Foto: Gas
Sebagai pembanding, harga gas industri di Singapura sekitar US$ 4-5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu, dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato, kemarin mengungkapkan salah satu penyebab mahalnya harga gas di Indonesia adalah banyaknya calo yang memburu rente di bisnis gas bumi. Pernyataan Airlangga ini didukung oleh mantan Ketua Tim Reformasi Migas, Faisal Basri.
Dalam tulisan di blog pribadinya yang berjudul 'Lezatnya Berburu Rente dari Bisnis Gas', Faisal mengungkapkan ada sekitar 60 perusahaan trader atau calo gas di Indonesia, dan hampir semuanya tak punya infrastruktur. Perusahaan ini hanya bertindak sebagai calo pemburu rente saja tanpa modal.
Mereka mendapat alokasi gas, lalu menjualnya ke trader lain karena tak punya pipa untuk menyalurkan gas, dan begitu seterusnya hingga ke pembeli akhir. Trader ini membuat rantai pasokan gas menjadi panjang, harga gas di Indonesia menjadi tidak efisien.
"Salah satu akar masalah utama adalah bisnis gas dijadikan bancakan oleh para pemburu rente," ujar Faisal dalam tulisannya, Kamis (2/9/2016).
Contoh gamblang yang membuat harga gas sangat mahal adalah yang dialami oleh pengguna akhir PT Torabika. Gas yang dibeli oleh PT Torabika berasal dari sumber gas Bekasi yang berlapis-lapis calonya.
Tangan pertama (A) menjual gas ke trader lain (B) dengan harga US$ 9/MMbtu. Lalu trader B ini menjual kembali ke trader ketiga (C) dengan harga US$ 11,75/US$ dengan menggunakan pipa open access 24 inchi milik Pertagas dengan toll fee US$ 0,22/MMbtu. Tanpa susah payah, trader B ini memperoleh margin atau keuntungan US$ 2,53/MMbtu dari penjualan ke trader C.
Belum berhenti sampai di siti, trader C yang memiliki pipa gas 12 inchi hanya 950 meter, menjual lagi gas tersebut ke trader keempat (D) dengan harga US$ 12,25/MMbtu. Trader C memperoleh margin US$ 0,5/MMbtu, dengan modal pipa tak sampai 1 kilometer (km).
Sementara trader D bermodal pipa 6 inchi sepanjang 182 meter, menjual gas akhir kepada Torabika US$ 14,5/MMbtu. Trader D memperoleh margin US$ 2,25/MMbtu.
Dari hasil itu, harga dari trader pertama sampai ke pembeli akhir terkerek dari US$ 9,00/MMBtu menjadi US$ 14,50 atau menggelembung sebesar US$ 5,5/MMBtu. Angka itu belum memperhitungkan harga beli yang harus dibayar oleh trader pertama.
"Masih ada lebih dari 50 trader lainnya yang berburu rente di bisnis gas. Pada umumnya perusahaan dagang yang kebanyakan sekedar calo itu dimiliki oleh figur yang dekat dengan kekuasaan serta para pensiunan pejabat. Saya memiliki daftar komisaris dan direksi perusahaan trader itu," ucap Faisal.
Dia menambahkan, alangkah baiknya pemerintah menertibkan praktik bisnis gas yang amat tidak sehat sebelum mendirikan holding migas. "Kalau dipaksakan, sangat boleh jadi praktik pemburuan rente bakal melebar dan membesar. Perusahaan yang betul-betul sehat akan terseret menjadi obyek bancakan baru," tutupnya.
Credit detikfinance