PYONGYANG
- Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut) mengumumkan
bahwa tes tembak rudal balistik jarak menengah, Pukguksong-2, sukses.
Pyongyang klaim kekuatan militernya kini mampu menjangkau operasional
daratan dan Pasifik Amerika Serikat (AS).
Rudal balistik yang ditembakkan pada hari Minggu terdeteksi mendarat di lepas pantai timur Jepang dan tidak menimbulkan kerusakan. Rudal berkemampuan nuklir itu diluncurkan hanya satu minggu setelah sebelumnya Korut juga meluncurkan rudal balistik jarak menengah.
Diktator muda Korut Kim Jong-un menyaksikan langsung tes rudal balistik terbaru itu. Pengumuman dari Pyongyang ini dipublikasikan kantor berita KCNA yang dikelola negara Korut yang dilansir Reuters, Senin (22/5/2017).
AS dan Jepang juga telah mengonfirmasi bahwa Korut telah menembakkan sebuah rudal balistik seminggu setelah meluncurkan rudal Hwasong-12.
”Teater operasional daratan dan Pasifik AS berada dalam jangkauan serangan DPRK dan DPRK memiliki segala cara yang ampuh untuk memusnahkan serangan balasan,” bunyi pengumuman pemerintah Korut di KCNA.
Menurut militer Korea Selatan, rudal balistik terbaru Pyongyang yang ditembakkan kemarin mencapai ketinggian sekitar 560km (348 mil). Rudal itu kemudian melesat sekitar 500km dan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Masih menurut militer Korea Selatan, rudal terbaru Korut berbahan bakar padat, berbeda dengan rudal sebelumnya yang berbahan bakar cair. Rudal dengan bahan bakar padat dinilai memiliki kemampuan jangka panjang yang lebih besar dan stabil.
Rudal balistik yang ditembakkan pada hari Minggu terdeteksi mendarat di lepas pantai timur Jepang dan tidak menimbulkan kerusakan. Rudal berkemampuan nuklir itu diluncurkan hanya satu minggu setelah sebelumnya Korut juga meluncurkan rudal balistik jarak menengah.
Diktator muda Korut Kim Jong-un menyaksikan langsung tes rudal balistik terbaru itu. Pengumuman dari Pyongyang ini dipublikasikan kantor berita KCNA yang dikelola negara Korut yang dilansir Reuters, Senin (22/5/2017).
AS dan Jepang juga telah mengonfirmasi bahwa Korut telah menembakkan sebuah rudal balistik seminggu setelah meluncurkan rudal Hwasong-12.
”Teater operasional daratan dan Pasifik AS berada dalam jangkauan serangan DPRK dan DPRK memiliki segala cara yang ampuh untuk memusnahkan serangan balasan,” bunyi pengumuman pemerintah Korut di KCNA.
Menurut militer Korea Selatan, rudal balistik terbaru Pyongyang yang ditembakkan kemarin mencapai ketinggian sekitar 560km (348 mil). Rudal itu kemudian melesat sekitar 500km dan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Masih menurut militer Korea Selatan, rudal terbaru Korut berbahan bakar padat, berbeda dengan rudal sebelumnya yang berbahan bakar cair. Rudal dengan bahan bakar padat dinilai memiliki kemampuan jangka panjang yang lebih besar dan stabil.
Credit sindonews.com
Rudal Korut Melesat Sejauh 500 Km
SEOUL - Militer
Korea Selatan (Korsel) menuturkan, berdasarkan informasi yang mereka
dapatkan, rudal yang ditembakkan Korea Utara (Korut) melesat sejauh 500
Km. Jarak ini lebih pendek dari uji coba sebelumnya yang mencapai jarak
700 Km.
"Sebuah rudal yang diluncurkan oleh Korut melesat sekitar 500 kilometer, dan diyakini telah mendarat di perairan lepas pantai timur mereka," kata militer Korsel dalam sebuah pernyataan.
"Saat ini, kami dan Amerika Serikat (AS) sedang melalukan penyelidikan secara menyeluruh dan dekat mengenai peluncuran rudal terbaru Korut tersebut," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (21/5).
Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Korsel menuturkan, Korut menembakkan sebuah proyektil yang tidak teridentifikasi dari sebuah lokasi dari sekitar Pukchang di Provinsi Pyeongan Selatan.
Peluncuran ini adalah peluncuran kedua yang dilakukan Korut dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Sebelumnya, pada 14 Mei lalu, Korut menembakkan sebuah rudal balistik yang mendarat di laut dekat Rusia dalam sebuah peluncuran yang Washington sebut sebagai sebuah pesan ke Korsel.
"Sebuah rudal yang diluncurkan oleh Korut melesat sekitar 500 kilometer, dan diyakini telah mendarat di perairan lepas pantai timur mereka," kata militer Korsel dalam sebuah pernyataan.
"Saat ini, kami dan Amerika Serikat (AS) sedang melalukan penyelidikan secara menyeluruh dan dekat mengenai peluncuran rudal terbaru Korut tersebut," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (21/5).
Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Korsel menuturkan, Korut menembakkan sebuah proyektil yang tidak teridentifikasi dari sebuah lokasi dari sekitar Pukchang di Provinsi Pyeongan Selatan.
Peluncuran ini adalah peluncuran kedua yang dilakukan Korut dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Sebelumnya, pada 14 Mei lalu, Korut menembakkan sebuah rudal balistik yang mendarat di laut dekat Rusia dalam sebuah peluncuran yang Washington sebut sebagai sebuah pesan ke Korsel.
Credit sindonews.com
Jepang Kecam Keras Peluncuran Rudal Korut
TOKYO - Pemerintah
Jepang melemparkan kecaman keras atas peluncuran rudal balistik terbaru
yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut). Jepang menilai peluncuran
rudal ini adalah tindakan sembrono.
"Tokyo mengecam peluncuran tersebut, yang merupakan langkah yang tidak dapat ditolerir, dan jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Jepang tidak akan mentolerir provokasi berulang yang dilakukan Korut," kata Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, ia ingin membwa masalah peluncuran rudal Korut pada pertemuan puncak G7 di Italia akhir bulan ini. "Saya ingin melakukan diskusi menyeluruh mengenai hal ini di KTT G7," kata Abe.
Abe, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (21/5), menambahkan, sangat penting untuk bekerja sama dengan Rusia dan China mengenai masalah menangani uji coba rudal Korut.
Militer Korea Selatan (Korsel) menuturkan, berdasarkan informasi yang mereka dapatkan, rudal yang ditembakan Korut melesat sejauh 500 Km. Jarak ini lebih pendek dari uji coba sebelumnya yang mencapai jarak 700 Km.
Peluncuran ini adalah peluncuran kedua yang dilakukan Korut dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Sebelumnya, pada 14 Mei lalu, Korut menembakkan sebuah rudal balistik yang mendarat di laut dekat Rusia dalam sebuah peluncuran yang Washington sebut sebagai sebuah pesan ke Korsel.
"Tokyo mengecam peluncuran tersebut, yang merupakan langkah yang tidak dapat ditolerir, dan jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Jepang tidak akan mentolerir provokasi berulang yang dilakukan Korut," kata Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, ia ingin membwa masalah peluncuran rudal Korut pada pertemuan puncak G7 di Italia akhir bulan ini. "Saya ingin melakukan diskusi menyeluruh mengenai hal ini di KTT G7," kata Abe.
Abe, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (21/5), menambahkan, sangat penting untuk bekerja sama dengan Rusia dan China mengenai masalah menangani uji coba rudal Korut.
Militer Korea Selatan (Korsel) menuturkan, berdasarkan informasi yang mereka dapatkan, rudal yang ditembakan Korut melesat sejauh 500 Km. Jarak ini lebih pendek dari uji coba sebelumnya yang mencapai jarak 700 Km.
Peluncuran ini adalah peluncuran kedua yang dilakukan Korut dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Sebelumnya, pada 14 Mei lalu, Korut menembakkan sebuah rudal balistik yang mendarat di laut dekat Rusia dalam sebuah peluncuran yang Washington sebut sebagai sebuah pesan ke Korsel.
Credit sindonews.com
AS: Rudal Terbaru yang Diluncurkan Korut Lebih Lemah dari Sebelumnya
WASHINGTON - Amerika
Serikat (AS) mengaku menyadari betul Korea Utara (Korut) kembali
melakukan uji coba rudal. AS menuturkan mereka terus memantau kegiatan
negara komunis tersebut.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, berdasarkan informasi yang mereka miliki, didapatkan kesimpulan, rudal terbaru yang diluncurkan Korut lebih lemah daripada rudal-rudal sebelumnya. Pejabat itu menyebut, jangkauan rudal terbaru tidak sejauh rudal-rudal sebelumnya.
"Kami mengetahui bahwa Korea Utara meluncurkan rudal jarak menengah. Sistem ini, yang terakhir diuji pada bulan Februari, memiliki jarak yang lebih pendek daripada rudal yang diluncurkan dalam tiga tes terakhir Korut," kata pejabat itu, seperti dilansir Reuters pada Minggu (21/5).
Pernyataan Gedung Putih ini senada dengan apa yang disampaikan militer Korea Selatan (Korsel). Militer Korsel menuturkan, berdasarkan informasi yang mereka dapatkan, rudal yang ditembakkan Korut melesak sejauh 500 km. Jarak ini lebih pendek dari uji coba sebelumnya yang mencapai jarak 700 Km.
"Sebuah rudal yang diluncurkan oleh Korut melesat sekitar 500 kilometer, dan diyakini telah mendarat di perairan lepas di pantai timur mereka. Saat ini kami dan Amerika Serikat (AS) sedang melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan dekat mengenai peluncuran rudal terbaru Korut tersebut," kata militer Korsel.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, berdasarkan informasi yang mereka miliki, didapatkan kesimpulan, rudal terbaru yang diluncurkan Korut lebih lemah daripada rudal-rudal sebelumnya. Pejabat itu menyebut, jangkauan rudal terbaru tidak sejauh rudal-rudal sebelumnya.
"Kami mengetahui bahwa Korea Utara meluncurkan rudal jarak menengah. Sistem ini, yang terakhir diuji pada bulan Februari, memiliki jarak yang lebih pendek daripada rudal yang diluncurkan dalam tiga tes terakhir Korut," kata pejabat itu, seperti dilansir Reuters pada Minggu (21/5).
Pernyataan Gedung Putih ini senada dengan apa yang disampaikan militer Korea Selatan (Korsel). Militer Korsel menuturkan, berdasarkan informasi yang mereka dapatkan, rudal yang ditembakkan Korut melesak sejauh 500 km. Jarak ini lebih pendek dari uji coba sebelumnya yang mencapai jarak 700 Km.
"Sebuah rudal yang diluncurkan oleh Korut melesat sekitar 500 kilometer, dan diyakini telah mendarat di perairan lepas di pantai timur mereka. Saat ini kami dan Amerika Serikat (AS) sedang melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan dekat mengenai peluncuran rudal terbaru Korut tersebut," kata militer Korsel.
Credit sindonews.com