Penjualan jet tempur itu sebelumnya dihentikan karena kekhawatiran Israel. Sekutu dekat AS itu mengatakan ada kemungkinan pesawat tersebut digunakan negara-negara di Teluk Arab untuk melawan mereka. AS juga sebelumnya pernah mengkritik Qatar atas dugaan negara itu memiliki hubungan dengan kelompok militan.
Namun, kini penjualan diputuskan dilakukan dan diharapkan dapat terus berlanjut dalam skala besar. Seorang pejabat senior AS mengatakan belum ada pemberitahuan secara langsung pada anggota kongres. Namun, jika hal itu disetujui, Negeri Paman Sam dikatakan tetap berkomitmen menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
"Selama beberapa dekade kami telah menunjukkan komitmen ini melalui upaya terus-menerus secara diplomatik dan membangun kapasitas pertahanan di seluruh wilayah," ujar pejabat senior AS itu, Jumat (2/8).
Penundaan penjualan telah memibulkan pertanyaan akan krisis keuangan di kalangan pejabat pertahahan AS dan bidang eksekutif industri. Mereka memperingatkan, negara itu dapat mengalami kekurangan pemasukan keuntungan jika permintaan tidak dipenuhi. Demikian dengan adanya wacana mencari pemasok lain, yang semakin memperburuk keadaan.
Qatar dan Kuwait memerlukan jet tempur untuk meningkatkan kemampuan militer masing-masing negara.
Credit REPUBLIKA.CO.ID