Jumat, 19 Desember 2014

Pelindo II akan Bangun Kanal 40 Km dari Jakarta-Cikarang


Pelindo II akan Bangun Kanal 40 Km dari Jakarta-Cikarang 
 PT Pelindo II menargetkan pembangunan kanal sepanjang 40 kilo meter dari Tanjung Priok ke kawasan industri Cikarang Jawa Barat selesai dalam dua tahun.( CNNIndonesia/Antara Photo)
 
 
Jakarta, CB -- PT Pelindo II akan membuat kanal (water way) sepanjang 40 kilo meter dari Tanjung Priok ke kawasan industri Cikarang Jawa Barat, dengan estimasi biaya kurang dari Rp 1 triliun. Kanal tersebut nantinya akan menjadi jalur transportasi yang bisa dilewati kapal tongkang berkapasitas muatan maksimal 60 kontainer.

Richard Joost Lino, Direktur Utama PT Pelindo II, mengungkapkan hal tersebut akan menjadi salah satu solusi bagi kemacetan di jalur darat yang selama ini membelenggu Jakarta dan sekitarnya.

"Kita ingin mencoba mengurangi penggunaan truk angkut dari pelabuhan ke kawasan industri, karena selain sering bikin macet, ongkosnya juga mahal," ujar Lino di Jakarta, Kamis (18/12).

Lino menjelaskan pengembangan kanal ini akan memanfaatkan jalur kanal yang pernah dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 1980-an, yang awalnya berfungsi sebagai kanal sodetan untuk mengurangi banjir di wilayah Bekasi.

"Saya bilang kepada teman di PU ketika sodetan ini dibuat, kenapa tidak dibuat yang lebar nanti agar kedepannya bisa dimanfaatkan untuk mengangkut kontainer dari Tanjung Priok ke Cikarang yang mana saat itu kawasan industri Cikarang belum ada," kata Lino.

Menurut Lino, proyek tersebut tidak akan semahal membuat jalan tol, dengan estimasi biaya kurang dari Rp 1 triliun. Dia menargetkan proyek tersebut selesai dalam dua tahun.

Saat ini, kata Lino, Pelindo II tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study) dengan melibatkan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Berbagai aspek menjadi pertimbangan, termasuk peninggian jembatan di sejumlah titik kanal. Lino sendiri memandang untuk meninggikan jembatan tidak akan memakan banyak biaya.

"Paling lama waktunya dua tahun dan itu tidak mahal karena lebih murah dari pada bikin tol. Dugaan saya bisa kurang dari Rp 1 triliun karena tidak ada pembebasan lahan," cetusnya.


Credit CNN Indonesia