Kamis, 02 Maret 2017

Portugal Bebaskan Mantan Agen CIA yang Culik Imam Mesir


 
Portugal Bebaskan Mantan Agen CIA yang Culik Imam Mesir  
Sabrina De Sousa yang berkebangsaan AS-Portugal mengaku hanya menjadi penerjemah bagi tim yang menyusun rencana penculikan Omar. (Reuters/Pedro Nunes)
 
Jakarta, CB -- Portugal membebaskan Sabrina de Sousa, mantan agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) yang terbukti bersalah dalam kasus penculikan seorang imam Mesir, Abu Omar, di Italia pada 2003 silam.

"Dia sudah berada di rumahnya," ujar pengacara De Sousa, Manuel de Magalhaes e Silva, kepada AFP, Rabu (1/3).

De Sousa ditahan oleh otoritas Portugal pekan lalu dan seharusnya diekstradisi ke Italia. Namun pada Selasa lalu, Presiden Italia, Sergio Mattarella, "memberikan pengampunan satu tahun penjara."

Mattarella memberikan izin bentuk hukuman lunak bagi De Sousa. Hukuman itu tidak perlu dalam bentuk kurungan penjara.

Sehari kemudian, pengacara De Sousa mengatakan bahwa kliennya "dibebaskan" dan sudah diantar ke bandara Lisbon Portela untuk diekstradisi.

"Hukumannya dapat digantikan dengan pelayanan umum dalam masyarakat dan Sabrina de Sousa dapat memilih untuk melakukannya di Portugal atau Italia," katanya.

Dengan hukuman pelayanan publik ini, setidaknya perjalanan panjang kasus De Soussa kini dianggap sudah rampung.

Kasus ini bermula ketika De Soussa menculik Omar dari jalanan di Milan pada 17 Februari 2003 silam dalam satu operasi gabungan antara CIA dan intelijen Italia.

Omar kemudian ditransfer ke Mesir, di mana ia disiksa dalam operasi penyelidikan kontroversial terhadap terduga penyebar paham radikal, yang dilakukan oleh AS dan intelijen sekutunya di luar negeri.

De Sousa yang berkebangsaan AS-Portugal mengaku hanya menjadi penerjemah bagi tim yang menyusun rencana penculikan Omar. Ia menegaskan tak terlibat langsung dalam operasi itu.

Namun kini, AS sudah menghentikan operasi kontroversial itu sehingga Italia memutuskan untuk membebaskan De Sousa.




Credit  CNN Indonesia