Rabu, 13 Maret 2019

Pompeo Sebut Kuba dan Rusia Telah Rusak Venezuela



Pompeo Sebut Kuba dan Rusia Telah Rusak Venezuela
Pompeo sebut Kuba dan Rusia telah merusak demokrasi di Venezuela, dengan tidak mengakui Guaido sebagai Presiden sementara Venezuela dan terus mendukung Maduro. Foto/Reuters


WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan, Kuba dan Rusia telah merusak demokrasi di Venezuela. Dia menuturkan, bukan AS yang tidak mengakui Juan Guaido sebagai Presiden sementara Venezuela, tapi Kuba dan Rusia.

Pompeo mengklaim bahwa Kuba adalah kekuatan imperialis sejati di Amerika Selatan, dan bahwa negara kepulauan itu telah melatih polisi rahasia Venezuela dalam taktik penyiksaan, di antara disiplin ilmu lainnya. Lebih jauh, lanjut Pompeo, pasukan keamanan Kuba telah menggusur posisi pasukan keamanan Venezuela.

"Saya bahkan mendengar bahwa Maduro tidak memiliki orang Venezuela di sekitarnya," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (12/3).

Dia juga menyalahkan kesengsaraan ekonomi Venezuela disebabkan oleh Kuba "Ketika tidak ada listrik, terima kasih keajaiban modern listrik Kuba, ketika tidak ada makanan, terima kasih tuan komunis Kuba," ucapnya.

Dirinya kemudian menyalahkan krisis Venezuela terhadap Rusia, dengan mengatakan bahwa Moskow karena alasannya sendiri, mendistorsi harapan sah rakyat Venezuela atas demokrasi. "Moskow terus mengakui presiden terpilih Venezuela, bukan Guaido," ungkapnya.

Menurut Pompeo, Moskow menggunakan media-medianya sebagai sarana untuk mengalihkan perhatian orang dari krisis yang sedang dihadapi, dan bahwa, Kremlin berdiri bersama kroni-kroninya di Venezuela dalam upaya untuk melemahkan kehendak rakyat Venezuela.

"Rusia terus membeli minyak dari Venezuela dan memperdagangkan emas dengan negara mirip dengan bertindak sebagai "ATM pribadi" untuk oligarki, dan bahwa Moskow memberikan "bantuan dan kenyamanan" kepada pemerintah Maduro," tukasnya.  




Credit  sindonews.com