Jumat, 30 Desember 2016

Abaikan Manuver Jepang, China Sebut Kapal Induknya Cantik


 
Abaikan Manuver Jepang, China Sebut Kapal Induknya Cantik
Pesawat-pesawat jet tempur yang diangkut kapal induk Liaoning, China, saat melintasi Laut China Selatan, beberapa hari lalu. Foto / REUTERS
 
BEIJING - Militer China mengabaikan manuver pesawat-pesawat militer Jepang di dekat armada kapala induk Liaoning di dekat Kepulauan Miyako beberapa hari lalu. Kementerian Pertahanan China menyebut kapal induknya itu memang perkasa dan cantik dan mempersilakan pihak asing mengintipnya karena memang memikat.

Kapal Induk Liaoning buatan Uni Soviet beserta dan armada tempurnya pada pekan ini melakukan perjalanan melintasi kawasan di dekat pulau-pulau Jepang, seperti Miyako dan Okinawa. Kementerian Pertahanan China pada Kamis (29/12/2016), menyatakan, perjalanan armada kapal induknya itu sebagai latihan rutin.

Jepang mengonfirmasi salah satu kapal militer dan pesawat patroli P3C telah melihat enam kapal termasuk kapal induk Liaoning melakukan perjalanan di dekat-dekat pulaunya. Jepang lantas mengirim pesawat jet tempur dan helikopter untuk bermanuver di dekat Kepulauan Miyako.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Yang Yujun, mengatakan pertemuan armada kapal induk Liaoning dengan kapal dan pesawat jet tempur Jepang memang terjadi. Dia menyindir “orang asing” ingin melihat sesuatu yang menarik dari kapal induknya.

”Ada ungkapan di China—cinta untuk kecantikan adalah umum untuk semua orang,” kata Yang pada konferensi pers bulanan.

”Liaoning kami perkasa dan cantik. Jika orang tertarik sesuatu di dalamnya, mereka dapat melihat dari jauh, atau mengintipnya. Selama mereka tidak melanggar hukum dan aturan yang relevan, atau menghalangi keselamatan navigasi dan kebebasan, kami tidak peduli,” ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (30/12/2016).

Yang menolak memberikan rincian dari misi armada kapal induk Liaoning. Armada kapal induk itu mengitari wilayah Taiwan sebelum menyeberangi Laut China Selatan menuju Hainan, basis militer China di wilayah selatan.






Credit  sindonews.com