Kamis, 16 Februari 2017

Menteri Pertahanan AS Temui NATO Bahas Kondisi Militer


 
Menteri Pertahanan AS Temui NATO Bahas Kondisi Militer 
 Menteri Pertahanan AS, James Mattis menemui NATO guna membahas anggaran militer. (Reuters/Jonathan Ernst)
 
Jakarta, CB -- NATO bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang baru, James Mattis, untuk kali pertama di Brussels, Belgia. Keduanya bertemu bukan untuk membicarakan komitmen Presiden AS Donalds Trump, melainkan tentang anggaran militer dua belah pihak.

Pemimpin Pentagon tersebut telah menyatakan dukungan akan lembaga negara Atlantik tersebut, meski bertentangan dengan Trump yang lebih cenderung memuji Rusia. Mantan jenderal Angkatan Laut tersebut juga tetap mendorong 28 negara anggota NATO berkumpul, guna membicarakan peningkatan anggaran militer mereka, meski banyak negara Eropa menghadapi berbagai masalah finansial.

Kepala NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa peningkatan anggaran menjadi prioritas negara anggota organisasi tersebut.

"Hal terpenting adalah kami akan meningkatkan anggaran pertahanan dan itulah yang akan kami lakukan," kata Stoltenberg, seperti dilansir dari AFP.

Mantan Perdana Menteri Norwegia tersebut menyebut organisasi itu telah menghentikan potongan anggaran militer pada 2015 dan tahun lalu, meningkatkan jumlah anggaran sebesar 3,8 persen, atau sebesar US$ 10 miliar.

Di sisi lain, Washington telah lama bersikeras bahwa anggota NATO harus menganggarkan dua persen dari pendapatan mereka pada bidang pertahanan, meski hanya beberapa negara yang setuju pada pertemuan di Wales pada 2014 itu.

Pada penerbangan menuju Brussels, Mattis memuji NATO saat membantu Amerika Serikat di Afghanistan.

"Ini menjadi aliansi militer tersukses dalam sejarah," kata Mattis.

Dia menambahkan  pengunduran diri penasihat keamanan nasional Donald Trump, Michael Flynn, tidak akan berdampak pada hubungan Amerika Serikat dan NATO.

Para pemimpin NATO dijadwalkan bertemu dengan Trump untuk pertama kali pada pertemuan di Brussels, 25 Mei mendatang.

Stoltenberg yakin bahwa Trump tetap berkomitmen pada NATO. Ia juga menampik berbagai laporan terkait ketegangan yang mungkin muncul dalam kebijakan AS  akibat perbedaan yang terjadi di dalam tubuh pemerintah negara adidaya itu.

"Yang penting bagi saya adalah sang Presiden, Menteri Pertahanan, dan Menteri Dalam Negeri, memiliki pendapat yang sama terkait NATO," kata Stoltenberg.

Pertemuan di Brussels itu juga membicarakan Rusia dan ancaman dari kelompok ISIS.

NATO juga menantikan posisi kebijakan baru Amerika Serikat, setelah serangkaian pernyataan kontradiktif dari Trump.

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, pada wawancara 15 Januari lalu, menyebut NATO sudah ketinggalan zaman karena tidak bisa melindungi anggotanya dari serangan teror.

"Organisasi ini kuno karena tidak menanggulangi teror. Saya menerima kritik selama dua hari, lalu mereka bilang saya benar," kata Trump.


Credit  CNN Indonesia