WASHINGTON
- Gambar satelit terbaru menunjukkan bahwa Korea Utara (Korut) diduga
tengah mengembangkan program rudal balistik yang diluncurkan dari kapal
selam (SLBM). Dugaan tersebut berlandaskan pada adanya tongkang bawah
air Pyongyang kedua di sebuah galangan kapal.
Tongkang bawah air tersebut ditemukan di pantai barat Korut dalam foto udara yang diambil dari galangan kapal Nampo Naval dalam foto yang dirilis oleh situs North38. North38 adalah sebuah situs pengawas Korut yang dimiliki oleh institus AS-Korea John Hopkins.
"Tongkang tersebut mirip seperti yang digunakan oleh angkatan laut untuk melakukan uji coba tabung peluncur rudal bawah laut dan peluncuran kapal selam baru dan telah dimodifikasi, serta melakukan peluncuran uji rudal awal sebelum ini. Sistem ini dipasang di kapal selam," bunyi laporan yang dituli oleh Joseph S. Bermudez Jr seperti disitat dari Sputniknews, Rabu (3/5/2017).
Sejak tahun 2014, Pyongyang telah melakukan setidaknya enam peluncuran uji rudal KN-11 (Pukguksong-1) dari tongkang bawah air lain di galangan kapal Sinpo South Shipyard di pantai timur negara itu.
Menurut laporan tersebut tongkang kedua yang baru muncul ini identik dengan yang pertama. Tampaknya tongkang tersebut dibuat mirip dengan model lama tongkang PSD-4 milik Rusia.
"Penemuan tongkang uji rudal kedua mungkin memiliki sejumlah implikasi untuk masa depan program SLBM Korea Utara yang tampaknya menjadi prioritas penting bagi Kim Jong-un," tambah laporan itu.
Apakah Pyongyang membangun tongkang atau mengakuisisinya dari negara lain tidak jelas.
Media Jepang melaporkan sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam pada bulan Desember 2016. Saat itu, upaya tersebut dilihat sebagai upaya Korut untuk meningkatkan kemampuan "peluncur dingin" milik mereka dari sistem peluncuran vertikal.
Kegiatan ini dilakukan di tengah uji coba rudal dan nuklir Korut yang terus berlanjut, terlepas dari sanksi internasional dan seruan untuk melakukan denuklirisasi. AS telah mengerahkan kapal ke Semenanjung Korea sebagai unjuk kekuatan dan berada di tengah beberapa latihan tahunannya dengan Korea Selatan, gerakan yang membuat marah Pyongyang.
Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) akhir-akhir ini menanggapi sikap Washington dengan menyatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba nuklir berikutnya kapan pun pemimpin tersebut menganggap perlu. Melalui kantor beritanya, Korut mengatakan siap untuk menanggapi apapun pilihan yang diambil oleh AS.
Tongkang bawah air tersebut ditemukan di pantai barat Korut dalam foto udara yang diambil dari galangan kapal Nampo Naval dalam foto yang dirilis oleh situs North38. North38 adalah sebuah situs pengawas Korut yang dimiliki oleh institus AS-Korea John Hopkins.
"Tongkang tersebut mirip seperti yang digunakan oleh angkatan laut untuk melakukan uji coba tabung peluncur rudal bawah laut dan peluncuran kapal selam baru dan telah dimodifikasi, serta melakukan peluncuran uji rudal awal sebelum ini. Sistem ini dipasang di kapal selam," bunyi laporan yang dituli oleh Joseph S. Bermudez Jr seperti disitat dari Sputniknews, Rabu (3/5/2017).
Sejak tahun 2014, Pyongyang telah melakukan setidaknya enam peluncuran uji rudal KN-11 (Pukguksong-1) dari tongkang bawah air lain di galangan kapal Sinpo South Shipyard di pantai timur negara itu.
Menurut laporan tersebut tongkang kedua yang baru muncul ini identik dengan yang pertama. Tampaknya tongkang tersebut dibuat mirip dengan model lama tongkang PSD-4 milik Rusia.
"Penemuan tongkang uji rudal kedua mungkin memiliki sejumlah implikasi untuk masa depan program SLBM Korea Utara yang tampaknya menjadi prioritas penting bagi Kim Jong-un," tambah laporan itu.
Apakah Pyongyang membangun tongkang atau mengakuisisinya dari negara lain tidak jelas.
Media Jepang melaporkan sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam pada bulan Desember 2016. Saat itu, upaya tersebut dilihat sebagai upaya Korut untuk meningkatkan kemampuan "peluncur dingin" milik mereka dari sistem peluncuran vertikal.
Kegiatan ini dilakukan di tengah uji coba rudal dan nuklir Korut yang terus berlanjut, terlepas dari sanksi internasional dan seruan untuk melakukan denuklirisasi. AS telah mengerahkan kapal ke Semenanjung Korea sebagai unjuk kekuatan dan berada di tengah beberapa latihan tahunannya dengan Korea Selatan, gerakan yang membuat marah Pyongyang.
Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) akhir-akhir ini menanggapi sikap Washington dengan menyatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba nuklir berikutnya kapan pun pemimpin tersebut menganggap perlu. Melalui kantor beritanya, Korut mengatakan siap untuk menanggapi apapun pilihan yang diambil oleh AS.
Credit sindonews.com