Rabu, 13 Maret 2019

Eks Militan ISIS Mengaku Pernah Jadi Tentara Prancis



Agen intelijen pasukan khusus Irak memeriksa identitas pria ketika mencari anggota ISIS di Mosul, Irak pada 27 November. [Goran Tomasevic / Reuters]
Agen intelijen pasukan khusus Irak memeriksa identitas pria ketika mencari anggota ISIS di Mosul, Irak pada 27 November. [Goran Tomasevic / Reuters]

CB, Jakarta - Salah seorang dari 14 eks militan asing ISIS asal Prancis mengaku pernah menjadi tentara di kesatuan militer Prancis.
Pengadilan Tinggi Irak merilis rekaman pengakuan 14 eks militan ISIS yang ditahan di Suriah dan dikirim ke Irak.
Salah seorang pria berusia 37 tahun mengaku dia adalah keturunan Tunisia, dan pernah bertugas di kesatuan militer Prancis dan tinggal di Toulouse, Prancis selatan.
"Saya lahir di Prancis dan tamat sekolah di sana. Saya bergabung dengan angkatan darat Prancis pada 2000 selama sepuluh tahun, kemudian saya ditugaskan ke Afganistan pada 2009 sebagai tentara Prancis di sana," katanya, seperti dikutip dari Kurdistan24, 12 Maret 2019.
"Ketika saya kembali ke Prancis dan kontrak saya di angkatan darat Prancis berakhir, saya bekerja sebagai sopir untuk perusahaan minyak sampai menikah dengan perempuan Prancis," katanya. "Alasan saya bergabung ke ISIS karena keinginan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan tertarik kepada kelompok ini setelah mencari tentang mereka di media sosial hingga situsnya."

Beberapa anggota ISIS Prancis yang ditahan dan dipindahkan dari Suriah ke Irak.[Supreme Judicial Council of Iraq/Kurdistan24]
Kemudian dia pindah ke Belgia dan bertemu teman yang bertugas merekrut anggota untuk kelompok militan. Dari Belgia, dia pindah ke Maroko bersama temannya. Dia menikah lagi dengan seorang perempuan yang dikenal di media sosial, dan juga ingin tinggal di Suriah yang dikuasai ISIS.
"Saya masuk Aleppo Suriah secara ilegal lewat Turki dan menyelesaikan latihan militer dan keagamaan di sana. Kemudian saya ke Mosul di Irak untuk bersumpah setia kepada salah satu pemimpin ISIS yang saat itu mengenakan penutup wajah," katanya.

Dia mengatakan banyak pemimpin ISIS yang takut menunjukkan wajah mereka kepada milisi asing karena takut mereka adalah mata-mata intelijen asing.Dewan Kehakiman Irak telah mengkonfirmasi pengakuan dari 14 terdakwa ISIS asal Prancis, dan mereka semua menikah di Suriah dan memiliki anak.





Credit  tempo.co