Senin, 06 Maret 2017

Baku-tembak berkecamuk di Kashmir-India

Baku-tembak berkecamuk di Kashmir-India
Seorang pendemo Muslim Kashmir melemparkan batu ke arah polisi India (tidak terlihat) saat demonstrasi di Srinagar, Kamis (21/1/2016). (REUTERS/Danish Ismail)
Srinagar, Kashmir-India (CB) - Baku-tembak sengit antara gerilyawan dan tentara India berkecamuk pada Sabtu (4/3) di daerah bergolak Kashmir yang dikuasai India, kata polisi.

Baku-tembak meletus di Desa Tral di Kabupaten Pulwama, sekitar 42 kilometer di sebelah selatan Kota Srinagar, Ibu Kota Musim Panas Kashmir-India.

"Malam ini, baku-tembak meletus di Desa Hafoo-Nazneenpora di Tral," kata seorang pejabat polisi kepada Xinhua.

"Baku-tembak meletus setelah satuan polisi dan tentara India mengelilingi satu rumah setelah menerima informasi intelijen yang menyatakan kehadiran gerilyawan di daerah itu," katanya.

Tak lama setelah berita mengenai baku-tembak meletus, warga setempat turun ke jalan dan bentrok dengan polisi serta personel paramiliter, tampaknya dalam upaya untuk menembus pengepungan dan membantu gerilyawan menyelamatkan diri.

Beberapa laporan mengatakan selama bentrokan itu, seorang pemuda merampas senapan dari seorang personel paramiliter.

"Pemuda yang bersenjatakan tongkat menyerang seorang anggota CRPF di terminal bus di Tral dan merampas senapannya, kata kantor berita lokal yang mengutip keterangan pejabat polisi.

Bentrokan terjadi di dekat terminal tersebut "setelah pemrotes melempar batu ke arah pasukan guna mencegah mereka mencapai lokasi baku-tembak", demikian laporan Xinhua. Warga lokal mengatakan mereka mendengar suara baku-tembak dan ledakan di desa itu.

"Setelah mendengar suara ledakan bom dan tembakan, kami berlari menyelamatkan diri dan berdiam di dalam rumah kami," kata Showkat Ahmad, seorang warga lokal. "Baku-tembakan di luar kadangkala masih berlangsung."

Pada Jumat malam, baku-tembak serupa terjadi di Shopian. Namun, gerilyawan menerobos pengepungan dan melarikan diri tanpa cedera dari daerah tersebut. Pada pagi hari, bentrokan terjadi antara warga setempat dan pasukan pemerintah. Polisi menembakkan gas air mata dan mengeluarkan tembakan peringatan untuk memburu warga yang marah.

Perang gerilya berkecamuk antara gerilyawan dan tentara India yang ditempatkan di Kashmir yang dikuasai India sejak 1989. baku-tembak antara kedua pihak kadangkala terjadi di wilayah itu.


Credit  antaranews.com



Konflik 15 Jam di Kashmir Tewaskan Dua Militan


Konflik 15 Jam di Kashmir Tewaskan Dua Militan  
Konflik di Kashmir kembali memanas akhir pekan ini. (REUTERS/Danish Ismail)
 
Jakarta, CB -- Seorang petugas polisi dan dua tersangka militan terbunuh dalam perang senjata selama semalaman, tepatnya 15 jam, di Kashmir India. Mengutip AFP, keterangan resmi itu disampaikan petugas berwenang pada Minggu (5/3).

Baku tembak itu meletus pada Sabtu (4/3) malam. Saat itu, pasukan India dan polisi anti-rusuh sedang beraksi hendak menggeledah rumah yang dipercaya dihuni oleh militan. Rumah itu sendiri terletak di desa Nazneenpora.

Pasukan India kemudian menyalakan peledak dalam penyergapan itu, yang langsung berlanjut pada baku senjata dari kedua belah pihak: militan dan pasukan pemerintah.

“Dua militan terbunuh dalam kejadian itu. Kami juga kehilangan salah satu anggota SOG kami,” kata Jenderal Polisi SP Vaid kepada AFP. Anggota yang ia maksud adalah kelompok Special Operations Group (SOG).

Pertarungan itu juga menyebabkan beberapa terluka secara kritis, menurut salah satu petugas militer yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Pada akhirnya, perang itu bukan hanya melibatkan militan dan petugas militer. Ratusan warga tak berdosa pun ikut menjadi bagian. Mereka mengabaikan anjuran untuk tetap di dalam rumah, dan turun ke jalan, melempari petugas dengan batu.

Mereka justru membantu anggota militan yang rumahnya telah dikepung.
 
Pertarungan berlanjut pada Minggu (5/3) lantaran mereka yang protes terus mengumandangkan slogan pro-kebebasan di dekat area pertempuran malam tadi.

Polisi dan pasukan militer India sering protes atas berpihaknya masyarakat setempat terhadap militan. Mereka sering membantu militan setiap berperang melawan tentara.

Selama berdekade-dekade, kelompok pemberontak selalu melawan pasukan militer India, menuntut independensi. Atau, untuk daerah yang mayoritas beragama Islam, mereka menuntut bergabung dengan Pakistan.
 
Diketahui, Kashmir telah memisahkan India dan Pakistan sejak akhir kependudukan Inggris pada 1947. Namun dengan demikian, daerah itu menjadi rebutan antara dua negara.

Perang perebutan Kashmir sejauh ini telah menewaskan ribuan warga sipil.



Credit  CNN Indonesia