Foto: Maikel Jefriando
New Delhi - Pemerintah India mengeluarkan kebijakan baru, dengan menarik uang pecahan 500 dan 1.000 rupee dengan tujuan untuk pemberantasan korupsi, uang palsu serta penimbunan uang secara ilegal.
Dalam 4 hari terakhir, sejak kebijakan baru tersebut berlaku, pemerintah sudah menarik 3 triliun rupee atau sekitar Rp 590 triliun. Namun yang sudah dikembalikan ke masyarakat dengan pecahan lebih kecil baru 500 miliar rupee (Rp 98,3 triliun).
Masyarakat belum bisa menukar uang dalam jumlah banyak karena bank-bank sudah mulai kehabisan uang tunai. Apalagi, selama 5 hari terakhir ini, termasuk di akhir pekan, bank terus melayani warga yang berbondong-bondong ingin menukar uang.
Pemerintah juga sudah meminta masyarakat untuk memaklumi situasi yang tidak biasa ini. Sebab, imbas positifnya baru akan terasa ke ekonomi India dalam jangka panjang.
Jumlah penukaran uang pun dibatasi. Namun pemerintah menaikkan batasan penukaran uang dari 4.000 menjadi 4.500 rupee.
Sedangkan batas jumlah penarikan di ATM juga ditambah, dari 2.000 menjadi 2.500. Beberapa institusi masih bisa menggunakan uang pecahan lama sampai 24 November, seperti rumah sakit milik pemerintah, sarana transportasi dan layanan umum lainnya.
Pecahan Baru Terlalu Mungil untuk Mesin ATM
Untuk mengganti rupee pecahan 500 dan 1.000 yang ditarik, pemerintah India akan menerbitkan pecahan 500 dan 2.000 baru. Sayangnya, ukuran uang ini terlalu kecil untuk mesin ATM.
Artinya, seluruh mesin ATM yang ada di India harus di-recalibrated alias diatur ulang. Pemerintah mengaku butuh waktu sekitar 2 pekan untuk mengatur ulang ATM ini.
Sementara ini warga India hanya bisa menarik pecahan terbesar 100 rupee (Rp 19.600) saja sampai ATM bisa menerima rupee pecahan baru.
Namun masalah tidak habis sampai di situ. Transaksi sehari-hari di India hanya melibatkan beberapa ratus rupee saja. Sehingga, akan banyak orang kesulitan menukar atau memecah uang 2.000 rupee.
"Tidak akan ada yang mau, toko-toko juga tidak mau terima pecahan yang sangat besar seperti 2.000 rupee. Kita biasa tidak pernah menghabiskan lebih dari 500 rupee, ini bisa jadi masalah," kata Manoranjan Thatoi, warga India yang bekerja sebagai buruh konstruksi kepada CNN, Selasa (15/11/2016).
Sebanyak 98% transaksi di India dilakukan dengan uang tunai. Wajar saja ketika ada pecahan yang ditarik dari peredaran membuat warganya kelimpungan.
Apalagi negara dengan 1,3 miliar penduduk ini hanya punya 200.000 ATM menurut survei PricewaterhouseCoopers. Setengah dari jumlah ATM itu bahkan tidak berfungsi alias rusak.
Credit detikFinance
500 dan 1.000 Rupee Ditarik, Bank di India Kehabisan Uang Hingga ATM Dibobol
Foto: Maikel Jefriando
New Delhi - Situasi di India makin panas pasca pemerintah menarik rupee pecahan 500 dan 1.000 dari peredaran. Banyak bank kehabisan uang hingga ATM yang dirusak oleh warga.
Padahal kebijakan ini baru diterapkan lima hari lalu. Tujuan Perdana Menteri, Narendra Modi, menarik pecahan besar ini adalah memberantas korupsi yang sudah akut di India.
Tak lama setelah kebijakan tersebut berlaku, warga India pun berbondong-bondong menukarkan uangnya ke bank setempat. Bank-bank ini juga tetap buka di akhir pekan untuk melayani nasabah.
Akibatnya, pada Senin kemarin banyak bank yang kehabisan uang tunai. Warga pun marah dan tidak sedikit yang melakukan perusakan, terutama terhadap gedung bank hingga mesin ATM.
"Akan ada banyak masalah lagi kalau situasi tidak bisa normal seperti semula," kata Sanjay Padole, yang sudah mengantre untuk tukar uang di salah satu bank lokal ketika diwawancarai CNN, Selasa (15/11/2016).
Sebanyak 98% transaksi di India dilakukan dengan uang tunai. Wajar saja ketika ada pecahan yang ditarik dari peredaran membuat warganya kelimpungan.
Apalagi negara dengan 1,3 miliar penduduk ini hanya punya 200.000 ATM menurut survei PricewaterhouseCoopers. Setengah dari jumlah ATM itu bahkan tidak berfungsi alias rusak.
"Jika 10 orang saja mengantre di ATM, setelah itu uangnya langsung habis. Kebijakan pemerintah ini bagus, tapi tidak diikuti oleh pelaksanaan yang baik," kata Sunil Chadha (54), warga India yang sedang mengantre di ATM.
Lihat penampakan warga India mengantre untuk tukar uang di berita ini.
Credit detikFinance