Senin, 11 Maret 2019

Palestina Tentang Rencana Israel Tutup Al-Aqsa untuk Salat



Palestina Tentang Rencana Israel Tutup Al-Aqsa untuk Salat
Para warga Muslim Palestina saat salat Jumat di luar Gerbang Emas Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Foto/Istimewa


YERUSALEM - Warga Palestina berdoa di sebuah gedung di kompleks masjid Al-Aqsa, Jumat waktu setempat. Mereka menentang upaya Israel untuk menghalangi akses ke bagian situs suci yang menjadi pusat konflik tersebut.

Baru-baru ini terjadi pertikaian antara para jamaah dan polisi Israel di lokasi di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel atas penggunaan bangunan samping di dalam situs suci yang disebut Gerbang Emas, yang ditutup Israel sejak 2003.

Berdebat bahwa tidak ada alasan lagi untuk tetap di tutup, para pejabat di lokasi itu membuka kembali gedung tersebut bulan lalu dan kerumunan orang salat berdoa di dalam terlepas dari penutupan yang dilakukan oleh Israel.

Pengadilan Yerusalem minggu ini memberikan kepada Dewan Wakaf organisasi keagamaan yang mengelola situs sampai 10 Maret untuk menjelaskan mengapa perinta penutupan harus dicabut. Namun Dewan Wakaf tidak mengakui pengadilan Israel.

Azzam al-Khatib, direktur jenderal Wakaf, mengatakan bahwa sekitar 40.000 jamaah ambil bagian dalam sholat Jumat seperti dikutip dari AFP, Sabtu (9/3/2019).

"Sejumlah kecil memasuki gedung Gerbang Emas dan berdoa di sana," kata koresponden AFP.

"Polisi Israel dikerahkan di depan semua pintu masuk ke kompleks masjid meskipun doa-doa berlalu tanpa insiden besar," sambung koresponden AFP.

Khatib mengatakan bangunan itu sangat membutuhkan renovasi.

Sheikh Abdel Azim Salhab, pemimpin Dewan Wakaf, dan asistennya sempat ditahan bulan lalu karena apa yang dikatakan polisi sebagai pelanggaran perintah dilarang masuk ke area terlarang di situs suci itu. 

Mereka dibebaskan kemudian pada hari yang sama tetapi penangkapan itu mendapat kecaman dari Yordania, yang merupakan penjaga resmi situs tersebut.

Juru bicara wakaf Firas al-Dibs mengatakan bahwa sejak pertikaian terakhir meletus, Israel telah menangkap hampir 130 warga Palestina di Yerusalem termasuk pejabat senior Muslim.

"Israel untuk sementara waktu melarang lebih dari 60 orang dari kompleks itu," katanya.

Polisi mengatakan akses ke Gerbang Emas ditutup oleh perintah pengadilan Israel pada tahun 2003 selama intifada kedua Palestina atas dugaan aktivitas militan di sana. Pejabat Dewan Wakaf berpendapat bahwa organisasi yang mendorong timbulnya pelarangan itu sudah tidak ada lagi.

Kompleks itu adalah situs tersuci ketiga umat Islam dan menjadi fokus aspirasi Palestina untuk menjadi bagian dari negara. Situs ini juga merupakan lokasi tempat paling suci Yudaisme, dihormati sebagai situs dari dua kuil Yahudi era Alkitab.

Orang-orang Yahudi diizinkan untuk berkunjung tetapi tidak dapat berdoa di sana dan ini sering menjadi pemicu ketegangan.

Pada 2017, puluhan ribu warga Palestina salat di luar situs selama beberapa minggu sebagai protes setelah Israel memasang detektor logam baru di pintu masuk ke situs tersebut setelah serangan fatal.

Situs itu berada di Kota Tua di Yerusalem timur, diduduki oleh Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian dianeksasi dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.


Credit  sindonews.com