KEPRI (CB) - Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI)
setiap hari dikerahkan memantau perairan laut di daerah itu untuk
mencegah pencurian ikan oleh nelayan asing di perairan Karimun,
Kepulauan Riau.
Perairan di daerah itu berbatasan dengan Malaysia dan Singapura.
"Minimal setiap hari dua KRI berpatroli memantau dan mencegah pencurian ikan oleh nelayan serta tindak kejahatan lain, seperti perompakan dan lainnya," kata Danlanal Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Hariyo Poernomo di Markas Komando Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun, Kamis (11/12/2014).
Danlanal mengatakan, pengerahan dua KRI merupakan bentuk dukungan dari unsur Guspurlamabar dan Guskamlamabar dalam meningkatkan keamanan di perairan Karimun mengingat Lanal Tanjung Balai Karimun memiliki keterbatasan sarana prasarana, terutama kapal-kapal patroli berkapasitas besar.
"Kalau personel sudah cukup, tapi kapal patroli masih terbatas. Karena itu, dengan masa jabatan saya yang masih baru ini, maka saya langsung berkoordinasi dengan pimpinan. Pimpinan langsung menanggapinya dengan mengirim dua KRI setiap hari," kata dia.
Menurut dia, hampir semua KRI yang dimiliki Armada Barat (Armabar) telah berpatroli di Karimun sejak pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan menginstruksikan untuk memaksimalkan penindakan bahkan menenggelamkan kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
"KRI yang sudah berpatroli seperti KRI Imam Bonjol, KRI Clurit, KRI Alamang dan lainnya. Patroli dilakukan pada perairan perbatasan yang rawan dimasuki nelayan asing," ucapnya.
Mengenai instruksi menenggelamkan kapal nelayan asing yang mencuri ikan, ia mengatakan siap melaksanakannya bekerja sama dengan instansi terkait, mulai dari Bakorkamla, Satker PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun instansi lainnya.
"Sejak menjabat, saya belum dapat informasi nelayan asing masuk ke perairan Tanjung Balai Karimun. Tapi saya sudah berkomitmen akan menindak tegas sesuai dengan instruksi itu serta undang-undang. Kita juga terus berkoordinasi dengan 'stakeholder' maritim terkait, termasuk kepada bupati juga sudah saya sampaikan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Laskar Melayu Bersatu (LMB) Provinsi Kepri Datuk Panglima Azman Zainal mendukung peningkatan kegiatan patroli mencegah pencurian ikan, termasuk menenggelamkan kapal nelayan asing yang melakukan "illegal fishing".
Azman Zainal mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi TNI dan aparat di laut lainnya untuk menjaga kekayaan dan kedaulatan maritim Indonesia.
"Tekad dan niat yang tulus aparat untuk menjaga kekayaan alam patut diapresiasi. Jangan biarkan seekor ikan pun dicuri orang asing," kata dia.
Menurut dia, tindakan tegas dengan membakar dan menenggelamkan kapal nelayan asing, setelah ABK-nya diselamatkan secara kemanusiaan patut didukung demi menyelamatkan kekayaan laut Indonesia.
"Australia sudah lama melakukan apa yang dilakukan pemerintah sehingga mereka jera untuk melakukan hal yang demikian," kata Azman di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun.
Credit OkeZone
Perairan di daerah itu berbatasan dengan Malaysia dan Singapura.
"Minimal setiap hari dua KRI berpatroli memantau dan mencegah pencurian ikan oleh nelayan serta tindak kejahatan lain, seperti perompakan dan lainnya," kata Danlanal Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Hariyo Poernomo di Markas Komando Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun, Kamis (11/12/2014).
Danlanal mengatakan, pengerahan dua KRI merupakan bentuk dukungan dari unsur Guspurlamabar dan Guskamlamabar dalam meningkatkan keamanan di perairan Karimun mengingat Lanal Tanjung Balai Karimun memiliki keterbatasan sarana prasarana, terutama kapal-kapal patroli berkapasitas besar.
"Kalau personel sudah cukup, tapi kapal patroli masih terbatas. Karena itu, dengan masa jabatan saya yang masih baru ini, maka saya langsung berkoordinasi dengan pimpinan. Pimpinan langsung menanggapinya dengan mengirim dua KRI setiap hari," kata dia.
Menurut dia, hampir semua KRI yang dimiliki Armada Barat (Armabar) telah berpatroli di Karimun sejak pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan menginstruksikan untuk memaksimalkan penindakan bahkan menenggelamkan kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
"KRI yang sudah berpatroli seperti KRI Imam Bonjol, KRI Clurit, KRI Alamang dan lainnya. Patroli dilakukan pada perairan perbatasan yang rawan dimasuki nelayan asing," ucapnya.
Mengenai instruksi menenggelamkan kapal nelayan asing yang mencuri ikan, ia mengatakan siap melaksanakannya bekerja sama dengan instansi terkait, mulai dari Bakorkamla, Satker PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun instansi lainnya.
"Sejak menjabat, saya belum dapat informasi nelayan asing masuk ke perairan Tanjung Balai Karimun. Tapi saya sudah berkomitmen akan menindak tegas sesuai dengan instruksi itu serta undang-undang. Kita juga terus berkoordinasi dengan 'stakeholder' maritim terkait, termasuk kepada bupati juga sudah saya sampaikan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Laskar Melayu Bersatu (LMB) Provinsi Kepri Datuk Panglima Azman Zainal mendukung peningkatan kegiatan patroli mencegah pencurian ikan, termasuk menenggelamkan kapal nelayan asing yang melakukan "illegal fishing".
Azman Zainal mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi TNI dan aparat di laut lainnya untuk menjaga kekayaan dan kedaulatan maritim Indonesia.
"Tekad dan niat yang tulus aparat untuk menjaga kekayaan alam patut diapresiasi. Jangan biarkan seekor ikan pun dicuri orang asing," kata dia.
Menurut dia, tindakan tegas dengan membakar dan menenggelamkan kapal nelayan asing, setelah ABK-nya diselamatkan secara kemanusiaan patut didukung demi menyelamatkan kekayaan laut Indonesia.
"Australia sudah lama melakukan apa yang dilakukan pemerintah sehingga mereka jera untuk melakukan hal yang demikian," kata Azman di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun.
Credit OkeZone