Rabu, 16 Februari 2022

OKI Kecam Larangan Pakai Hijab di Sekolah, India Tanggapi Sinis

Ilustrasi

Jakarta, CUPUMA --Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) mengecam keras larangan hijab yang diterapkan sejumlah sekolah dan pemerintah negara bagian di India.

Sekretaris Jenderal OKI Hissein Ibrahim Taha mendesak India menjamin keamanan dan kesejahteraan komunitas Muslim, serta meminta komunitas internasional terutama PBB menindak kasus ini.


"Sekretariat Jenderal OKI sangat prihatin soal seruan Hindutva di Haridwar, Uttarkhand, terkait genosida terhadap umat Muslim dan insiden kekerasan yang menargetkan perempuan Muslim di sosial media, termasuk larangan siswi menggunakan hijab di Karnataka," kata Taha melalui pernyataan OKI di Twitter pada awal pekan ini.

OKI juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia di India yang berkaitan dengan umat Muslim.

India lantas menanggapi sinis pernyataan OKI tersebut. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menilai OKI terus "dibajak" dengan kepentingan golongan.

"Pola pikir komunal dari Sekretariat OKI tidak memberikan respons yang sesuai dengan realitas yang ada. OKI terus dibajak oleh kepentingan pribadi mereka untuk melakukan propaganda jahat terhadap India," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri India.

"Hasilnya, itu hanya menghancurkan reputasi mereka," lanjut pernyataan tersebut dikutip dari Indian Express.

Beberapa waktu lalu, sejumlah siswi di India melakukan protes dengan belajar di luar sekolah setelah tak diizinkan masuk gedung karena mereka memakai hijab. Protes ini dilakukan di depan gerbang salah satu sekolah di distrik Udupi, negara bagian Karnataka.

Sementara itu, staf sekolah hanya memperhatikan para siswi dari jauh. Menurut staf sekolah, para siswi ini tak bisa masuk karena melanggar aturan. Meski demikian, insiden ini menarik perhatian warganet dan menimbulkan keresahan bagi umat Muslim di India.


"Kami mengalami bentuk apartheid keagamaan. Aturan itu sangat diskriminatif dan merugikan perempuan Muslim," kata seorang siswi peserta aksi protes, A. H. Almas, kepada Associated Press.

Salah satu aktivis, Afreen Fatima, juga menilai perilaku ini bakal membuat Muslim di India menjadi kelompok yang terisolasi dan termarjinalkan.

"Yang kita lihat sekarang adalah upaya untuk membuat perempuan Muslim tak terlihat dan menyingkirkan mereka dari ruang-ruang publik," ucap Fatima.