RIYADH
- Amerika Serikat (AS) dan 55 negara berpenduduk mayoritas Muslim
sepakat menyediakan pasukan tambahan untuk mengalahkan ISIS di Irak dan
Suriah. Riyadh juga disepakati menjadi jantung operasi kontra-terorisme.
Kesepakatan yang dikenal sebagai Deklarasi Riyadh itu tercapai dalam forum Arab Islamic American Summit di Riyadh, Arab Saudi, hari Minggu.
Dalam deklarasi itu, Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin dari 55 negara mayoritas Muslim dan Timur Tengah bersumpah untuk memerangi terorisme dalam segala bentuk.
“Menangani akar intelektualnya, mengeringkan sumber pendanaannya dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah dan memberantas kejahatan teroris dalam kerja sama yang erat di antara negara-negara tersebut,” bunyi Deklarasi Riyadh, yang diterbitkan Saudi Press Agency (SPA), Senin (22/5/2017).
”Para pemimpin menyambut baik pendirian pusat global untuk melawan pemikiran ekstremis dengan mengambil basis di Riyadh, dan memuji tujuan pusat strategis untuk memerangi ekstremisme intelektual, media dan digital serta mempromosikan koeksistensi dan toleransi di antara masyarakat,” lanjut dekalarasi itu.
Keanggotaan dari kelompok baru yang disebut sebagai “Aliansi Strategis Timur Tengah” akan diputuskan tahun depan. Namun, negara-negara yang menyepakati Deklarasi Riyadh telah setuju untuk menyediakan 34.000 pasukan cadangan untuk mendukung operasi melawan ISIS dan kelompok teroris lain di Suriah dan Irak.
Deklarasi juga mendukung penolakan kaitan antara terorisme dan agama, budaya atau ras. Para pemimpin tersebut secara khusus juga mengecam Iran yang mereka anggap merancang kekacauan di kawasan.
”Para pemimpin mengonfirmasi penolakan mutlak mereka terhadap praktik rezim Iran yang merancang kekacauan keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia pada umumnya dan terus mendukung terorisme dan ekstremisme,” imbuh Deklarasi Riyadh.
Kesepakatan yang dikenal sebagai Deklarasi Riyadh itu tercapai dalam forum Arab Islamic American Summit di Riyadh, Arab Saudi, hari Minggu.
Dalam deklarasi itu, Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin dari 55 negara mayoritas Muslim dan Timur Tengah bersumpah untuk memerangi terorisme dalam segala bentuk.
“Menangani akar intelektualnya, mengeringkan sumber pendanaannya dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah dan memberantas kejahatan teroris dalam kerja sama yang erat di antara negara-negara tersebut,” bunyi Deklarasi Riyadh, yang diterbitkan Saudi Press Agency (SPA), Senin (22/5/2017).
”Para pemimpin menyambut baik pendirian pusat global untuk melawan pemikiran ekstremis dengan mengambil basis di Riyadh, dan memuji tujuan pusat strategis untuk memerangi ekstremisme intelektual, media dan digital serta mempromosikan koeksistensi dan toleransi di antara masyarakat,” lanjut dekalarasi itu.
Keanggotaan dari kelompok baru yang disebut sebagai “Aliansi Strategis Timur Tengah” akan diputuskan tahun depan. Namun, negara-negara yang menyepakati Deklarasi Riyadh telah setuju untuk menyediakan 34.000 pasukan cadangan untuk mendukung operasi melawan ISIS dan kelompok teroris lain di Suriah dan Irak.
Deklarasi juga mendukung penolakan kaitan antara terorisme dan agama, budaya atau ras. Para pemimpin tersebut secara khusus juga mengecam Iran yang mereka anggap merancang kekacauan di kawasan.
”Para pemimpin mengonfirmasi penolakan mutlak mereka terhadap praktik rezim Iran yang merancang kekacauan keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia pada umumnya dan terus mendukung terorisme dan ekstremisme,” imbuh Deklarasi Riyadh.
Credit sindonews.com