Rabu, 03 Desember 2014
OPEC deklarasi perang dengan minyak serpih AS!
VIENNA (CB). Menteri Perminyakan Arab Saudi mengimbau kepada anggota Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk memerangi booming minyak serpih AS. Pernyataan ini sekaligus menegaskan alasan dibalik langkah OPEC yang enggan memangkas produksi di tengah penurunan harga minyak. Yakni, agar laba yang didapat para produsen minyak di Amerika Utara juga minim.
Ali al-Naimi memenangkan argumen pada pertemuan yang berlangsung pada Kamis (27/11) lalu) versus sejumlah menteri dari anggota OPEC yang lebih miskin seperti Venezuela, Iran dan Algeria. Negara-negara tersebut mengajukan usulan agar produksi minyak OPEC harus dipangkas agar harga minyak bisa naik kembali.
"Naimi bicara mengenai pangsa pasar rival, yakni AS. Dan mereka yang mau memangkas produksi minyak akhirnya memahami bahwa tidak ada opsi lain karena Arab Saudi menginginkan perang pangsa pasar minyak," jelas seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Sekadar informasi, harga minyak menyentuh level terendahnya dalam empat tahun terakhir di bawah US$ 72 per barel pada Jumat (28/11) lalu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu. Beberapa di antaranya yakni: peningkatan produksi minyak serpih AS serta lemahnya pertumbuhan ekonomi China dan Eropa.
"Anda pikir kami yakin? Tapi apa lagi yang dapat kami lakukan?" ujar salah seorang delegasi dari negara yang mengusulkan pemangkasan produksi.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri secara efektif mengkonfirmasi bahwa OPEC memang menyatakan perang terhadap pangsa pasar minyak.
OPEC akan mempertahankan produksi minyak sebesar 30 juta barel per hari.
Analis menilai, keputusan tersebut merupakan langkah perubahan strategi bagi OPEC. "Ini langkah yang sangat berani. OPEC secara jelas akan mempertahankan tingkat produksi sebesar 30 juta barel. Hanya waktu yang bisa menjawab siapa yang akan keluar menjadi pemenang," jelas Yasser Elguindi Medley Global Advisors.
Credit Kontan.Co.Id