Kalashnikov Concern akan membuat perusahaan joint venture untuk memproduksi kendaraan udara tanpa awak (unmanned aerial vehicles/UAVs), demikian disampaikan CEO Kalashnikov Concern Alexei Krivoruchko, Minggu (22/2), dalam Pameran Pertahanan Internasional IDEX 2015 di Abu Dhabi.
Produsen senjata Rusia tersebut telah memutuskan untuk membeli saham perusahaan ZALA Aero sebesar 51 persen. ZALA Aero merupakan perusahaan Rusia yang memiliki spesialisasi membuat pesawat tanpa awak.
“Kami telah memutuskan membeli saham perusahaan produsen UAV dan menciptakan joint venture untuk mengembangkan kendaraan udara pengintai tanpa awak, kerja sama antara Kalashnikov Concern dengan ZALA Aero. Kami akan mengembangkan dan memproduksi kendaraan udara tanpa awak, stasiun kontrol bergerak, serta stasiun kontrol darat,” terang Krivoruchko.
ZALA Aero berdiri sejak 2005. Perusahaan ini mengembangkan pesawat
tanpa awak dan helikopter tanpa awak dalam beragam ukuran dan untuk
berbagai kegunaan.
Krivoruchko menambahkan, produk utama perusahaan joint venture tersebut akan berupa pesawat pengintai tanpa awak, helikopter, dan aerostat, katanya.Pesawat tanpa awak tersebut akan digunakan untuk membantu mengawasi perbatasan, misi pengintaian, serta misi penyelamatan dan melakukan misi khusus. Kalashnikov juga berencana mengembangkan drone untuk memantau situasi darurat dan objek berbahaya, termasuk melakukan penelitian geodesi di kondisi iklim yang ekstrem.
Pasar pesawat tanpa awak saat ini menjadi pasar yang sangat potensial di bidang industri pertahanan. Tak heran, Kalashnikov pun tertarik untuk memasuki memproduksi kendaraan jenis tersebut. Akusisisi perusahan ZALA Aero diproyeksikan dapat membantu Kalashnikov untuk menguasai pasar tersebut, dengan kehadiran para ahli yang telah berpengalaman.
“Keputusan untuk membeli saham mayoritas di ZALA Aero dibuat untuk melebarkan lini produksi kami. Ini merupakan bagian dari strategi pengembangan Kalashnikov Concern hingga 2020, serta bagian dari proses pengembangan sektor baru di pasar kami,” kata Krivoruchko.
Klien utama perusahaan ini adalah Kementerian Luar Negeri Rusia,
Federal Security Service (FSB), Kementerian Situasi Darurat, serta klien
swasta dari industri bahan bakar dan energi, seperti perusahaan gas raksasa Rusia Gazprom.
Rencana produsen senjata legendaris ini untuk memenangkan pasar UAV
terdengar mengejutkan, namun pasar global UAV pada faktanya memang
tumbuh dengan sangat pesat.Berdasarkan penelitian pasar kendaraan udara tanpa awak pada 2014-2020 yang disusun oleh MarketsandMarkets, pasar global untuk UAV mencapai 6,7 miliar dolar AS pada 2014 dan akan meningkat hingga melebihi 10 miliar pada 2020.
Saat ini, 69 persen volume pasar UAV dikuasai oleh drone AS, sementara pertumbuhan perlu diantisipasi di Asia Timur dan Asia Tenggara, karena sejumlah perusahaan, terutama di Tiongkok dan India, secara aktif melakukan pengembangan kendaraan tanpa awak untuk bidang militer dan komersial.
Pada masanya, Uni Soviet cukup maju dalam pengembangan drone untuk berbagai kegunaan. Namun sejak 1990-an, Rusia mulai tertinggal di bidang pengembangan UAV.
Perusahaan teknologi negara Rusia Rostec menyebutkan, dengan organisasi kerja yang efektif, Rusia dapat menguasai tiga hingga lima persen pasar UAV dunia dalam sepuluh tahun ke depan.
Credit RBTH Indonesia