Jumat, 02 Juni 2017

Militer AS Ingin Bentuk Skuad Gabungan Tentara Manusia dan Robot


Militer AS Ingin Bentuk Skuad Gabungan Tentara Manusia dan Robot

Para tentara Amerika Serikat. Pentagon ingin bentuk skuad gabungan tentara manusia dan robot. Foto/US Pacific Command


WASHINGTON - Pentagon Amerika Serikat (AS) berencana membentuk skuad militer gabungan tentara manusia dan robot. Tujuannya untuk memaksimalkan kinerja pasukan di medan perang masa depan.

Perusahaan swasta yang berbasis di Virginia, Six3 Advanced Systems, mendapat kontrak senilai USD11 juta. ”Untuk merancang, mengembangkan, dan memvalidasi prototipe sistem untuk skuad gabungan, yang menggabungkan manusia dan aset tak berawak, komunikasi dan informasi yang beragam,” bunyi siaran pers Pentagon, yang dikutip dari Bloomberg, Jumat (2/6/2017).

Media AS tersebut melaporkan, anak perusahaan kontraktor pertahanan Amerika, CACI International, telah menyediakan pengembangan sensor dan teknologi pemrosesan sinyal untuk komunitas intelijen AS dan militer.

Rencana Pentagon ini mengikuti prediksi ilmiah bahwa perang masa depan akan melihat penggunaan platform robot yang luas yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI) dan dilengkapi dengan sistem senjata dari generasi berikutnya.

Washington selama ini berusaha untuk unggul atas militer China, Rusia dan pesaing lainnya, yang juga berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan sistem robot. Sekutu AS, Inggris dan Israel, sejatinya juga mengembangkan sistem robot untuk militer.

John Bassett, mantan perwira intelijen Inggris yang memiliki karir 20 tahun bersama GCHQ, mengatakan pada tahun lalu bahwa AS mencoba mempekerjakan ribuan robot dalam beberapa tahun ke depan.

”Senjata robot cerdas mereka adalah kenyataan dan mereka akan jauh lebih nyata pada tahun 2030,” kata Bassett. ”Pada suatu titik sekitar 2025 atau sekitar itu, Angkatan Darat Amerika Serikat sebenarnya akan memiliki lebih banyak robot tempur daripada tentara manusia,” imbuh dia.




Credit  sindonews.com