GAZA
- Perdana Menteri kelompok gerakan Hamas, Ismail Haniyeh, ditunjuk
menjadi pemimpin baru kelompok itu. Haniyeh terpilih dalam pemilihan
internal yang baru-baru ini dilakukan, kata juru bicara gerakan itu di
Gaza.
Juru bicara Hamas, Abdulatif al-Qanou, dalam sebuah pernyataan pers mengatakan Haniyeh menggantikan Khaled Meshaal yang telah memimpin Hamas selama 8 tahun seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (7/5/2017).
Pengumuman yang sama juga dikeluarkan oleh Meshaal. Bedanya, Meshaal mengumumkan terpilihnya Haniyeh dari Doha, Qatar. Pengumuman itu dibuat bersama-sama antara Qatar dan Gaza melalui sistem konferensi video.
Juru bicara Hamas mengatakan bahwa pengumuman tersebut dibuat bersama-sama setelah Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya di Gaza tidak dapat melakukan perjalanan ke Qatar karena adanya blokade yang diberlakukan di Jalur Gaza. Selain itu wilayah Rafah yang digunakan untuk menyebrang ke Mesir juga ditutup.
"Penunjukan Haniyeh dan penyelenggaraan pemilihan internal yang terorganisir dengan baik tepat waktu dibuat terlepas dari situasi yang dilalui Hamas," kata al-Qanoua. "Ini mencerminkan betapa kuatnya gerakan Hamas," imbuhnya.
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa gerakan Hamas memompa darah baru ke dalam kepemimpinannya, merujuk pada pemilihan Yehya al-Sinwar, sebagai pemimpin gerakan di Jalur Gaza, dan memilih Dewan Shoura yang baru.
Juru bicara Hamas, Abdulatif al-Qanou, dalam sebuah pernyataan pers mengatakan Haniyeh menggantikan Khaled Meshaal yang telah memimpin Hamas selama 8 tahun seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (7/5/2017).
Pengumuman yang sama juga dikeluarkan oleh Meshaal. Bedanya, Meshaal mengumumkan terpilihnya Haniyeh dari Doha, Qatar. Pengumuman itu dibuat bersama-sama antara Qatar dan Gaza melalui sistem konferensi video.
Juru bicara Hamas mengatakan bahwa pengumuman tersebut dibuat bersama-sama setelah Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya di Gaza tidak dapat melakukan perjalanan ke Qatar karena adanya blokade yang diberlakukan di Jalur Gaza. Selain itu wilayah Rafah yang digunakan untuk menyebrang ke Mesir juga ditutup.
"Penunjukan Haniyeh dan penyelenggaraan pemilihan internal yang terorganisir dengan baik tepat waktu dibuat terlepas dari situasi yang dilalui Hamas," kata al-Qanoua. "Ini mencerminkan betapa kuatnya gerakan Hamas," imbuhnya.
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa gerakan Hamas memompa darah baru ke dalam kepemimpinannya, merujuk pada pemilihan Yehya al-Sinwar, sebagai pemimpin gerakan di Jalur Gaza, dan memilih Dewan Shoura yang baru.
Credit sindonews.com