Irak Tantang Menlu AS Perihal Milisi Iran 
PM Irak, Haider al-Abadi menegaskan bahwa tak ada milisi yang didukung Iran dalam pertempuran melawan ISIS. Ia menyebut semuanya adalah tentara Irak. (Foto: AFP PHOTO / AHMAD AL-RUBAYE)



Jakarta, CB -- Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi mempertanyakan ungkapan Menteri Luar Negeri AS perihal milisi yang didukung Iran. Menurutnya, dalam pertempuran melawan ISIS, semuanya adalah tentara Irak.

Ungkapan itu terdapat dalam sebuah pernyataan yang diungkap sumber terdekatnya, seperti dilansir dari AFP, pada Senin (23/10).

"Para pejuang Hashed (unit paramiliter al-Shaabi) adalah orang Irak, yang berjuang membela negara mereka, dan mengorbankan diri untuk masyarakatnya."


Sebelumnya, Menlu AS, Rex Tillerson pada Minggu menghimbau milisi yang didukung Iran di Irak untuk 'pulang'. Mengingat pertempuran melawan ISIS sudah berakhir.



Sehari setelah ungkapannya itu, Tillerson dikabarkan terbang ke Baghdad untuk kunjungan dadakan bertemu Haider al-Abadi dan Presiden Fuad Massum. Kunjungan tersebut, menjadi pertemuan kedua Tillerson dan Abadi, setelah diplomat papan atas AS itu memanggil milisi Iran meninggalkan Irak.

Selain menegaskan bahwa tak ada milisi dukungan Iran, pemerintah Irak juga mengatakan 'tak ada satupun yang berhak menginterfensi kebijakan Irak."

Merunut ke belakang, militer Irak, dipersenjatai Amerika Serikat mengusir militan garis keras dari Mosul dan kota-kota lain di utara Irak tahun ini. Beberapa ribu pasukan AS masih berada di negara tersebut untuk melatih, meski kadang juga menggerebek ISIS.

Operasi untuk mengusir militan itu menyisakan reruntuhan kota dan menghantam keras perekonomian Irak.



Pekan lalu, Kemenlu AS menghimbau tentara Irak untuk membatasi 'gerak' mereka dalam kawasan rentan konflik untuk menghindari kekerasan lebih banyak. Baik Irak maupun Kurdistan menjadi sekutu AS dalam perang melawan ISIS.

Sebelum terbang ke Baghdad, Tillerson pada Senin pagi dikabarkan sempat ke Afghanistan, menyusul kunjungannya ke Arab Saudi dan Qatar.





Credit  cnnindonesia.com