Senin, 30 Juli 2018

Ternyata Kota Paris Jadi Pusat Kegiatan Internasional Agen Mossad


Lampu Menara Eiffel di paris Perancis, jelang dimatikan sebagai penghormatan kepada 235 korban tewas atas serangan mematikan yang terjadi di Masjid Rawdah, Mesir, 24 November 2017. Serangan tersebut terjadi usai umat Muslim melakukan salat Jumat bersama. AFP PHOTO / Thomas SAMSON
Lampu Menara Eiffel di paris Perancis, jelang dimatikan sebagai penghormatan kepada 235 korban tewas atas serangan mematikan yang terjadi di Masjid Rawdah, Mesir, 24 November 2017. Serangan tersebut terjadi usai umat Muslim melakukan salat Jumat bersama. AFP PHOTO / Thomas SAMSON

CB, Jakarta - Ibukota Perancis, Paris, rupanya telah menjadi "pusat kegiatan internasional" untuk badan intelijen Israel, Mossad. Laporan ini dirilis dari sebuah artikel yang diterbitkan pekan ini di surat kabar nasional terkemuka Prancis, Le Monde, yang mengutip para pejabat intelijen Prancis senior, seperti dilansir dari Sputniknews, 29 Juli 2018.
Sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya yang dikutip di seluruh artikel itu secara ringkas dan rinci merangkum sejauh mana penetrasi Mossad di Paris yang menyebut "kota ini adalah taman bermain Mossad".
"Kemampuan kami untuk bereaksi terhadap tindakan mereka terbatas. Mereka bergegas untuk memainkan kartu diplomatik dan mengajukan pengaduan ke kantor Perdana Menteri dan presiden Prancis. Prancis tidak dapat mencegah orang Yahudi tertentu di Prancis dari memberikan bantuan di perencanaan dan logistik. Tangan Prancis terikat ... (kita punya) banyak masalah yang sama dengan Israel," kata sumber anonim tersebut.

Logo Mossad. i24news.tv
Salah satu kunci operasi Mossad tampaknya direncanakan dan diluncurkan dari "ruang operasi improvisasi yang dilengkapi dengan komputer dan telepon yang disandikan" di Bercy, Paris, ketika operasi pembunuhan pada 2010 yang kontroversial. Operasi ini menargetkan pemimpin Hamas, Mahmoud Al-Mabhouh pada Januari 2010, menurut Le Monde, setelah sebelumnya Austria yang diduga telah digunakan sebagai markas informal agen Mossad.
Pembunuhan itu memicu kemarahan internasional dan krisis diplomatik antara Israel dan beberapa sekutu utamanya, karena para agen Mossad yang terlibat menggunakan paspor palsu dari sedikitnya lima negara, termasuk empat paspor palsu Prancis, salah satunya diduga digunakan oleh pemimpin regu pembunuh dan 13 paspor Inggris.
Dalam beberapa kasus pemalsuan paspor dari negara masing-masing biasanya hanya ditempa dengan data palsu dengan paspor milik orang yang sah disertai nomor paspor milik warga yang dicuri, sementara foto dan informasi pribadi lainnya yang terkait dipalsukan.
Tanggapan dari negara-negara yang terkena dampak dalam beberapa kasus pemalsuan paspor sangat signifikan. Misalnya, pada Maret 2010, Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband, mengusir seorang diplomat Israel, dan Australia abstain atas mosi PBB untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang Israel yang dilakukan selama Perang Gaza, setelah sebelumnya menentang, serta mengusir agen Mossad yang telah bekerja di kedutaan besar Israel pada Mei 2010.
Perancis juga mengeluh kepada direktur Mossad sebelumnya, Meir Dagan, tentang penggunaan paspor Prancis palsu, dengan dua agen senior yang bertemu dengannya di Yerusalem untuk menuntut dan mengatakan bahwa operasi itu tidak dapat diterima.
"Kami akan tetap berteman, tetapi akan ada harga yang harus dibayar untuk ini," kata sumber tersebut yang merujuk pada langkah menghentikan sementara pembagian informasi antara kedua dinas intelijen dua negara.




Credit  tempo.co





Bagaimana Agen Mossad Melancarkan Misi Pembunuhan?



Logo Mossad. i24news.tv
Logo Mossad. i24news.tv

CB, Jakarta - Badan intelijen Israel, Mossad, telah dikenal sebagai badan intelijen yang kredibel dan disegani di dunia. Reputasinya dalam menjalankan misi, operasi pembobolan data intelijen, dan bahkan operasi pembunuhan, telah dikenal secara luas.
Dilansir dari Sputniknews, 29 Juli 2018, mengutip laporan surat kabar Prancis, Le Monde, yang membeberkan operasi terselubung Mossad terutama di Eropa. Laporan ini berdasarkan pada sumber intelijen yang terlibat langsung atau mengetahui operasi terselubung Mossad di Prancis. Dikatakan salah satu kunci operasi Mossad adalah perencanaan dan diluncurkan berdasarkan operasi improvisasi dan data yang benar-benar lengkap dan didukung teknologi untuk memuluskan operasi pembunuhan.

Salah satunya operasi pembunuhan di Bercy, Paris, ketika operasi pembunuhan pada 2010 yang kontroversial. Operasi ini menargetkan pemimpin Hamas, Mahmoud Al-Mabhouh pada Januari 2010, menurut Le Monde, setelah sebelumnya Austria yang diduga telah digunakan sebagai markas informal agen Mossad.Namun pembunuhan Al-Mabhouh bukanlah satu-satunya operasi yang direncanakan dari Prancis yang didokumentasikan oleh Le Monde. Aksi Mossad lainnya termasuk upaya bersama Israel-Perancis untuk merekrut agen Suriah yang mencoba membeli senjata kimia, setelah perusahaan Israel menawarkan untuk menyadap pertemuan Dewan Uni Eropa di Brussels, dan operasi perusahaan keamanan swasta Black Cube yang terkenal, yang memiliki kantor di Paris's Place Vendome. .
Mossad juga diduga berusaha merekrut agen intelijen Prancis sebagai agen ganda selama operasi gabungan pada 2010, yang berujung pada pengusiran kepala perwakilan Mossad di Paris dan sejumlah pegawai di Kedutaan Besar Israel.
Namun rupanya operasi Mossad di Prancis jauh lebih jauh dan lampau. Yang pertama dikenal adalah pembunuhan Mahmoud Hamshari pada Desember 1972, seorang perwakilan PLO.

Dengan menggunakan agen yang berperan sebagai jurnalis Italia, Mossad memancing Hamshari dari apartemennya untuk memungkinkan tim Mossad memasukkan dan memasang bom di bawah teleponnya.Agen Mossad yang berperan sebagai wartawan kemudian menelepon apartemen Hamshari dan bertanya apakah dia berbicara kepada Hamshari. Setelah Hamshari mengidentifikasi dirinya, sinyal detonasi dikirim ke saluran telepon, menyebabkan bom meledak. Hamshari terluka parah dalam ledakan itu, tetapi sempat sadar dan memberitahu detektif kepolisian Prancis apa yang terjadi. Namun akhirnya dia meninggal di rumah sakit beberapa minggu kemudian.

Kartu pengenal agen Mossad [VK.COM/MOSSADOFFICIAL via Sputnik]
Hamshari dibunuh sebagai bagian dari "Operation Wrath of God", sebuah aksi internasional jangka panjang untuk membunuh individu yang terlibat dalam pembantaian Olimpiade Munich tahun 1972 di mana 11 anggota tim Olimpiade Israel dibunuh oleh kelompok teroris Palestina, Black September.
April berikutnya, Operasi pembunuhan di Prancis menargetkan Basil al-Kubaisi, anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina.
Dia didekati oleh dua agen Mossad ketika dia meninggalkan Paris "Café de la Paix". al-Kubaisi sempat teriak "jangan lakukan ini!" dalam bahasa Prancis sebelum agen Mossad membunuhnya dengan pistol kaliber 22 yang menggunakan peredam.
Dua bulan kemudian pada malam hari, Mohamed Boudia, anggota Front Populer untuk operasi Pembebasan Palestina yang saat itu berprofesi sebagai penulis drama dan sutradara, tewas akibat bom mobil di Paris.
Pada saat pembunuhannya, Boudia adalah Kepala operasi PFLP di Eropa, dan setelah kematiannya ia digantikan oleh Carlos si Serigala.

Sebuah operasi pembunuhan luar negeri lainnya dilakukan terpisah 1978-1981, dan disebut dengan "Operasi Opera". Operasi ini dilakukan setelah Mossad memperoleh informasi yang sangat sensitif tentang reaktor nuklir Osirak milik Irak dengan merekrut seorang ilmuwan nuklir Irak di Prancis. Agen Mossad mengebom beberapa perusahaan Prancis yang dicurigai terlibat dalam proyek itu, termasuk penanaman perangkat bom pembakar yang menghancurkan paket pertama struktur inti reaktor ketika menunggu pengiriman ke Irak. Mossad juga mengirim surat ancaman kepada pejabat tinggi dan teknisi yang terlibat dalam proyek.Selain itu, Yahia al-Mashad, seorang ilmuwan nuklir Mesir yang memimpin proyek nuklir Irak, dibunuh di sebuah kamar hotel di Paris. Rincian persis pembunuhannya belum secara resmi diungkap, tetapi diketahui tengkoraknya retak dan kamarnya dirusak.
Otoritas Prancis sempat memeriksa perempuan pekerja seks Persia, orang yang diduga terlibat dalam kasus ini, tetapi dia tewas ditabrak mobil dua minggu kemudian. Beberapa pihak mengatakan kematiannya bukan semata-mata kecelakaan lalu lintas.



Credit  tempo.co




Pasukan Israel Cegat Kapal Aktivis yang Coba Jebol Blokade Gaza


Pasukan Israel Cegat Kapal Aktivis yang Coba Jebol Blokade Gaza
Kapal aktivis yang ingin menolong warga Gaza, Palestina, yang menderita akibat blokade Israel selama lebih dari satu dekade. Foto/Screengrab/Al Jazeera

GAZA - Pasukan Angkatan Laut Israel mencegat kapal aktivis berbendera Norwegia yang mencoba menjebol blokade Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina, yang sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Kapal aktivis itu membawa bantuan medis bagi warga Gaza.

Pencegatan kapal aktivis yang tergabung dalam Koalisi Frotilla itu berlangsung hari Minggu.

"Kegiatan itu berakhir tanpa kejadian luar biasa," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan. "Pada saat ini kapal sedang dipindahkan ke pelabuhan Ashdod," lanjut pernyataan tersebut, dikutip AFP, Senin (30/7/2018).

Sebuah kelompok aktivis yang berafiliasi dengan kapal itu, Al-Awda (The Return), mengatakan ada 22 orang dan kargo pasokan medis di dalam kapal.

Menurut Koalisi Freedom Flotilla Coalition, kapal kedua yang merupakan bagian dari kelompok yang sama, Freedom dengan bendera Swedia, dijadwalkan tiba di daerah yang sama dalam beberapa hari ke depan.

Empat kapal telah meninggalkan Skandinavia pada pertengahan Mei dan berhenti di sekitar 28 pelabuhan di sepanjang pelayaran. Dua kapal tertinggal setelah pemberhentian terakhir di Palermo.

Sesaat sebelum Al-Awda, sebuah kapal nelayan juga dicegat pasukan Angkatan Laut Israel.

"Angkatan Laut Israel mengklaim kapal kami melanggar hukum internasional dan mengancam bahwa mereka akan menggunakan 'langkah apa pun yang diperlukan' untuk menghentikan kami," kelompok Al-Awda.

"Satu-satunya 'tindakan yang diperlukan' adalah mengakhiri blokade Gaza dan mengembalikan kebebasan bagi semua orang Palestina," lanjut kelompok itu yang tak takut dengan ancaman Israel.

Israel telah berperang tiga kali dengan militan Palestina di Gaza sejak 2008. Bagi Tel Aviv, blokade terhadap Jalur Gaza diperlukan agar para militan tidak mendapatkan senjata atau bahan yang dapat digunakan untuk tujuan militer.

Pejabat PBB dan aktivis hak asasi manusia menyerukan agar blokade terhadap Jalur Gaza dicabut, dengan alasan memburuknya kondisi kemanusiaan di kantong Palestina yang dihuni 2 juta orang tersebut. Wilayah Gaza sampai saat ini dikendalikan oleh Hamas.




Credit  sindonews.com



Arab Saudi: Tak Ada Dialog Perdamaian Tanpa Yerusalem Timur


Arab Saudi: Tak Ada Dialog Perdamaian Tanpa Yerusalem Timur
Secara pribadi, Raja Salman menyampaikan dukungan Arab Saudi atas kemerdekaan Palestina kepada Presiden Mahmoud Abbas. (REUTERS/Tomohiro Ohs)umi/Pool



Jakarta, CB -- Arab Saudi menegaskan posisi untuk tidak mendukung rencana perdamaian Timur Tengah, tanpa pembahasan soal status Yerusalem Timur atau hak pengungsi Palestina kembali ke tanah airnya yang diduduki Israel. Penegasan sikap tersebut disampaikan di tengah kekhawatiran atas sikap Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang diduga mendukung usulan Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Dilansir kantor berita, Raja Salman secara pribadi meyakinkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas soal dukungan Kerajaan Arab Saudi bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.


Desember lalu, pejabat Palestina mengungkapkan bahwa Pangeran Mohammed, atau yang dikenal dengan julukan 'MBS' telah menekan Abbas untuk menerima usulan perdamaian AS setelah Donald Trump menyatakan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Di dalam rencana perdamaian AS, Palestina ditawari pemerintahan terbatas di Tepi Barat, tanpa hak untuk kembali bagi pengungsi Palestina yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya di masa Perang Arab-Israel 1948 dan 1967.



"Di Arab Saudi, pengambil keputusan adalah Raja, bukan Putra Mahkota," kata seorang diplomat senior Arab Saudi dilansir Reuters. "Kesalahan AS adalah mereka pikir satu negara bisa menekan negara lain untuk menyerah. Tidak ada pemimpin Arab yang menyerah, soal Yerusalem atau Palestina."



Rencana perdamaian yang diusulkan Amerika Serikat menyimpang dari Inisiatif Perdamaian Arab pada 2002. Di mana negara Arab menawarkan normalisasi hubungan dengan Israel, jika negara itu bersepakat dengan Palestina dan menarik penuh pasukannya dari wilayah yang disepakati pada 1967.

Para pejabat Arab Saudi membantah adanya perbedaan antara Raja Salman, yang terang-terangan mendukung Insiatif Perdamaian Arab, dengan Pangeran Mohammed yang dalam sebuah wawancara dengan sebuah majalah AS menyebut Israel berhak hidup damai di anah mereka sendiri.

Duta Besar Palestina untuk Arab Saudi, Basem Al-Agha menyatakan Raja Salman telah menyatakan dukungan kepada Palestina dalam pertemuan terakhir dengan Abbas. "Kami tidak akan meninggalkan Anda. Kami akan menerima apa yang Anda terima dan menolak apa yang Anda tolak," kata Al-Agha menirukan apa yang disampaikan Raja Salman kepada Abbas.


Dia menyatakan Raja Salman bahkan menyebut Konferensi Liga Arab 2018 sebagai "Pertemuan Puncak Yerusalem" dan mengumumkan bantuan sebesar US$200 juta bagi rakyat Palestina sebagai pesan bahwa Yerusalem dan pengungsi kembali dibahas.




Credit  cnnindonesia.com




Raja Salman Tolak Proposal Perdamaian AS untuk Palestina



Aksi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud saat melakukan tarian pedang tradisional Ardha dalam festival Budaya Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi, 20 Februari 2018. Raja Salman tampil melakukan tarian pedang dengan didampingi seorang anak kecil. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Aksi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud saat melakukan tarian pedang tradisional Ardha dalam festival Budaya Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi, 20 Februari 2018. Raja Salman tampil melakukan tarian pedang dengan didampingi seorang anak kecil. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS

CB, Jakarta - Raja Salman meyakinkan sekutu di Liga Arab bahwa Arab Saudi tidak akan mendukung rencana perdamaian Timur Tengah yang diajukan Amerika Serikat untuk mengatasi status Palestina atau hak pengembalian pengungsinya. Pernyataan ini untuk meredakan kekhawatiran negara-negara Liga Arab bahwa kerajaan itu mungkin mendukung proposal perdamaian AS yang memihak Israel.
Jaminan pribadi Raja Salman kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menegaskan posisi Arab Saudi untuk menolak rumor bahwa sikap Arab Saudi akan berubah di bawah kekuasaan putranya, Mohammad bin Salman.

Hal ini pada gilirannya telah mempertanyakan apakah Arab Saudi, tempat kelahiran Islam dan situs paling suci umat Islam, dapat menggalang dukungan negara-negara Arab untuk mengakhiri perselisihan Israel-Palestina, dengan mata yang terus tertuju melawan Iran, musuh abadi Arab Saudi."Di Arab Saudi, raja adalah orang yang memutuskan masalah ini sekarang, bukan putra mahkota. Kesalahan AS adalah mereka berpikir satu negara dapat menekan sisanya untuk menyerah, tetapi ini bukan tentang tekanan. Tidak ada pemimpin Arab yang bisa menyerah di Yerusalem atau Palestina," kata seorang diplomat senior Arab Saudi di Riyadh, seperti dilaporkan Reuters, 29 Juli 2018.
Pada Desember lalu, pejabat Palestina mengatakan bahwa Pangeran Mohammed bin Salman telah menekan Abbas untuk mendukung rencana AS meskipun kekhawatiran itu menawarkan pemerintahan Palestina, namun tanpa hak pengembalian bagi pengungsi yang mengungsi oleh perang Arab-Israel 1948 dan 1967.

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Riyadh, Arab , 20 Desember 2017. Palestinian President Office (PPO)/Handout via REUTERS
Rencana semacam itu akan menyimpang dari Prakarsa Perdamaian Arab yang disusun oleh Arab Saudi pada 2002 di mana negara-negara Arab menawarkan hubungan normal Israel dengan imbalan kesepakatan kenegaraan dengan Palestina dan penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut pada 1967.

Para pejabat Arab Saudi membantah ada perbedaan antara Raja Salman, yang secara vokal mendukung inisiatif itu, dan Mohammed bin Salman, yang telah mengguncangkan kebijakan yang telah lama dipegang dan mengatakan kepada sebuah majalah AS pada April bahwa orang Israel berhak untuk hidup damai di tanah mereka sendiri. Pernyataan Mohammed bin Salman ini adalah perkataan yang langka untuk seorang pemimpin Arab.Duta besar Palestina untuk Riyadh, Basem Al-Agha, mengatakan bahwa Raja Salman telah menyatakan dukungan untuk Palestina dalam pertemuan baru-baru ini dengan Abbas.
"Kami tidak akan meninggalkan Anda ... Kami menerima apa yang Anda terima dan kami menolak apa yang Anda tolak," kata Al-Agha menirukan perkataan Raja Salman.
Dia mengatakan bahwa Raja Salman menamai konferensi Liga Arab 2018 "Konferensi Tingkat Tinggi Yerusalem" dan mengumumkan bantuan senilai US$ 200 juta atau Rp 2,8 triliun untuk Palestina adalah pesan bahwa Yerusalem dan pengungsi Palestina akan menjadi pokok utama solusi konflik Israel-Palestina.




Credit  tempo.co





Gerakan Penyelamatan Masjid Al-Aqsha Digelar


Adar meminta agar Israel dibawa ke pengadilan internasional.




CB, ISTANBUL -- Adara Relief International, yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) turut menyatakan keprihatinan terhadap penodaan-penodaan yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap kesucian Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds Palestina.

Ketua Adara Relief Nurjanah Hulwani mengatakan, pihaknya mengutuk keras tindak kekerasan dan teror yang dilakukan oleh tentara Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsha dan umat Islam yang akan melaksanakan Shalat Jumat.

Dia juga menyerukan kepada para Advokat Muslim sedunia, dan seluruh pemimpin negara yang tergabung dalam OKI, untuk menuntut Israel ke pengadilan internasional atas pelanggaran HAM tersebut.

"Kami juga mengimbau kepada pemimpin, ulama, dan masyarakat Arab untuk lebih pro aktif dan bersungguh-sungguh dalam menjaga Masjid Al-Aqsha.," katanya dalam keterangan resmi, Ahad (29/7).



Dalam kesempatan itu, Adara juga menyerukan persatuan dan kerja sama umat Islam seluruh dunia untuk menjaga dan menyelamatkan Masjid Al-Aqsha. Dia mengajak para dai dan khatib menggunakan mimbar-mimbarnya untuk menggerakkan seluruh umat Islam dunia, agar memberikan perhatian khusus dalam membela Masjid Al-Aqsha.
Hulwani mengatakan, Adar mengapresiasi sikap tegas Pemerintah Indonesia yang menolak Yahudisasi di Palestina, dan mendesak pemerintah Indonesia untuk menolak normalisasi hubungan apapun dengan Israel.

Dia juga memanggil seluruh elemen umat dan bangsa Indonesia untuk mengesampingkan perbedaan demi menunaikan kewajiban persatuan dalam memperjuangkan kesucian Baitul Maqdis dari penistaan Zionis Israel.
"Kami juga mengajak seluruh eleman bangsa Indonesia untuk bergabung dan terlibat aktif dalam seluruh aktivitas pembelaan Baitul Maqdis melalui KIBBM," katanya.

Sebelumnya, deklarasi Istanbul Menyikapi Penutupan Masjid Al-Aqsha itu dilakukan di Istanbul Turki. Deklarasi dibacakan usai acara Konferensi Internasional Mimbar Al-Aqsha yang dihadiri oleh 600 orang peserta dari 24 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Turki, Aljazair, Rusia, Italia, Tunisia, Bahrain, Yordania, Afrika Selatan.

"Adara Relief sebagai salah satu elemen umat pendukung pembebasan Baitul Maqdis, akan terus meningkatkan kapasitas diri agar dukungan terhadap Baitul Maqdis di Indonesia khususnya terus bertambah," ujarnya.




Credit  republika.co.id







Ini Skenario Penghancuran Masjid Al-Aqsha

Masjid Al Aqsha
Masjid Al Aqsha
Foto: EPA/Jim Hollander

Apakah Masjid al-Aqsha benar-benar akan diruntuhkan? Lalu, apa yang akan dibangun di atas kompleks Masjid al-Aqsha (al Haram al-Sharif)? Eskatologi Israel mengonfirmasi bahwa di atasnya akan dibangun Kuil Sulaiman Ketiga (the third temple). Model kuil ketiga ini sudah banyak beredar.

Menurut keyakinan orang Yahudi, kuil tersebut akan dibangun oleh messiah yang mereka tunggu kedatangannya. Sang messiah juga akan merestorasi Israel seperti era keemasannya di masa Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, mengembalikan orang Yahudi ke Israel, dan memimpin dunia dari Yerusalem.

Tapi, messiah yang mereka tunggu bukanlah Nabi Isa al-Masih sebagaimana yang dinanti oleh umat Islam dan Kristen, karena mereka telah menolaknya. Mereka menantikan messiah yang lain.

Di Israel, gerakan untuk membangun Kuil Ketiga ini sudah marak dilakukan oleh berbagai lembaga. Salah satunya adalah The Temple Institute atau Machon HaMikdash. Organisasi yang didirikan dan dipimpin Rabi Yisrael Ariel, ini, tanpa malu-malu memublikasikan tujuan mereka yaitu menggusur Masjid al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu (the Dome of Rock), kemudian menggantinya dengan Kuil Ketiga.


Mereka telah memperkenalkan gagasan dan model Kuil Ketiga itu, dalam berbagai kegiatan seperti diskusi, pameran, dan lain-lain. Logo organisasi ini adalah model Kuil Ketiga, dengan slogan build we must. Dan, kendati Perjanjian Lama dan Talmud telah mengonfirmasi bahwa kuil tersebut akan dibangun oleh messiah, Temple Institute tak sabar untuk turun tangan.

Mengutip Mosheh ben Maimon (Maimonides), filsuf Yahudi Spanyol di era Khilafah Umayyah, mereka menyatakan siapapun  yang memulai pembangunan Kuil Ketiga, berpotensi menjadi messiah.

Pandangan ini ditentang oleh sejumlah sarjana yang  menganut pemikiran Maimonides, yang  tetap menunggu sang messiah datang membangunnya.

Pembangunan Kuil Ketiga ini merupakan gagasan populer di kalangan Yahudi sayap kanan, dan secara tradisional dianggap merupakan agenda politik main streamIsrael. Tapi, pemerintah Israel masih melarang pembicaraan terbuka soal itu. 


Masjid Al Aqsha
Masjid Al Aqsha
Foto: EPA/Jim Hollander


Sejumlah kalangan di Israel menilai pembicaraan soal itu masih dibatasi karena ada anggapan Muslim akan segera melakukan Perang Dunia jika gagasan itu benar-benar terwujud. Sampai saat ini, Haram al-Sharif
masih dikelola oleh Yayasan Wakaf, sebuah lembaga keagamaan di bawah pemerintah Yordania dan Palestina.

Meski demikian, sesekali gagasan tersebut meluncur dari mulut para pejabat tinggi Israel. Salah satunya  Menteri Konstruksi dan Perumahan Israel 2013-2015, Uri Ariel, yang mengatakan sangat ingin Kuil Ketiga tersebut dibangun.


“Masjid al-Aqsha saat ini berdiri di tempat kuil pernah dibangun, padahal kuil itu lebih suci dibanding Masjid al-Aqsha. Masjid al-Aqsha hanyalah masjid suci ketiga umat Islam,” kata Uri Ariel, seperti dikutip Alray Palestinian News Agency, awal Januari 2014 lalu.

Polling Pada Juli 2013, harian terkemuka Israel, Haaretz, melansir berita hasil polling Temple Institute, bahwa sebanyak 30 persen Yahudi-Israel menginginkan Kuil Ketiga dibangun kembali, sebanyak 25 persen mengaku tak terlalu yakin, dan 45 persen menolak.

Tapi, khusus untuk kalangan religious Yahudi, jumlahnya lebih tinggi, yaitu sebanyak 43 persen menghendaki agenda tersebut terwujud. Angka ini lebih tinggi dibanding saat ditanyakan kepada kalangan ultra-orthodox dan ultranasio nalis, masing-masing hanya 20 persen yang setuju.

Sedangkan, untuk kalangan sekuler, hanya 31 persen yang setuju. Bagaimana dengan kalangan Kristen? Survei yang digelar Christianforums.com, mendapati sebagian besar pengunjung situs web tersebut (65,38 persen) menolak pendirian Kuil Ketiga, karena akan mengakibatkan perang besar, yang ongkosnya terlalu mahal ketimbang sebuah kuil.


Sebanyak 17,95 persen menyatakan setuju karena itu terdapat dalam Perjanjian Lama, Kitab Yehezkiel 40:48, dan 6,41 persen setuju pembangunan kuil karena merasa bangsanya akan diberkati jika mereka memberkati orang-orang Yahudi.

Dalam catatan sejarah, di kalangan Yahudi pengikut Nabi Isa --yang menjadi cikal bakal Nasrani-- ada anggapan bahwa kehancuran Yerusalem dan Kuil Kedua di tangan Romawi pada tahun 70, merupakan hukuman Tuhan kepada kaum Yahudi, karena mereka menolak Nabi Isa sebagai messiah.

Kalangan Kristen di Palestina, sejak pendudukan Israel, juga termasuk yang tertindas.  Meski pemerintah Israel tak mau membuka wacana ini, bahkan melarang pejabatnya mengunjungi kompleks Haram al-Sharif, karena khawatir dianggap melakukan provokasi, namun mereka menjalankan agenda tersebut dengan cara yang lain Yaitu, meneruskan penggalian di kompleks Masjid al-Aqsa

Penggalian untuk kepentingan arkeologis di sekitar Kompleks Mas jid al-Aqsha se benarnya telah berlangsung lama. Bahkan, sejak tahun 1870, saat wilayah tersebut masih berada di bawah Khilafah Ustmani, para insinyur dari Kerajaan Inggris telah melakukan penggalian. Tapi, peng galian tersebut kian intensif dilakukan setelah Israel merebut Yerusalem Timur dari tangan bangsa Arab (Yordania) pada 1967.

Kompleks al-Haram al-Sharif terletak di Kota Tua di Yerusalem Timur. Di Kota inilah dulu Nabi Daud dan Nabi Sulaiman memerintah. Penggalian intensif  sejak 1967 dilakukan di bawah naungan Kemen terian Urusan Agama Israel.  


Masjid Al Aqsha
Masjid Al Aqsha
Foto:


Pada 1968, penggalian dilakukan dibagian selatan Masjid al-Aqsha,  dilanjutkan dengan penggalian bagian barat Masjid al-Aqsa sejak 1970. Sejumlah terowongan pun kemu dian dibuat dibawahnya.

Penggalian yang kerap menggunakan alat berat tersebut, telah menyebabkan keretakan pada struktur bangunan-banguan suci di atasnya. Pembangunan terowongan-terowongan di kompleks tersebut, juga dikecam karena akan melemahkan fondasi bangunan di atas nya, termasuk fondasi Masjid al-Aqsa.

Bahkan, beberapa bagian fondasi Masjid al-Aqsa telah runtuh dibuatnya. Alhasil, penggalian itu dicurigai bukan lagi sekadar untuk kepentingan arkeologis, tapi upaya ter struk tur dan sis tematis untuk meruntuhkan Masjid al-Aq sha, yang kelak diganti dengan Kuil Ketiga.

Penggalian tersebut, bukan hanya menuai protes dari Muslim, tapi juga dari berbagia kalangan, termasuk lembaga seperti PBB. Namun, tak ada satu pun yang mampu menghentikan Israel.

Januari 2014, misalnya, Maan News Agency, sebuah kantor berita di Palestina,melaporkan tim arkeologi Israel kembali melakukan penggalian di sekitar terowongan antara Masjid al-Aqsha dan Silwan.

Pihak Yayasan Masjid al-Aqsha menyatakan penggalian tersebut merupakan pro yek Israel untuk mem bangun biblical park, di area sekitar Kota Daud.

Taman itu luasnya 2.200 meter persegi, dan akan terkoneksi dengan sejum lah terowongan yang telah digali di bawah Masjid al-Aqsa. Sebagian terowongan yang dibuat Israel pernah runtuh, sehingga harus dibuka dari atas.

Akibatnya, rumah-rumah warga Palestina, jalan-jalan, dan masjid lokal terkena imbasnya. Dalam jangka panjang, penggalian yang di pusat kan di seputar al-Aqsha, mengancam kompleks suci itu. Peninggalan Nabi Sulaiman Kuil Sulaiman atau Haykal Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman sekitar tahun 962 SM. 

Dalam bahasa Ibrani, rumah suci tersebut bernama Bet Ha Mikdash, sedangkan dalam bahasa Arab disebut dengan nama Bayt al-Muqaddas atau Baitul Maq dis. Haykal tersebut pernah dua kali dihancurkan, bersama kehan curan Yerusalem.

Kehancuran Pertama terjadi saat Nebukadnezar menyerbu Kerajaan Yudea di Yerusalem pada tahun 597 SM. 
Penghancuran Kerajaan Yudea atau Yehuda, yang merupakan kera jaan terakhir Bani Israil —kelanjutan Kerajaan Daud dan Sulaiman — diikuti dengan digiringnya Bani Israil ke Babylonia, dan diperbudak di sana. Mereka dipulangkan ke Yerusalem oleh Cyrus Agung, saat penguasa Persia itu menaklukkan Baby lonia.

Cyrus Agung kemudian mem bangun Kuil Sulaiman, namun tak sampai selesai. Pembangunannya dirampungkan oleh Raja Herodus, penguasa Romawi di Yudea, sehingga kuil itu kerap pula disebut sebagai Kuil Herodus.

Kehancuran kedua terjadi saat Titus Flavius, komandan tentara Romawi, mengepung dan menghan curkan Yerusalem pada perang Yahudi-Romawi pada tahun 70. Titus belakangan menjadi Kaisar Romawi dari Dinasti Flavia. 


Masjid Al Aqsha
Masjid Al Aqsha
Foto:


Masih di bawah cengkeraman Romawi, pada tahun 136-140, Kaisar Hadrian memba ngun Kuil Yupiter di atas reruntuhan Haykal Sulaiman, setelah mengganti nama Yerusalem menjadi Aelia Ca pitolina, dan melarang orang Yahudi maupun Nasrani memasukinya.

Untuk mengenang kehancuran kedua kuil tersebut, orang Yahudi berpuasa setiap tahun, yang dikenal dengan puasa Tisha Bav.  Puasa ini mulai diperkenal kan pada abad kedua Masehi oleh para rabi Yahudi. Pada tahun 363, kaisar Romawi lain nya, Julian, dalam perjalanannya ke Persia, tiba di reruntuhan Kuil Kedua.

Dia memberi izin kepada orang Yahudi untuk membangun kembali kuil itu. Tapi, tahun itu pula, gempa bumi terjadi, dan kuil itu tak pernah dibangun lagi. Alhasil, orang-orang Yahudi beribadah di sisa tembok barat Kuil Kedua, yang kini dikenal sebagai Tembok Ratapan.

Tembok yang tersisa ini, tinggal 60 meter panjangnya. Meski demikian, menjelang kampanye pemilu, calon presiden Amerika selalu mengunjungi tempat ini.

Sekitar tahun 620, Nabi Muhammad SAW melakukan Isra dan Miraj ke Baitul Maqdis. Peristiwa ini di abadikan dalam Alquran surah al-Isra (Bani Israil). Ayat pertama surah tersebut menyebut Kuil Sulaiman sebagai Masjid al-Aqsha.
Masjid secara harfiah berarti tempat sujud. Dan, Masjidil Aqsa tersebut kemudian menjadi kiblat pertama umat Islam selama 18 bulan, sebelum dipindahkan ke Masjidil Haram di Makkah.

Sekitar tahun 636, Khalifah Umar bin Khattab merebut Ye rusalem dari tangan Romawi-Byzan tium. Selanjutnya, khalifah dari Dinasti Umayyah yang bermarkas di Damaskus, yaitu Malik Ibnu Marwan dan Al Walid I, membangun masjid di atas kompleks Kuil Sulaiman, yaitu Masjid al-Aqsha di bagian selatan dan Masjid Kubah Batu atau Qubbat asSakhrah (Dome of Rock), di bagian utara.

Pembangunan diperkirakan sekitar tahun 687 hingga 705. Tanah suci berada di bawah kontrol umat Islam sejak era Khilafah Rasyidun, Umayyah, Abbasiyah, hingga Fathimi yah, sebelum kemudian jatuh ke tangan tentara Salib.

Ketika Tanah Suci dikuasai tentara Salib, kedua masjid tersebut berubah fungsi. Masjid al-Aqsha pernah dijadikan istana Kerajaan Salib Yerusalem, sedangkan Masjid Kubah batu diubah fungsinya menjadi gereja.

Setelah Salahuddin al-Ayyubi merebut kembali Darussalam, Baitul Maqdis dikembalikan ke fungsinya semula. Itu berlanjut ke dinasti-dinasti berikutnya, hingga Ustmani. Setelah lepas dari kontrol Khilafah Ustmani, nasib Tanah Suci menjadi tidak menentu.

Orang-orang Yahudi yang tertindas di berbagai negara, bahkan mengalami nasib buruk Ho locaust, justru mempraktikkan penindasan serupa atas penduduk Palestina Muslim maupun Kristen.

Satu alasan pengusiran itu: karena mereka bukan Yahudi, sebab mereka adalah goyim. Dan kini, nasib Kompleks Masjid al-Aqsa pun berada di ujung tanduk. Di kompleks ini, ada dua bukit dalam cerita biblikal. Yaitu Bukit Zion dan Bukit Moria.

Sejumlah sumber menyebutkan bahwa kedua nama tersebut merujuk bukit yang sama. Yang jelas, di atas bukit inilah dulu berdiri Haykal Sulaiman (Temple of Mount). Di mana persisnya bukit tersebut, ada yang menyebut tepat di bawah Masjid al-Aqsha, ada yang menyebut persis di bawah Masjid Kubah Batu, ada pula yang menyebut di antara Masjid al-Aqsha dan Masjid Kubah Batu.

Yang pasti, bukit itu berada di dalam kompleks al-Haram al-Sharif. Saat ini, penggalian paling intensif justru dilakukan di sekitar Masjid al-Aqsha. Ataukah ini baru permulaan, dan hari-ha ri berikutnya kita akan menyak sikan drama dan tragedi? Wallahu alam.




Credit  republika.co.id





Israel Diduga Ciptakan Gempa Buatan untuk Hancurkan Masjid Al-Aqsa



Israel Diduga Ciptakan Gempa Buatan untuk Hancurkan Masjid Al-Aqsa
Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Foto/REUTERS/Wikimedia Commons/ Mark A. Wilson/Department of Geology/The College of Wooster

YERUSALEM - Israel diduga menciptakan serangkaian gempa bumi buatan pada awal Juli lalu. Rentetan gempa yang dicurigai hasil dari uji coba senjata dinilai sebagai cara rahasia untuk menghancurkan situs-situs suci di Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa, Dome of the Rock dan Gereja Makam Suci.

Dugaan itu disampaikan ulama Muslim dan imam Kristen di Yerusalem. Rentetan gempa berkekuatan rendah telah dirasakan di Israel utara dan sekitarnya pada awal Juli lalu.

The Middle East Media Research Institute (MEMRI) merilis artikel Kamal Zakarneh, kolumnis untuk harian Yordania, Al-Dustour, yang menyatakan bahwa serangkaian gempa baru-baru ini di Israel utara kemungkinan disebabkan oleh uji coba senjata nuklir di situs bawah tanah atau senjata lain yang dikembangkan Israel. Tujuannya, menurut artikel itu, adalah meruntuhkan Masjid Al-Aqsa, Dome of the Rock dan Gereja Makam Suci.

Ikrima Sabri, mantan Mufti Yerusalem, yang sekarang menjadi pengkhotbah di Masjid Al-Aqsha, juga memiliki kecurigaan serupa.

"Penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha tak henti-hentinya, dan kecepatan mereka (bahkan) meningkat dan menjadi lebih parah. Penggalian ini tidak boleh diterima, karena mereka merupakan agresi yang mencolok terhadap Al-Aqsa dan wakaf," katanya.

"Semua tanda menunjukkan bahwa otoritas pendudukan (Israel) sedang mempersiapkan sesuatu untuk mencelakai Al-Aqsa. Kita harus berhati-hati (dan menyadari bahwa) otoritas pendudukan dapat menyebabkan gempa yang menghancurkan Al-Aqsa," ujarnya.
"Pendudukan dan pemerintahnya dapat mengambil keuntungan dari keadaan alami dan tidak alami untuk mewujudkan plot guna menghancurkan Al-Aqsa. Ada jaringan terowongan di bawah sana yang mencapai kedalaman Al-Aqsa," lanjut Sabri, yang dilansir Minggu (29/7/2018).

Wakil Kepala Cabang Utara Gerakan Islam di Israel, Kamal Al-Khatib, menduga ada unsur-unsur tak resmi yang melakukan tindakan itu.

"Meskipun (orang) berbicara tentang menghancurkan Al-Aqsa yang diberkati untuk membangun 'Temple' di atas reruntuhannya, Israel tidak akan pernah setuju untuk langkah gila seperti itu. Tetapi, ada unsur-unsur tidak resmi yang melakukan upaya terbaik untuk mempercepat penghancuran masjid dan menghapus semua tanda-tanda budaya Arab dan Muslim dari Kota Yerusalem," katanya.

Adapun gempa bumi baru-baru ini di Palestina utara, tidak dapat dikesampingkan bahwa otoritas pendudukan Israel bertanggung jawab atas tindakan yang dapat menyebabkan gempa bumi tersebut dengan tujuan menghancurkan situs-situs di Al-Aqsa dan kemudian mengklaim bahwa itu adalah hasil dari bencana alam.

Uskup Agung Ortodoks Yunani di Yerusalem, Atallah Hana, sependapat dengan para ulama Muslim bahwa rentetan gempa bumi berskala kecil sudah mencurigakan.

“Apa yang terjadi adalah bagian dari rencana berbahaya yang sedang berlangsung yang ditujukan untuk merusak situs suci Al-Aqsa. Gempa bumi buatan yang kita dengar setiap hari adalah awal dari gempa besar yang akan menghantam Al-Aqsa dan monumen bersejarah dan keagamaan lainnya di kota Yerusalem," katanya. 




Credit  sindonews.com




Simbol Perjuangan Warga Palestina Dibebaskan


Ahed Tamimi dipeluk sanak saudaranya saat kedatangannya di Tepi Barat dekat Ramallah, Ahad (29/7). Tamimi dan ibunya dibebaskan tentara Israel setelah menjalankan delapan bulan penjara.
Ahed Tamimi dipeluk sanak saudaranya saat kedatangannya di Tepi Barat dekat Ramallah, Ahad (29/7). Tamimi dan ibunya dibebaskan tentara Israel setelah menjalankan delapan bulan penjara.
Foto: AP Photo/Nasser Nasser

Belum semua keluarga Tamimi dibebaskan.



CB, TEPI BARAT -- Ahed Tamimi akhirnya dibebaskan dari penjara oleh otoritas Israel. Tamimi merupakan warga Palestina yang dihukum setelah melakukan perlawanan terhadap okupansi yang dilakukan militer Israel. Wanita 17 tahun itu dikeluarkan dari penjara setelah merampungkan delapan bulan masa tahanan.


Keluarnya Tamimi dari penjara disambut oleh warga desa ditempatnya tinggal. Hal tersebut tak pelak membuat jatuh air mata dara yang sempat menampar wajah tentara Israel saat itu. Tamimi dibebaskan dari penjara bersama ibunya yang juga menjalani masa tahanan yang sama.

"Ini merupakan momen yagn sangat membahagiakan. Banyak yang kami lewati tapi kami khawatir karena okupasi Israel tetap berlanjut," kata Ayah Ahed, Bassem Tamimi seperti diwartakan Aljazirah, Ahad (29/1).


Meski demikian, belum semua keluarga Bassem Tamimi dibebaskan dari penjara. Kakak laki-laki Ahed, Waed Tamimi masih berada dalam penjara Israel. Dia ditangkan militer zionis saat mengadakan operasi penangkapan di rumahnya pada Mei lalu.


Perlawan Ahed Tamimi kemudian menjadi simbol perjuangan warga Palestina guna melawan penjajahan Israel. Hal itu terjadi sejak video Tamimi yang menampar seorang tentara Israel di depan rumahnya di Tepi Barat pada Desember tahun lalu viral serta menuai banyak simpati.


Penamparan yang dilakukan Tamimi tak lepas dari penembakan sepupunya yang berusia 15 tahun oleh militer Israel. Peristiwa itu membuat saudara sepupu Tamimi dalam kondisi kritis. Penangkapan Tamimi pun mendapat kecaman dari dunia internasional.


Perlakuan militer Israel kepada Tamimi semakin menjelaskan bagaimana tentara zionis memperlakukan warga Palestina terlebih kaum muda mereka. Tamimi selanjutnya didakwa atas 12 tuduhan oleh pengadilan militer Israel di Ramallah dua pekan setelah dia ditangkap.






Credit  republika.co.id






Mesir Minta Fatwa Mufti Terkait Hukuman Mati 75 Orang


Hukuman mati
Hukuman mati

75 orang ini dituduh melakukan pelanggaran terkait keamanan





CB, KAIRO -- Pengadilan Mesir pada Sabtu mengatakan akan mengalihkan perkara 75 orang, termasuk tokoh penting Ikhwanul Muslimin (IM), kepada pejabat tinggi keagamaan untuk diputuskan apakah mereka sebaiknya dihukum mati. 75 orang ini dituduh melakukan pelanggaran terkait keamanan.

Mereka termasuk di antara lebih 700 orang yang dituduh melakukan unjuk rasa gelap dan pembunuhan dalam gerakan duduk pada 2013. Dalam unjuk rasa tersebut, ratusan pendukung IM dan puluhan polisi tewas ketika pasukan keamanan membubarkan mereka dengan paksa.

Para tertuduh itu menghadapi hukuman antara mati dan penjara seumur hidup. Hukum Mesir memerlukan pandangan terkait hukuman mati dari Mufti Besar Shawqi Allam, pejabat hukum Islam tertinggi Mesir sebelum amar dilaksanakan.

Keputusan Mufti tersebut tidak mengikat secara hukum, tapi jarang disepelekan oleh pengadilan. Pada 2014, Mufti Shawqi menolak usul hukuman mati terhadap pemimpin IM Mohamad Badie. Badie adalah bagian dari perkara sama dan sejak itu dijatuhi hukuman seumur hidup.

"Sebanyak 75 kasus itu yang diserahkan ke Mufti untuk diperoleh fatwanya termasuk para pemimpin senior IM Issam al-Aryan, Mohamed Baltagi dan dai terkenal Safwat Higazi dan Wagdi Ghoneim," kata sumber pengadilan. Sebanyak 44 terdakwa berada di penjara menunggu hukuman mereka, dan 31 telah diadili in absentia.

Kelompok hak asasi mengecam peradilan lebih 700 orang itu dalam kasus sama, dengan menyatakan mereka termasuk wartawan dan pengunjuk rasa damai. Amnesty International mengatakan pada Sabtu (28/7) peradilan tersebut tak adil, dan mereka yang jadi terdakwa telah ditolak haknya mengajukan pembelaan yang memadai.

"Pihak berwenang Mesir tak pernah menanyakan atau menuntut personel pasukan keamanan yang ikut serta dalam pembunuhan massal itu," katanya dalam sebuah pernyataan.

Gerakan duduk pada 2013 di alun-alun Rabaa Adawiya di Kairo terjadi setelah pihak militer, yang dipimpin Abdel Fattah al-Sisi, yang kini sebagai presiden, menggulingkan Presiden Mohammad Mursi dalam kudeta dukungan rakyat.

Amnesty International menyatakan pembubaran aksi duduk-duduk pada Agustus itu membunuh lebih 800 pengunjuk rasa. Pemerintah Mesir mengatakan banyak pengunjuk rasa bersenjata, dan sebanyak 43 personel polisi tewas.

"Keputusan akhir dalam perkara itu diperkirakan keluar pada 8 September setelah Mufti tersebut memberikan fatwanya," kata sumber pengadilan.




Credit  republika.co.id





China Bangun Supercarrier Pesaing Kapal Induk AS



China Bangun Supercarrier Pesaing Kapal Induk AS
China tengah membangun supercarrier yang mampu menyaingi kapal induk Nimitz milik AS. Foto/Ilustrasi/Istimewa

BEIJING - Sebuah foto yang bocor menunjukkan China serang membangun sebuah supercarrier yang bisa menyaingi kapal induk kelas Nimitz Amerika Serikat (AS).

China saat ini diketahui tengah membangun kapal induk ketiga di Beijing yang diberi nama Tipe 002. Foto China Shipbuilding Industry Corporation menunjukkan Tipe 002 dengan dek penerbangan yang besar, memperlihatkan landasan pendarat dan tiga sistem peluncur ketapel elektro-magnetik. Kesemuanya menunjukkan lompatan teknologi untuk jenis supercarriers yang dikerahkan oleh Angkatan Laut AS.

kapal induk china

Jika semua berjalan sesuai rencana, kapal dengan berat 70 ribu ton ini akan selesai pada 2021.

Dibandingkan dengan kapal induk kedua China, Tipe 001A, Tipe 002 memiliki lompatan bawaan di dek penerbangan dan menggunakan sistem lepas landas yang pendek namun telah menggunakan stopbar dan mempunyai ukuran lebih besar untuk membawa pesawat tempur.

Fitur Tipe 002 juga jauh lebih maju daripada Tipe 001, yang memungkinkan Angkatan Laut China untuk menyebarkan jumlah dan variasi pesawat yang lebih banyak dan menyebarkan pesawat lebih cepat. Jika supercarrier ini bekerja seperti yang direncanakan, kapal ini akan membuat Angkatan Laut China salah satu yang paling kuat di dunia.

Dan ini tampaknya hanyalah permulaan.

China memiliki ambisi besar untuk angkatan laut kelas dunia, dan bahkan membangun kapal induk keempat, yang dilaporkan akan bertenaga nuklir dan mungkin cocok dengan spesifikasi kapal induk kelas Nimitz AS yang dioperasikan Angkatan Laut AS selama setengah abad.

Supercarrier modern akan membawa China di depan Rusia, yang hanya memiliki satu kapal induk, serta menjadi pesaing tunggal Prancis dan AS sebagai satu-satunya angkatan laut yang membanggakan supercarrier bertenaga nuklir yang meluncurkan pesawat dengan ketapel.

"Pertanyaan yang menarik adalah apa yang mereka rencanakan untuk dilakukan oleh kapal induk ini," Daniel Kliman, seorang pengamat di Program Keamanan Asia Pasifik di Pusat Keamanan Baru Amerika.

"Apa yang memungkinkan China untuk mencapai? Banyak gengsi," ujar Kliman lagi. Dan gengsi juga tentang politik domestik.

"Ada banyak perhatian populer di China terhadap program kapal induknya," imbuh Kliman, yang menambahkan bahwa supercarrier juga merupakan sarana efektif untuk memproyeksikan kekuatan di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya, seperti yang telah digunakan AS selama beberapa dekade.

"Di luar itu, China benar-benar melihat kebutuhan nyata untuk melindungi investasinya yang berjauhan dan melindungi akses pasar ke luar negeri," tutur Kliman. 

"Kapal induk tentu berguna dalam peran itu," tukasnya seperti dikutip dari Business Insider, Minggu (29/7/2018)

Apa pun niatnya, para supercarrier ini akan memperluas kemampuan Tiongkok untuk memproyeksikan kekuatan ke wilayah-wilayah yang diperebutkan di laut dan untuk menerbangkan misi ke darat.

"Entah mereka akan mencoba untuk bertarung dengan musuh atau tentang prestise," ujar Eric Wertheim, seorang ahli angkatan laut dengan Institut Naval AS, menambahkan bahwa itu mungkin sedikit dari keduanya.

Wertheim mengatakan bahwa orang-orang terlihat menangis ketika kapal induk pertama China, Liaoning, ditugaskan karena ada kebanggaan seperti itu.

Wertheim dan Kliman juga sepakat bahwa China pada awalnya akan menggunakan kapal induk mereka saat ini dan masa depan untuk memproyeksikan kekuatan di Laut Cina Timur dan Selatan, terutama untuk wilayah yang terakhir.

Namun akhirnya, China benar-benar tidak membutuhkan kapal induk untuk mencapai tujuan teritorialnya di Laut Cina Timur dan Selatan.

"Semuanya ada di pesawat darat," kata Kliman.

"Jadi apakah tujuan mereka hanya mendominasi Asia atau memproyeksikan kekuatan di perairan lain?" cetus Wertheim.

Tahun lalu, China membuka pangkalan militer luar negeri (pangkalan luar negerinya yang pertama) di Afrika, di mana ia terus berinvestasi dan bersaing untuk mendapatkan bunga.

"Kami benar-benar tidak tahu apa niat (China) itu," kata Wertheim.


Credit  sindonews.com





Pembelian Jet F-35 Diblokir, Turki Bakal Seret AS ke Pengadilan


Pembelian Jet F-35 Diblokir, Turki Bakal Seret AS ke Pengadilan
Turki akan menyeret AS ke pengadilan arbitrase internasional jika pembelian F-35 diblokir. Foto/Istimewa

ISTANBUL - Turki akan menyeret Amerika Serikat (AS) ke pengadilan arbitrase internasional jika memblokir penjualan jet tempur F-35. Ancaman itu dilontarkan langsung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pernyataan Erdogan tersebut dikutip stasiun TV Haberturk.

"Erdogan juga mengatakan Turki telah meminta bantuan AS dalam mengamankan kembalinya warga Turki ke Turki, Ebru Ozkan, yang ditahan di Israel," kata penyiar Haberturk, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/7/2018).


Sebelumnya Senat AS mengesahkan RUU Kebijakan Pertahanan termasuk amandemen yang melarang penjualan pesawat jet tempur F-35 ke Turki. Senat yang dikendalikan Partai Republik memberikan suara 85-10 untuk pengesahan RUU yang menjadi Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDDA) untuk Tahun Fiskal 2019.

Pemenjaraan pastor Amerika di Ankara dan keputusan Turki membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia menjadi alasan para anggota kongres memblokir pengiriman jet tempur canggih kebanggaan NATO itu untuk Ankara.

Turki memesan 100 pesawat jet tempur F-35, 30 di antaranya telah disetujui AS. Pesawat yang dipesan oleh Turki adalah F-35B, salah satu varian F-35 yang bisa lepas landas vertikal (STOVL).

Pesawat jet tempur siluman generasi kelima itu sejatinya adalah program gabungan dari negara-negara NATO. Selain Turki, AS, Inggris, Italia, Belanda, Kanada, Australia, Norwegia dan Denmark merupakan anggota peserta program tersebut. Pembuatan pesawat ini adalah kontraktor pertahanan AS Lockheed Martin.

Turki sendiri telah menjalin kerja sama dengan Lockheed Martin sejak tahun 1990-an, yakni ketika Ankara membeli jet tempur F-16. Perusahaan Turki kemudian melanjutkan kerja sama di bidang pengembangan sistem dan latihan sebagai bagian dari proyek F-35. 





Credit  sindonews.com






Erdogan: Turki Bakal Bertahan Hadapi Sanksi AS


Erdogan: Turki Bakal Bertahan Hadapi Sanksi AS
Presiden Erdogan menyatakan Turki bakal bertahan menghadapi sanksi yang terancam dijatuhkan jika Ankara menolak membebasakan seorang pendeta asal Amerika. (REUTERS/Stoyan Nenov)



Jakarta, CB -- Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan Turki bakal bertahan setelah Presiden Donald Trump mengancam menjatuhkan sanksi untuk Ankara jika menolak membebasakan seorang pendeta asal Amerika Serikat.

Persahabatan Amerika Serikat dan Turki terancam oleh permasalahan ini, kata Erdogan dalam laporan berbagai media yang dikutip Erdogan pada Minggu (29/7).



"Kami tak akan mundur ketika dihadapkan dengan sanksi," kata Erdogan. "Mereka tidak boleh lupa bahwa mereka akan kehilangan rekanan yang tulus."

Pendeta asal Amerika, Andrew Brunson, yang dipindahkan ke tahanan rumah setelah 21 bulan ditahan di penjara Turki, telah bekerja untuk negara tersebut selama lebih dari dua dekade.



Brunson dituding mendukung kelompok yang menurut Ankara mengotaki kudeta gagal 2016 lalu dan Partai Kurdistan. Meski sudah menampik, pendeta tersebut diancam hukuman hingga 35 tahun penjara jika terbukti bersalah.


Para diplomat tengah berupaya menyelesaikan perselisihan tegang ini dan, pada Sabtu, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo membahas status pastur tersebut dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, kata pihak Amerika.





Credit  cnnindonesia.com





Putin Akan Perkuat Armada Laut Rusia Hingga 26 Kapal Perang


Putin Akan Perkuat Armada Laut Rusia Hingga 26 Kapal Perang
Preside Rusia Vladimir Putin berambisi untuk memperkuat armada angkatan lautnya. (REUTERS/Alexander Zemlianichenko)




Jakarta, CB -- Presiden Rusia menyatakan akan memperkuat armada angkatan laut negara tersebut dengan menambah 26 kapal perang baru tahun ini.

"Total, pada 2018 ini, angkatan perang seharusnya mendapakan 26 kapal perang baru, perahu motor dan kapal induk termasuk empat kapal perang dengan dilengkapi rudal Kalibr," demikian pernyataan Putin di Saint Petersburg, Rusia, seperti dikutip AFP, Minggu (29/7).



Putin menyatakan kapal-kapal baru yang sudah siap untuk didatangkan dan dioperasikan pada tahun ini sebanyak delapan buah.



Secara terpisah, Komandan Armada Laut Hitam yang ditempatkan di pelabuhan Kriema, Sevastopol, Alexander Moiseyev mengatakan enam kapal induk yang dilengkapi rudal sudah dapat beroperasi pada akhir tahun ini.

"Kesiapan tempur tingkat tinggi serta ketepatgunaan angkatan laut adalah unsur paling penting guna memastikan kemampuan tempur negara dan keamanannya," ujar Putin pada perayaan Hari Angkatan Laut di kota terbesar kedua di Rusia tersebut.
.
Peringatan Hari Angkatan Laut di St Peterseburg itu berlangsung megah. Setidak-tidaknya, 4.000 anggota pasukan angkatan laut, lebih dari 40 kapal dan perahu dengan berbagai kelas serta pesawat penerbangan angkatan laut dari Armada Baltik, Utara dan Laut Hitam serta Armada Kaspia mengambil bagian dalam parade tersebut.
.
Putin mengatakan angkatan laut Rusia memberikan sumbangan besar dalam memerangi terorisme internasional/ dan menjalankan peranan penting dalam memastikan keseimbangan strategis.

"Tentu kita akan melanjutkan tujuan untuk memastikan penguatan dan pengembangan angkatan laut, serta pemutakhiran perlengkapan," ujar Putin.




Credit  cnnindonesia.com




Jet Tempur Korea Selatan Cegat Jet Termpur Cina, Ada Apa?



Jet tempur generasi kelima J-20 menyimpan senjata di weapon bay sehingga tidak meninggal jejak radar yang besar. Senjata yang dibawa J-20 adalah rudal udara ke udara PL-12C/D dan PL-21. Kelak J-20 dilengkapi dengan rudal PL - 10 jarak pendek, rudal udara ke permukaan, bomb presisi dipandu, dan bom jatuh. chinapower.csis.org
Jet tempur generasi kelima J-20 menyimpan senjata di weapon bay sehingga tidak meninggal jejak radar yang besar. Senjata yang dibawa J-20 adalah rudal udara ke udara PL-12C/D dan PL-21. Kelak J-20 dilengkapi dengan rudal PL - 10 jarak pendek, rudal udara ke permukaan, bomb presisi dipandu, dan bom jatuh. chinapower.csis.org

CB Seoul – Militer Korea Selatan mengirim pesawat tempur F-15K untuk mencegat sebuah pesawat tempur Cina, yang memasuki wilayah pertahanan negara itu.


Pesawat tempur Cina dari jenis Y-9 taktis ini, seperti dilansir Channel News Asia, terbang selama empat jam di Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea atau ADIZ setelah terbang di dekat kawasan bebatuan, yang dikontrol Seoul tetapi diklaim Beijing.
“Militer Korea Selatan mengirimkan lebih dari satu jet tempur untuk melacak dan memberi peringatan kepada jet tempur Cina agar pergi,” begitu pernyataan dari kantor Kepala Staff Gabungan Korea Selatan, dalam pernyataan yang dilansir Reuters, Jumat, 27 Juli 2018.
Belum ada pernyataan dari Cina soal insiden ini.
Reuters melansir ADIZ bukanlah kesepakatan yang mengikat di bawah perjanjian internasional. Seoul memperluas wilayah ini pada 2013 yang kemudian tumpang tindih dengan zona, yang dikuasai Cina.

Media Korea Herald melansir pesawat jet tempur Cina muncul pada sekitar pukul tujuh pagi di sekitar Pulau Leo. Pesawat jet tempur itu lalu bergerak di sepanjang pesisir selatan dan timur sebelum berganti arah. Pesawat tempur Cina ini lalu meninggalkan wilayah pada sekitar pukul 11.27 siang.
Cina mengklaim wilayah laut bebatuan bernama Ieodo sebagai wilayahnya. Padahal Seoul telah mendirikan pos pemantauan di atas kawasan bebatuan ini.
JCS melansir jet tempur canggih Cina melakukan manuver serupa pada Februari dan April 2018. Peristiwa serupa terjadi dua kali pada 2017.
Pemerintah Korea Selatan sempat memanggil duta besar Cina pada Februari 2018 soal ini. Namun, Cina mengaku jet tempurnya melakukan latihan sesuai dengan hukum internasional.





Credit  tempo.co




Presiden Korea Selatan Minta Unit Intelijen Militer Dirombak


Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in (kedua kiri) dan istrinya Kim Jung-sook di Istana Kepresidenan Bogor, 9 November 2017. Kunjungan tersebut guna meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara. REUTERS/Adek Berry
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in (kedua kiri) dan istrinya Kim Jung-sook di Istana Kepresidenan Bogor, 9 November 2017. Kunjungan tersebut guna meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara. REUTERS/Adek Berry

CB, Seoul – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, meminta perombakan unit intelijen militer terkait usulan unit itu agar pemerintah menerapkan undang-undang darurat militer dalam menangani gelombang protes anti-pemerintah pada 2016.

Saat itu, masyarakat Korea Selatan menggelar unjuk rasa besar-besaran mendesak Presiden Park Geun-hye untuk mundur terkait skandal korupsi.
Moon mengatakan usulan darurat militer itu sebagai hal ilegal.
“Militer harus merasa takut kepada rakyat sendiri dibandingkan kepada siapapun,” kata Moon kepada media di Istana Biru atau Cheong Wa Dae, Jumat, 27 Juli 2018.
Moon menambahkan,”Inspeksi yang dilakukan Komando Keamanan Pertahanan atau Defense Security Command terhadap keluarga dari para korban kapal feri Sewol yang tenggelam dan usulan kepada pemerintah untuk menerapkan keadaan darurat militer seharusnya tidak pernah terjadi sama sekali.”
Media Korea Times melansir Moon mendapat penjelasan soal adanya dokumen kontroversial buatan DSC berjudul “Wartime Martial Law and Joint Action Plan” atau “Hukum Darurat Militer saat Perang dan Rencana Aksi Bersama.”
Presiden Moon mengatakan DSC harus menjadi unit yang berkontribusi terhadap penguatan kemampuan pertahanan dengan secara patuh ke dalam misi alaminya. Moon mendesak militer melakukan reformasi menyeluruh terhadap unit intelijen ini.
Istana Biru, sebelumnya, telah mengungkapkan sejumlah dokumen milik DSC yang menunjukkan niat unit itu untuk mengambil alih parlemen dengan menangkapi para pemimpin oposisi.
“Ini memunculkan dugaan adanya rencana militer melakukan kudeta,” begitu dilansir Korea Herald.


Menteri Pertahanan Korea Selatan, Song Young-moo dan DSC melakukan rapat pada Jumat, 27 Juli 2018. Kedua pihak berbeda pendapat dengan pejabat DSC mengatakan menhan menyetujui rencana penerapan UU darurat militer itu.
Sebaliknya, Menhan Song membantah tudingan itu dan nyaris menyebut DSC melakukan pemberontakan.
Presiden Moon mengatakan setiap orang yang bersalah akan dimintai jawaban. Dia memerintahkan investigasi independen mengenai usulan penerapan darurat militer itu. Moon juga telah memerintahkan petinggi militer dan menhan menyerahkan semua dokumen terkait soal ini.
“Isu utama adalah menemukan kebenaran mengenai dokumen gawat darurat militer ini. Kita harus mengidentifikasi masalah ini secara menyeluruh, kenapa (militer) membuat dokumen-dokumen itu dan seberapa jauh militer akan melakukan rencana itu,” kata Moon seperti dijelaskan juru bicara Istana Biru, Kim Eui-kyeom.
Kim menambahkan kebutuhan untuk melakukan reformasi total terhadap DSC semakin membesar.
“Saya meminta satgas reformasi DSC mempercepat diskusi dan menyerahkan proposal reformasi secepatnya,” kata Kim menirukan Presiden Korea Selatan Moon.




Credit  tempo.co






Menhan Amerika Mattis Bantah Berita AS Bakal Serang Iran



Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. AP Photo/Evan Vucci, Iranian Presidency Office via AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. AP Photo/Evan Vucci, Iranian Presidency Office via AP

CB, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, membantah berita bahwa Amerika Serikat sedang bersiap untuk menyerang Iran.


Informasi soal adanya persiapan untuk serangan ini dilansir media ABC dari Australia. Media itu mengklaim mendapat informasi dari sejumlah petinggi keamanan Australia  soal kemungkinan digelarnya serangan pada bulan depan.
“Saya tidak tahu dari mana media massa di Australia mendapat informasi itu,” kata Mattis dalam jumpa pers di Pentagon pada Jumat, 27 Juli 2018, seperti dilansir ABC.
Mattis melanjutkan,”Saya meyakini ini bukan sesuatu yang sedang dipertimbangkan saat ini. Dan saya pikir ini hal yang, terus terang, fiksi.”
Secara terpisah, media Times of Israel, juga melansir Mattis membantah AS menyiapkan opsi untuk melakukan pergantian pemerintahan Iran.

Menteri Pertahanan AS, James Mattis. REUTERS/Carlos Barria
Menurut Mattis, AS berfokus pada menghentikan aktivitas militer Iran di kawasan Timur Tengah. Saat ditanya apakah ada rencana pergantian pemerintahan di Iran, Mattis menjawab,”Tidak ada hal seperti itu.”
Menurut Mattis, AS menginginkan Iran mengubah perilaku yang dinilai menjadi ancaman militer ataupun intelijen.
Pernyataan Mattis ini serupa dengan pernyataan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, yang mengatakan dia tidak memiliki alasan kuat AS sedang bersiap melakukan konfrontasi militer dengan Iran.

“Presiden Trump telah menyatakan pandangannya secara jelas kepada seluruh dunia. Tapi berita ini.. tidak berasal dari saya, kementerian Luar Negeri, kementerian Pertahanan ataupun panglima,” kata Turnbull.
Turnbull juga mengatakan,”Saya membaca berita ABC hari ini yang mengklaim dan mengutip sumber dari pejabat senior pemerintah Australia. Itu spekulasi saja dengan mengutip sumber anonim.”

Wakil Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami.[IRNA]
Media ABC sebelumnya melansir fasilitas militer Australia bakal memainkan peran mengidentifikasi target-target serangan di Iran seperti juga lembaga intelijen Inggris.
Namun, media ABC belakangan juga melansir ada perbedaan besar antara menyediakan informasi dan melakukan analisis mengenai target lokasi di Iran dengan menjadi bagian dari misi di lapangan.
“Terlibat dalam menyediakan gambaran informasi berbeda dengan berpartisipasi dalam serangan,” kata sumber ini, yang berasal dari pejabat pertahanan.
Anggota lain dari “Grup Lima Mata” seperti Kanada dan Selandia Baru tidak akan memainkan peran dalam konteks ini. Grup Lima Mata ini merupakan kerja sama intelijen yang terdiri dari lima negara yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Inggris.
Lokasi militer super rahasia Australia di Pine Gap, yang terletak di Northern Territory, merupakan salah satu instalasi militer krusial bagi negara yang tergabung dalam Grup Lima Mata dalam mengarahkan pergerakan satelit mata-mata Amerika termasuk untuk memantau Iran.



Credit  tempo.co






Australia Gelar Latihan Jet Tempur Terbesar di Asia Pasifik


Dua jet tempur siluman Lockheed Martin Corp F-35 tampil dalam acara Avalon Airshow in Victoria, Australia, 3 Maret  2017. Australian Defence Force/Handout via REUTERS
Dua jet tempur siluman Lockheed Martin Corp F-35 tampil dalam acara Avalon Airshow in Victoria, Australia, 3 Maret 2017. Australian Defence Force/Handout via REUTERS

CB, Jakarta - Wilayah udara Australia bagian utara dibanjiri pilot dan jet tempur dari 16 negara. Ini merupakan latihan angkatan udara terbesar di Asia Pasifik.

Latihan udara gabungan yang dinamai Pitch Black Training ini berlangsung di Kota Darwin selama tiga minggu dengan melibatkan lebih dari 4.000 tentara dan 140 jet tempur dari berbagai jenis.
Dalam pernyataan pada Sabtu, 28 Juli 2018, Angkatan Udara Australia mengatakan kegiatan ini meliputi latihan untuk menghadapi berbagai ancaman realistis dan simultan, yang dapat ditemukan di lingkungan ruang tempur modern.

“Kegiatan seperti Pitch Black Training mengakui hubungan kuat yang dimiliki Australia dengan negara-negara peserta dan nilai tinggi yang diberikannya pada keamanan regional dan membina hubungan yang lebih erat di seluruh kawasan Asia Pasifik,” begitu pernyataan dari Angkatan Udara Australia, seperti dilansir Reuters, pada Sabtu, 28 Juli 2018.
Latihan ini termasuk simulasi penerbangan malam dan pengisian pasokan bahan bakar di udara. Ini memungkinkan setiap negara yang terlibat saling belajar dengan memanfaatkan salah satu wilayah udara terluas di dunia untuk latihan.

The Black Pitch, yang diselenggarakan setiap dua tahun, dimulai pada 1990 dengan awalnya melibatkan Australia dan Singapura.
Negara-negara yang terlibat termasuk Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Belanda, Filipina, Singapura, Swedia, Thailand, Selandia Baru, dan Australia.
Militer Amerika Serikat mengerahkan sejumlah jet tempur F-16 dari pangkalan di Korea Selatan. Media Defense News melansir pasukan marinir Amerika menggunakan sejumlah pesawat, seperti Boeing F/A-18D Hornets, yang berbasis di Jepang, pesawat tanker Lockheed Martin KC-130J Hercules, Bell-Boeing MV-22 Osprey, dan beberapa helikopter dari pangkalan Amerika di Darwin.
Angkatan Udara India bakal mengikuti latihan ini untuk pertama kalinya dengan mengerahkan pesawat buatan Rusia, yaitu Sukhoi Su-30MKI Flanker dan pesawat pengangkut C-130J.
Australia juga akan mengerahkan untuk pertama kalinya pesawat serangan elektronik Boeing E/A-18G sebanyak tiga buah.
Wakil Marsekal Australia Steve Roberton mengatakan latihan ini bertujuan meningkatkan stabilitas regional dan kerja sama antarnegara.



Credit  tempo.co


PM Australia Tidak Percaya Trump Akan Bombardir Iran Bulan Depan



PM Australia Tidak Percaya Trump Akan Bombardir Iran Bulan Depan
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

CANBERRA - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan ia tidak memiliki alasan untuk percaya Presiden Amerika Serikat (AS) sedang merencanakan untuk membom fasilitas nuklir Iran.

ABC Australia melaporkan pada hari Jumat bahwa para menteri senior di pemerintahan Turnbull sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa AS membom fasilitas nuklir Iran, mungkin pada awal bulan depan.

Laporan itu mengutip sumber keamanan senior yang mengatakan fasilitas pertahanan rahasia Australia dapat digunakan untuk membantu Amerika mengumpulkan data intelijen dan mengidentifikasi target untuk membantu misi pemboman Iran mereka, dan bahwa badan-badan intelijen Inggris juga bisa digunakan.

Baca: AS Mungkin Bombardir Iran Bulan Depan

Tapi Turnbull telah menolak laporan itu sebagai sebuah spekulasi. Ia bahkan mengatakan tidak memiliki alasan untuk percaya Trump sedang mempersiapkan konfrontasi militer.

"Saya melihat sebuah cerita hari ini mengklaim bahwa, di ABC, dan mengutip sumber-sumber senior pemerintah Australia," katanya.

"Itu spekulasi, itu mengutip sumber anonim," tegasnya seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (28/7/2018).

Dia mengatakan sikap Trump terhadap Iran sudah diketahui, tetapi laporan ABC tidak mendapat manfaat dari "konsultasi" dengan kantornya, atau dengan kantor menteri pertahanan atau menteri luar negeri.

Retorika permusuhan antara Washington dan Teheran telah meningkat secara dramatis minggu ini dalam perang kata-kata antara Trump dan Presiden Iran, Hassan Rouhani.

Setelah presiden Rouhani memperingatkan AS seharusnya tidak "bermain dengan ekor singa", Trump menanggapi dengan mengatakan Iran akan menderita konsekuensi yang parah jika mengancam AS lagi.

Komandan militer senior Iran, Qassem Suleimani, membalas ancaman tweet Trump, membandingkan Trump dengan seorang penjudi dan pemilik kabaret. Suleimani mengatakan Iran akan menjadi orang yang "mengakhiri" perang antara kedua negara mereka.

Fasilitas pertahanan gabungan Pine Cache Australia di Northern Territory memainkan peran penting dalam membantu satelit mata-mata Amerika.

Australia adalah bagian dari perjanjian UKUSA multilateral, yang merupakan perjanjian multilateral untuk bekerja sama pada sinyal intelijen antara AS, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada. Hal ini dikenal sebagai kesepakatan “Lima Mata”. 


Pada bulan Mei, Trump secara sepihak menarik AS keluar dari perjanjian nuklir bersejarah 2015, terlepas dari oposisi Eropa dan fakta bahwa Iran telah menjaga kewajibannya berdasarkan perjanjian, sebagaimana berulang kali diverifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Washington juga ingin semua negara berhenti membeli minyak Iran pada 4 November mendatang. Hal ini memicu tanggapan penuh kemarahan dari Teheran, yang mengancam akan memblokir Selat Hormuz, di mana seperlima dari minyak dunia lewat jalur itu menggunakan kapal tanker.

Suleimani memperingatkan minggu ini bahwa Laut Merah, yang aman, tidak lagi aman untuk kehadiran (militer) Amerika. Ia lantas menyatakan Iran dapat mempertimbangkan mengganggu pengiriman minyak melalui rute Bab el-Mandeb Laut Merah melalui proksinya.


Credit  sindonews.com




AS Mungkin Bombardir Iran Bulan Depan



AS Mungkin Bombardir Iran Bulan Depan
Pesawat-pesawat jet tempur F-18 di atas kapal induk USS Carl Vinson. Amerika Serikat diprediksi akan menyerang Iran pada bulan depan. Foto/REUTERS/Erik De Castro

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mungkin menyerang fasilitas nuklir Iran bulan depan. Spekulasi perihal serangan militer Washington ini dilaporkan ABC mengutip tokoh senior di pemerintahan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.

Tokoh pemerintah yang dikutip itu percaya AS sudah bersiap-siap untuk membombardir situs nuklir Iran.

Laporan itu muncul pada saat ketegangan antara Washington dan Teheran mencapai titik didih. Kedua negara belum lama ini saling mengumbar ancaman. Presiden Iran Hassan Rouhani, misalnya, mengatakan perang dengan Iran akan menjadi "ibu dari semua perang".

Pernyataan Rouhani itu direspons keras Presiden AS Donald Trump. "Iran akan menderita konsekuensi sepanjang sejarah," tulis Trump di Twitter dengan huruf kapital sebagai isyarat bahwa ancamannya tidak main-main.

Selain menjadi sekutu AS, Australia, adalah anggota aliansi intelijen global yang dikenal sebagai Five Eyes. Kelompok intelijen "Mata Lima" ini beranggotakan AS, Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru.

Menurut laporan ABC, Australia siap untuk berperan menyediakan informasi intelijen pertahanan dalam operasi terhadap Iran. Inggris juga dilaporkan siap dalam menawarkan bantuan serupa.

"Sedangkan dua anggota Five Eyes lainnya, Kanada dan Selandia Baru, tidak akan memainkan peran dalam aksi militer di Iran," bunyi laporan ABC, yang dilansir Jumat (27/7/2018).

Namun, sumber-sumber keamanan yang dikutip media Australia itu mencatat perbedaan signifikan antara negara-negara yang secara langsung berpartisipasi dalam misi, dan memberikan informasi intelijen tentang fasilitas Iran.

"Mengembangkan gambar sangat berbeda dengan benar-benar berpartisipasi dalam serangan," kata sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menepis laporan ABC. Menurutnya, laporan itu sepenuhnya spekulasi. Namun, dia mengatakan bahwa seluruh dunia sadar akan sikap Trump terhadap Iran.

Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis juga mengecam laporan tersebut."Fiksi lengkap," kata Mattis, dikutip Reuters.

Sementara itu, komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani memperingatkan Trump soal efek jika melakukan serangan militer terhadap Teheran.

"Perang akan menghancurkan semua yang Anda miliki," ujarnya. "Jika Anda yang memulai perang, maka kami yang akan mengakhirinya," lanjut dia. 

Hubungan AS dan Iran telah memburuk sejak Trump menjalankan ancaman jangka panjangnya, yakni menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 atau dikenal sebagai perjanjian nuklir Iran pada bulan Mei lalu. Usai "mengkhianati" perjanjian itu, AS memutuskan untuk memberlakukan kembali sanksi kerasnya terhadap Iran.

Penarikan diri AS dari perjanjian itu dikecam oleh Rusia dan China yang juga menjadi penandatangan JCPOA 2015.



Credit  sindonews.com