BEIJING
- ISIS merilis sebuah video dari etnis Muslim China Uighur mengancam
untuk kembali ke rumah dan menumpahkan darah seperti sungai. Ancaman itu
dikeluarkan salah satu anggota ISIS sebelum mengeksekusi seseorang yang
diduga informan.
"Oh, Anda China yang tidak mengerti apa yang
dikatakan orang! Kami adalah prajurit dari kekhalifahan, dan kami akan
datang kepada Anda untuk menjelaskan kepada Anda dengan lidah senjata
kami, untuk menumpahkan darah seperti sudang dan membalas yang
tertindas," bunyi ancaman yang diterjemahkan oleh kelompok intelijen
SITE.
Dalam video berdurasi 30 menit itu, ISIS juga memasukkan
gambar kondisi etnis minoritas Uighur di provinsi Xinjiang termasuk
polisi China di jalanan seperti dikutip dari Independent, Jumat (3/3/2017).
Ancaman
itu pun di jawab pemerintah China. Lewat Kementerian Luar Negerinya,
China mengatakan ingin bekerja sama dengan masyarakat internasional
untuk memerangi militan Uighur. China khawatir etnis Uighur telah pergi
ke Suriah dan Irak untuk berjuang dengan kelompok militan di sana.
Mereka pergi secara ilegal melalui Asia Tenggara dan Turki.
ISIS
sebelumnya merilis lagu propaganda dalam bahasa Mandarin dengan harapan
dapat merekrut Muslim China. Kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas
pembunuhan seorang sandera China pada tahun 2015, menggarisbawahi
kekhawatiran China tentang Uighur dengan mengatakan mereka turut
berperang di Timur Tengah.
Ratusan orang telah tewas di Xinjiang
dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar dalam kerusuhan antara
suku Uighur dan mayoritas etnis Han China. Pemerintah China menyalahkan
kerusuhan ini kepada militan Islam.
Pemerintah China mengatakan
militan asing telah menimbulkan ketegangan di Xinjiang. Beijing
mengatakan menghadapi kampanye oleh kelompok separatis yang ingin
mendirikan sebuah negara merdeka yang disebut Turkestan Timur.
Namun,
banyak kelompok hak asasi dan warga China di pengasingan yang meragukan
keberadaan kelompom militan yang koheren di Xinjiang. Mereka mengatakan
etnis Uighur marah terhadap kebijakan represif China yang memantik
kerusuhan tersebut.
Cina menyangkal setiap penindasan di Xinjiang.
Credit sindonews.com