Selasa, 20 Desember 2016

Bos IMF Dinyatakan Bersalah Namun Lepas dari Hukuman Penjara



 
Bos IMF Dinyatakan Bersalah Namun Lepas dari Hukuman Penjara  
Direktur IMF Christine Lagarde. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
 
Jakarta, CB -- Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dinyatakan bersalah dalam kelalaian menggunakan dana publik saat dirinya menjabat sebagai Menteri Keuangan. Meski demikian, Lagarde terbebas dari hukuman penjara.

Dikutip dari Guardian, Lagarde menghadapi tuntutan denda 15 ribu Euro dan hukuman penjara di atas satu tahun dalam kasus yang berhubungan dengan pebisnis Perancis, Bernard Tapie.

Namun Pengadilan Perancis kemudian memutuskan bahwa Lagarde tak akan menjalani hukuman dan kasus ini tidak masuk dalam rekam jejak kriminal.

Lagarde tak menghadiri pembacaan putusan terakhir tersebut lantaran tengah berada di kantor pusat IMF di New York.

Lagarde adalah Direktur IMF ketiga secara beruntun yang menghadapi tuntutan hukum. Sebelumnya, Dominique Strauss-Kahn, mundur dari IMF pada tahun 2011 lantaran kasus pelecehan seksual.

Rodrigo Rato yang menjabat Direktur IMF sebelum Strauss-Kahn juga bermasalah dengan hukum lantaran kini terjerat kasus korupsi di Spanyol.

Sebelumnya, Lagarde telah berkali-kali menegaskan bahwa dirinya tak melakukan kesalahan apapun dalam hal ini.

Dalam kasus ini, Lagarde dianggap lalai dalam penggunaan uang publik karena menyetujui pembayaran sebesar 400 juta Euro pada Tapie dan bukan malah melakukan banding atas putusan tersebut.

Langkah mengejutkan Lagarde ini kemudian dikaitkan pada hubungan erat Tapie dengan pencalonan Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy di tahun 2007.

Kasus Tapie merupakan kasus lama yang bermula di tahun 1993 saat mantan pemilik klub Olympique Marseille tersebut menjual sahamnya di Adidas untuk menghindari konflik kepentingan.

Tapie menunjuk Credit Lyonnais untuk mengatur proses penjualan saham miliknya. Saham milik Tapie terjual dengan harga 318 juta Euro, termasuk komisi untuk Credit Lyonnais.

Setahun kemudian, nilai saham tersebut meroket jadi 533 juta Euro.

Tapie menganggap dirinya telah ditipu dan kemudian mengajukan tuntutan. Di saat yang hampir bersamaan, Credit Lyonnais bangkrut dan pemerintah mengambil alih. Dari situlah pertarungan Tapie dengan pemerintah berlangsung selama lebih dari satu dekade.



Credit  CNN Indonesia