Senin, 06 Februari 2017

Dirut dan Wadirut Pertamina Resmi Dicopot


 
Dirut dan Wadirut Pertamina Resmi Dicopot  
Foto: Ardan Adhi Chandra-detikFinance


Jakarta - Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) resmi dicopot. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang berlangsung pagi ini.

"Bahwa pada pagi hari ini tadi sudah ada penyerahan surat keputusan (SK) pemberhentian Direktur dan Wakil Dirut PT Pertamina Persero. Baik Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang. Dan, mulai hari ini beliau diberhentikan sesuai SK Menteri BUMN," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN, Gatot Trihargo di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/3/2017).

RUPS tersebut digelar tertutup dimulai sekitar pukul 10.00-10.30 WIB di lantai 7 Gedung Utama Kantor Kementerin BUMN.

Dalam RUPS tersebut, turut hadir, Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng usai RUPS, perwakilan Kementerian Keuangan, Kepala BKF Suahasil Nazra, Perwakilan Kementerian ESDM, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.



Credit  finance.detik.com


Rini Soemarno Beberkan Kronologi Pencopotan Bos Pertamina


Rini Soemarno Beberkan Kronologi Pencopotan Bos Pertamina  
Foto: Michael Agustinus


Jakarta - Kursi Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama (Wadirut) Pertamina sudah ditinggalkan oleh Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang. Saat ini posisi Direktur Utama Pertamina diduduki oleh Yenni Andayani sebagai Pelaksana Tugas Sementara (Plt) Direktur Utama.

Posisi Wadirut Pertamina baru diisi pada beberapa bulan lalu atas usulan Dewan Komisaris Pertamina yang kemudian disetujui oleh pemegang saham yaitu Rini Soemarno.

Menteri BUMN Rini Soemarno ikut angkat bicara mengenai langkahnya menyetujui adanya kursi Wadirut di Pertamina. Menurutnya, dengan adanya wadirut diharapkan bisa membantu jajaran direksi dalam menjalankan tanggung jawab Pertamina yang ke depan akan semakin besar.

"Dan akhir Agustus itu Dewan Komisaris memberikan usulan kepada kami bahwa perlu adanya wadirut, mengingat tanggung jawab Pertamina sangat besar di tahun mendatang. Terutama kita juga mendorong pertamina implementasikan satu harga, dan ada proyek besar yang belum pernah.

Rini menambahkan, proyek-proyek besar yang dimaksud antara lain revitalisasi kilang hingga penambahan kapasitas kilang yang ada di beberapa daerah. Pertamina juga diminta untuk meningkatkan kapasitas produksinya di tahun mendatang.

"Selain itu kita juga terus mendorong meningkatkan kemampuan mendapatkan sumur di luar Indonesia, mengingat sumur di Indonesia kapasitasnya makin berkurang. Padahal kita punya commit agar Indonesia mempunyai kemandirian energi, sehingga kita harus cari potensi sumber minyak di tempat lain," ujar Rini.

Usulan penambahan direksi di tubuh Pertamina juga sudah melakukan kajian dari konsultan independen. Hingga pada akhirnya Rini selaku Menteri BUMN dan pemegang saham menyetujui adanya penambahan kursi wadirut.

"Dan kami sebagai pemegang saham melakukan itu dan memutuskan menerima usulan Dewan Komisaris dan memutuskan adanya wadirut dan tambahan direksi," tutur Rini.

Namun, lanjut Rini, di tengah perjalanannya ada permasalahan kepemimpinan di tubuh Pertamina. Di mana jika ini diteruskan akan membahayakan bagi Pertamina itu sendiri.

"Tapi dalam perjalanannya, kita lihat baru beberapa bulan ternyata ada permasalahan kepemimpinan," ujar Rini.

Atas dasar itu, Rini melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin sore atas pemberhentian Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang dari Dirut dan Wadirut Pertamina. Surat Keputusan (SK) pergantian direksi Pertamina tersebut pun ditandatangani Rini semalam.

"Makanya tadi malam saya menandatangani yang hari ini dilakukan oleh Pak Gatot dan tadi malam saya tandatangani," tutup Rini.



Credit  finance.detik.com


Kenapa Dirut dan Wadirut Pertamina Dicopot Sekaligus?


Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) pagi ini memutuskan pencopotan Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama (Wadirut) Pertamina. Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengungkapkan, masalah kepemimpinan menjadi faktor pemicu pencopotan keduanya.

"Salah satu hal yang dicermati Ibu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno) dan jajaran komisaris, masalah leadership di Pertamina. Sebagaimana diketahui, bahwa Pertamina ke depan tanggung jawab luar biasa. Kita menekankan Pertamina dengan tugas strategis, manajemen harus solid. Dan untuk mencapai tugas tersebut, kami lihat internal ditingkatkan, sehingga perlu ada penyegaran," kata Gatot usai RUPS di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng menjelaskan, pencopotan dua pucuk pimpinan di perusahaan migas pelat merah itu dilatarbelakangi performa dalam memimpin perusahaan.

Direktur Utama Pertamina, kata Tanri, bukan hanya harus bisa memimpin perusahaan tetapi juga mengkoordinasikan setiap jajaran di bawahnya untuk bersama-sama mencapai tujuan perusahaan.

Kedua sosok yang dicopot dianggap kurang mampu mencapai harapan tersebut. Sehingga diperlukan sosok baru yang bisa membawa jajaran petinggi Pertamina lebih solid.



"Saya jelaskan, terkadang dalam satu struktur itu tidak berjalan sesuai dengan intensi struktur itu, dan terkadang, karena kecocokan daripada manusianya. Akan lebih baik kalau yang dicari talent-talent (sosok) baru yang mungkin bisa kerja sama dan solid teamwork di Pertamina," kata dia.

Masalah kepemimpinan Dwi dan Ahmad Bambang, kata Tanri, dinilai dari pencapaian perusahaan selama ini yang dianggap belum bisa memenuhi target yang diberikan.

"Kita amati di dewan Komisaris, hal-hal yang seharusnya sudah terjadi, misalnya pengangkatan penempatan tenaga-tenaga senior, tenaga strategis. Mungkin ada tarik menarik, sehingga itu tidak berjalan sesuai dengan waktu yang diharapkan," tandasnya.



Credit  finance.detik.com