JENEWA - Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, mengkritik penolakan Amerika Serikat (AS) atas seruannya untuk melakukan pembicaraan antara presiden kedua negara.
"Itu yang selalu mereka lakukan," kata Arreaza kepada Anadolu Agency.
"Itu yang selalu mereka lakukan," kata Arreaza kepada Anadolu Agency.
"Mereka
tidak suka dialog. Mereka ingin perang. Tapi mereka akan dikalahkan
sekali lagi," imbuhnya seperti dikutip dari kantor berita Turki itu,
Jumat (1/3/2019).
Arreaza mengatakan dia senang atas dukungan Turki terhadap Venezuela sejak awal krisis. Turki adalah negara yang penting dan telah menjadi saudara dan saudari Venezuela.
"Presiden (Recep Tayyip) Erdogan telah ada di sana, berdiri dalam solidaritas dengan Venezuela, tetapi dengan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menghentikan segala bentuk agresi ke negara kita," ujarnya.
Washington menolak saran Arreaza bahwa Presiden Nicolas Maduro duduk bersama dengan Presiden AS Donald Trump.
"Mengapa mereka tidak boleh bertemu sehingga mereka bisa mencoba mencari titik temu dan mencari perbedaan?" Arreaza bertanya secara retoris pada sesi ke 40 Dewan HAM PBB (UNHRC) di Jenewa, Rabu.
Robert Wood, wakil permanen AS untuk Konferensi Perlucutan Senjata, menolak seruan untuk berdialog.
"Presiden Trump sedang bersiap untuk bertemu dengan presiden Venezuela yang sah, yaitu (Juan) Guaido," katanya.
Arreaza mengatakan dia senang atas dukungan Turki terhadap Venezuela sejak awal krisis. Turki adalah negara yang penting dan telah menjadi saudara dan saudari Venezuela.
"Presiden (Recep Tayyip) Erdogan telah ada di sana, berdiri dalam solidaritas dengan Venezuela, tetapi dengan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menghentikan segala bentuk agresi ke negara kita," ujarnya.
Washington menolak saran Arreaza bahwa Presiden Nicolas Maduro duduk bersama dengan Presiden AS Donald Trump.
"Mengapa mereka tidak boleh bertemu sehingga mereka bisa mencoba mencari titik temu dan mencari perbedaan?" Arreaza bertanya secara retoris pada sesi ke 40 Dewan HAM PBB (UNHRC) di Jenewa, Rabu.
Robert Wood, wakil permanen AS untuk Konferensi Perlucutan Senjata, menolak seruan untuk berdialog.
"Presiden Trump sedang bersiap untuk bertemu dengan presiden Venezuela yang sah, yaitu (Juan) Guaido," katanya.
Venezuela
telah diguncang oleh aksi protes sejak 10 Januari, ketika Maduro
dilantik untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot
oleh oposisi.
Ketegangan
meningkat ketika Juan Guaido, yang memimpin Majelis Nasional Venezuela,
menyatakan dirinya bertindak sebagai presiden pada 23 Januari, suatu
langkah yang didukung oleh AS dan banyak negara Eropa serta Amerika
Latin.
Turki, Rusia, Iran, Kuba, China, dan Bolivia memberi dukungan mereka pada Maduro, yang telah berjanji untuk memutuskan semua hubungan diplomatik dan politik dengan AS.
Trump menyebut intervensi militer sebagai kemungkinan sejumlah pilihan yang bisa ia gunakan untuk membantu menyelesaikan krisis di Venezuela.
Turki, Rusia, Iran, Kuba, China, dan Bolivia memberi dukungan mereka pada Maduro, yang telah berjanji untuk memutuskan semua hubungan diplomatik dan politik dengan AS.
Trump menyebut intervensi militer sebagai kemungkinan sejumlah pilihan yang bisa ia gunakan untuk membantu menyelesaikan krisis di Venezuela.
Credit sindonews.com