Senin, 23 Maret 2015
India akan memiliki layanan pemosisian dan navigasi berbasis satelitnya sendiri
Sistem Satelit Navigasi Regional India [IRNSS] akan memiliki jangkauan regional, meliputi daratan utama dan daerah sekitarnya seluas 1.500km, termasuk laut dan negara di sekelilingnya. Area kepentingan strategis maritim yang dinyatakan India membentang dari Selat Hormuz di bagian barat dan ke Selat Malaka di bagian timur.
Indian Space Research Organization [ISRO] tengah menyiapkan fasilitas berbasis antariksa dengan stasiun bumi di seluruh India.
Ini akan menjadi konstelasi tujuh satelit, tiga di antaranya telah diluncurkan dalam 12 bulan terakhir, sementara yang keempat, bernama IRNSS-1D, direncanakan akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Setelah satelit keempat ditempatkan di orbit, sistem akan mulai dijalankan sehingga memungkinkan layanan seperti GPS di atas daratan India. Tiga satelit lainnya akan diperluas untuk mencakup negara-negara tetangga dan laut, seperti Teluk Benggala dan bagian utara Samudra Hindia, termasuk Jalur Komunikasi Laut [SLOC] yang menjalari bagian selatan Sri Lanka dan Selat Malaka yang secara strategis sangat penting.
“Pada pertengahan tahun 2015, IRNSS akan dapat memberikan layanan GPS kepada warga India sebagai penggunanya,” New Indian Express mengutip ucapan K. Sivan, direktur Liquid Propulsion Systems Center dari ISRO.
Pusat ini akan menawarkan informasi kepada pengguna untuk beragam aplikasi, seperti ponsel dan terestrial, navigasi udara dan marinir serta penanggulangan bencana, kata Sivan.
“Tujuannya adalah menyediakan layanan pemosisian di wilayah India dengan akurasi posisi mutlak yang lebih baik daripada 10 meter di darat, 20 meter di laut. IRNSS menyediakan dua layanan, yaitu Standard Positioning Service [SPS] bagi pengguna sipil dan Restricted Service [RS] untuk pengguna strategis,” menurut Menteri Dalam Negeri untuk Kementerian Ilmiah dan Teknologi, Jitendra Singh, kepada Parlemen tanggal 4 Maret.
Singh menyebutkan, peluncuran segera satelit keempat sebagai 'tonggak prestasi', dan mengatakan bahwa "navigasi dan proses komunikasi akan melakukan lompatan besar".
Masing-masing satelit memiliki bobot sekitar 1.380kg dan panel solarnya membangkitkan 1.400W tenaga listrik. Tiap satelit dirancang untuk masa pakai selama tujuh tahun. Beban muatannya akan terdiri atas peralatan elektronik untuk membangkitkan sinyal navigasi dan jam atom terpasang secara akurat. Sinyal navigasi dalam S-band diumpankan ke antena susun berfase performa tinggi untuk cakupan yang diperlukan. Terdapat rentang beban muatan yang terdiri atas transponder C-band yang memfasilitasi penentuan akurat kisaran satelit.
ISRO telah menggunakan Polar Satellite Launch Vehicle [PSLV] untuk meluncurkan satelit. PSLV dengan perpanjangan kisaran, kendaraan luncur setinggi 44,4 meter dengan strap-on booster tambahan, digunakan oleh India untuk misi ke bulan yang sukses pada tahun 2008 dan Misi Pengorbit Mars [MOM] pada tahun 2014.
Peran kepemimpinan regional
India bertujuan untuk menawarkan layanan navigasinya kepada negara tetangga SAARC, termasuk Afghanistan, Sri Lanka, Bangladesh, Bhutan, Nepal dan Myanmar.
“Setelah IRNSS operasional, fasilitas ini akan juga menawarkan layanannya ke belahan anak benua lainnya dan Asia Tenggara,” kata Singh kepada Parlemen pada 25 Februari.
Saat ini, India memiliki 27 satelit di ruang angkasa. Dari semuanya, sebanyak 11 satelit menangani komunikasi untuk beragam operasi, seperti siaran langsung TV rumah dan telepon serta aplikasi umum yang lebih luas, seperti tele-pendidikan, tele-pengobatan, dan penanggulangan bencana.
Upaya Modi untuk mengendalikan ruang angkasa
Pada bulan Oktober, Perdana Menteri Narendra Modi memberi tahu para komandan tinggi militer dari angkatan darat, laut, dan udara mengenai pentingnya mengendalikan kegiatan di ruang angkasa.
“Pengendalian ruang angkasa bisa menjadi sangat penting, sama seperti di darat, udara dan laut," katanya. Meskipun perang skala penuh mungkin menjadi jarang, namun kekuatan akan tetap merupakan alat penangkis serta mempengaruhi perilaku, dan durasi konflik akan semakin pendek, kata Modi.
Kata-kata Modi diucapkan setelah Tiongkokmelaksanakan uji senjata anti-satelit pada 23 Juli 2014, pengujian ketiga sejak 2007. A.S. dan India telah mengemukakan kekhawatiran bahwa mereka tidak akan mampu melindungi satelit mata-mata, navigasi dan komunikasi, karena serangan akan membuat para ahli strategi militer 'tuli dan buta' sementara nyaris tidak mungkin untuk menembakkan rudal jarak jauh tanpa satelit komunikasi dan militer.
Pengujian dua anti-satelit pertama Tiongkok, pada tahun 2007 dan 2010, melibatkan SC-19 (varian rudal balistik DF-21) yang dipersenjatai kendaraan dengan gerakan membunuh. Pada tahun 2007, Teknologi Anti-Satelit [ASAT] menghancurkan platform berbasis ruang angkasa, satelit cuaca miliknya sendiri yang tidak berfungsi. Pada pengujian di tahun 2010 dan 2014, Tiongkok menyerang rudal balistik tiruan di ruang angkasa. Pada bulan Mei 2014, Beijing juga meluncurkan misi penelitian yang diduga oleh pengamat internasional untuk menguji motor senjata anti-satelit baru yang didasarkan pada rudal balistik road-mobile. Senjata ini bisa menjangkau hingga 36.000km di atas Bumi.
Bagian komersial ISRO
ISRO juga sudah meluncurkan satelit komersial dari negara lain, mengirimkan 40 ke dalam orbit dari 19 negara asing. “ISRO memperoleh Rs. 4.408 crore [$703 juta] melalui peluncuran satelit negara asing selama 22 tahun terakhir,” demikian yang diinformasikan pemerintah kepada Parlemen di bulan Juli 2014.
India memang berambisi untuk mendapatkan pangsa bisnis ruang angkasa dunia yang mencapai $300 miliar per tahun melalui layanan komersial ISRO, kata Singh.
Credit APDForum