Korea Utara meluncurkan rudal balistik
berjenis Pukguksong-2 yang memiliki jangkauan jarak 500 kilometer, pada
Minggu (21/5). (KCNA/via REUTERS)
Jakarta, CB --
Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik pada
Minggu (21/5), tanpa mempedulikan ancaman sanksi yang akan dijatuhkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga Amerika Serikat.
Adapun, rudal balistik yang ditembakkan Korut akhir pekan lalu berjenis Pukguksong-2, yang termasuk dalam peluru kendali berjangkauan medium.
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA mengatakan Pukguksong-2 sudah siap tempur dan berada dalam kondisi ‘sempurna’.
Kesuksesan peluncuran rudal balistik itu membuat Korut semakin jumawa. Negara paling terisolasi di dunia itu mengklaim semakin dekat menciptakan rudal antar benua (ICBM) yang bisa mencapai daratan Amerika Serikat.
Pukguksong-2 sendiri bukanlah ICBM. Rudal itu hanya punya kemampuan jarak menengah. Dalam ujicobanya, akhir pekan lalu, Pukguksong-2 ditembakkan dari Pukchang di Provinsi Phyongan Selatan dan mengarungi jarak hingga 500 km sebelum jatuh di Laut Jepang, demikian laporan militer Korea Selatan, dilansir AFP.
Pukguksong-2 menggunakan bahan bakar padat yang memungkinkan rudal itu ditembakkan dengan segera, lapor KCNA.
Selama ini, Korut selalu menggunakan misil berbahan bakar cair, yang membuat persiapan peluncurannya membutuhkan waktu lama, karena harus diisi dengan propelan.
Sementara Pukguksong-2 menggunakan teknik cold-launch atau peluncuran dingin, dimana rudal tersebut dikeluarkan dari tabung peluncuran dengan menggunakan udara terkompresi. Bukan lewat propulsi yang membutuhkan dorongan api.
Peluncuran dingin dianggap cara yang lebih aman karena memperkecil kemungkinan ledakan ketika rudal keluar dari peluncur.
KCNA melaporkan teknologi ini juga lebih strategis karena propulsi rudal baru menyala saat sudah mengudara, sehingga lokasi penembakan bisa lebih mudah disembunyikan.
Pemimpin Besar Korea Utara Kim Jong-un menyebut bahwa Pukguksong-2
sangat akurat dan dia menyetujui rudal tersebut segera dipersiapkan
untuk ‘aksi serangan’.
Gambar yang diterbitkan kantor berita Rodong Sinmun, corong resmi Partai Pekerja Korea Selatan yang berkuasa, menunjukkan Kim Jong-un sedang bertepuk tangan, didampingi para pejabat pemerintahannya, sembari menyaksikan rudal tersebut ditembakkan ke udara.
Rodong Sinmun juga menerbitkan beberapa citra Bumi yang diambil dari roket yang mengudara. Citra demikian merupakan yang pertama kali dirilis Korut.
“Pemimpin kami sangat senang melihat foto Bumi yang diambil oleh roket kami dan bahwa Bumi terlihat sangat cantik,” sebut KCNA, yang menambahkan bahwa Kim telah memerintahkan Pukguksong-2 diproduksi massal.
Peluncuran Pukguksong-2 ini dilakukan tepat satu minggu sejak Korut meluncurkan Hwasong-12, rudal yang juga berjangkauan menengah, namun bisa membawa hulu ledak nuklir.
Rudal itu dilaporkan hanya mencapai jarak 700 kilometer dari kemampuan sebenarnya sejauh 4500 km. Analis menyebut Hwasong-12 bisa jadi merupakan prototipe ICBM yang tengah dikembangkan Korut guna menargetkan kepulauan pasifik dan Guam, yang merupakan basis militer terluar AS.
Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengecam keras peluncuran terakhir rudal Korut dan mereka bersama-sama mendesak adanya pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB, guna membahas hal tersebut, yang akan digelar hari ini, Selasa (23/5).
Adapun, rudal balistik yang ditembakkan Korut akhir pekan lalu berjenis Pukguksong-2, yang termasuk dalam peluru kendali berjangkauan medium.
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA mengatakan Pukguksong-2 sudah siap tempur dan berada dalam kondisi ‘sempurna’.
Kesuksesan peluncuran rudal balistik itu membuat Korut semakin jumawa. Negara paling terisolasi di dunia itu mengklaim semakin dekat menciptakan rudal antar benua (ICBM) yang bisa mencapai daratan Amerika Serikat.
Pukguksong-2 sendiri bukanlah ICBM. Rudal itu hanya punya kemampuan jarak menengah. Dalam ujicobanya, akhir pekan lalu, Pukguksong-2 ditembakkan dari Pukchang di Provinsi Phyongan Selatan dan mengarungi jarak hingga 500 km sebelum jatuh di Laut Jepang, demikian laporan militer Korea Selatan, dilansir AFP.
Pukguksong-2 menggunakan bahan bakar padat yang memungkinkan rudal itu ditembakkan dengan segera, lapor KCNA.
Selama ini, Korut selalu menggunakan misil berbahan bakar cair, yang membuat persiapan peluncurannya membutuhkan waktu lama, karena harus diisi dengan propelan.
Sementara Pukguksong-2 menggunakan teknik cold-launch atau peluncuran dingin, dimana rudal tersebut dikeluarkan dari tabung peluncuran dengan menggunakan udara terkompresi. Bukan lewat propulsi yang membutuhkan dorongan api.
Peluncuran dingin dianggap cara yang lebih aman karena memperkecil kemungkinan ledakan ketika rudal keluar dari peluncur.
KCNA melaporkan teknologi ini juga lebih strategis karena propulsi rudal baru menyala saat sudah mengudara, sehingga lokasi penembakan bisa lebih mudah disembunyikan.
Misil Hwasong-12 milik Korea Utara yang disinyalir merupakan prototipe rudal antar benua atau ICBM. (Foto: KCNA via REUTERS)
|
Gambar yang diterbitkan kantor berita Rodong Sinmun, corong resmi Partai Pekerja Korea Selatan yang berkuasa, menunjukkan Kim Jong-un sedang bertepuk tangan, didampingi para pejabat pemerintahannya, sembari menyaksikan rudal tersebut ditembakkan ke udara.
Rodong Sinmun juga menerbitkan beberapa citra Bumi yang diambil dari roket yang mengudara. Citra demikian merupakan yang pertama kali dirilis Korut.
“Pemimpin kami sangat senang melihat foto Bumi yang diambil oleh roket kami dan bahwa Bumi terlihat sangat cantik,” sebut KCNA, yang menambahkan bahwa Kim telah memerintahkan Pukguksong-2 diproduksi massal.
Peluncuran Pukguksong-2 ini dilakukan tepat satu minggu sejak Korut meluncurkan Hwasong-12, rudal yang juga berjangkauan menengah, namun bisa membawa hulu ledak nuklir.
Rudal itu dilaporkan hanya mencapai jarak 700 kilometer dari kemampuan sebenarnya sejauh 4500 km. Analis menyebut Hwasong-12 bisa jadi merupakan prototipe ICBM yang tengah dikembangkan Korut guna menargetkan kepulauan pasifik dan Guam, yang merupakan basis militer terluar AS.
Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengecam keras peluncuran terakhir rudal Korut dan mereka bersama-sama mendesak adanya pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB, guna membahas hal tersebut, yang akan digelar hari ini, Selasa (23/5).
Credit CNN Indonesia