Senin, 19 Desember 2016

Redam Ketegangan, NATO dan Rusia Gelar Pertemuan Langka


 
Redam Ketegangan, NATO dan Rusia Gelar Pertemuan Langka
Bendera NATO dikibarkan di kantornya di Brussels. NATO dan Rusia akan gelar pertemuan langka pada Senin (19/12/2016) untuk meredam ketegangan. Foto / REUTERS / Yves Herman
 
BRUSSELS - NATO dan Rusia akan melakukan pertemuan langka pada hari Senin (19/12/2016) yang kemungkinan berlangsung di Brussels untuk meredam ketegangan. NATO akan berupaya meyakinkan Rusia bahwa penumpukan pasukan ke Baltik dan Polandia tahun depan murni defensif.

Sementara itu, Dewan NATO-Rusia—forum yang menyatukan diplomat NATO dan diplomat Rusia yang dipimpin Amerika Serikat—akan bersidang untuk ketiga kalinya pada tahun ini dengan krisis Ukraina sebagai fokus utama.

Rusia telah mencemaskan penumpukan pasukan militer NATO di dekat perbatasannya. ”Kami mengandalkan diskusi terbuka tentang situasi keamanan di Eropa, termasuk konsekuensi dari bala bantuan NATO di wilayah timur,” kata Duta Besar Rusia untuk NATO, Alexander Grushko, seperti dikutip Reuters.

Para diplomat Barat mengisyaratkan rentetan pengeboman Rusia di Aleppo, Suriah, tidak akan dibahas dalam pertemuan ini mengingat hubungan Rusia dan NATO sedang berada di titik terendah.

Sekutu NATO, khususnya Jerman, telah mendorong untuk melakukan pertemuan dengan Grushko guna menjelaskan mengapa NATO mengirim empat batalion multinasional hingga 4.000 tentara ke negara-negara bekas Soviet seperti Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia mulai awal 2017.

Empat batalion itu didukung oleh pasukan tambahan AS yang melakukan rotasi. Pengiriman pasukan besar-besaran oleh NATO itu seiring dengan kekhawatiran negara-negara Baltik akan agresi Rusia setelah Moskow menganeksasi Crimea dari Ukraina pada 2014.

”Seluruh ide dengan penegakan kembali (kekuatan militer)  adalah untuk mencegah konflik," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada awal bulan ini setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Estonia. ”Ini untuk mengirim pesan yang jelas, yakni pencegahan.”


Credit  sindonews.com