Prajurit TNI AD berbaris sambil membawa senjata saat mengikuti Lomba peraturan baris berbaris PBB Bersenjata di Markas Kodam IV Diponegoro, di Semarang, Jateng, Rabu 1 Oktober 2014. (Antara/R Rekotomo)
Hal ini dinyatakan Ryamizard menanggapi pertanyaan seputar kenaikan pagu anggaran TNI tahun 2015. "Minimal, itu harus dicapai dulu (MEF), bahkan kalau bisa ditingkatkan sampai maksimal," kata Ryamizard seusai Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Rabu (17/12).
Meski masih kekurangan, TNI saat ini berada di urutan 19 besar tentara dunia. Jadi menurutnya, kondisi ideal pertahanan Indonesia sebenarnya hampir tercapai.
Ryamizard mengingatkan, seberapa hebat pun alutsista yang Indonesia punyai, negara harus menyadari hakekat ancaman yang paling nyata. Mantan kepala staf angkatan darat ini menyebut terorisme, penyakit menular, perompakan, pencurian ikan dan masalah intelejen sebagai ancaman serius.
"Bahaya terorisme di Australia terbukti, ini ancaman yang berulang. Alutsista itu seharusnya diarahkan ke situ," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo mengatakan, MEF merupakan kebutuhan TNI yang paling dasar untuk mempertahankan kedaulatan negara. Namun saat ini MEF masih jauh dari batasan minimum yakni baru mencapai 38 persen. "Mudah-mudahan, melalui renstra (rencana strategi) ke depan, alutsista bisa bertambah lagi," katanya.
Melihat daftar belanja TNI, Angkatan Udara dan Angkatan Laut memiliki pengeluaran yang lebih besar dibandingkan Angkatan Darat. Ediwan menjelaskan, hal tersebut disebabkan harga beli pesawat dan kapal tempur yang memang lebih mahal dibandingkan alat tempur darat.
Credit CNN Indonesia