CB, Jakarta - Seiring semakin dekatnya kekalahan, anggota ISIS yang fanatik semakin terorganisir dan kejam dei mempertahankan wilayah terakhir mereka di Baghouz, Suriah.
Meskipun mereka sedang bertempur habis-habisan menahan laju pasukan SDF Kurdi, ISIS masih memiliki polisi dan militan yang menerapkan aturan brutal mereka.
Selama sepekan terakhir, para pengikut ISIS yang fanatik ini berupaya mengevakuasi 10.000 pengikut mereka yang terluka dan kelelahan keluar dari desa Baghouz.
ABC News melaporkan, 7 Maret 2019, pengikut ISIS yang tersisa
kebanyakan adalah militan asing, termasuk Irak dan warga Asia Tengan,
bersama militan dari Suriah. Mereka kini bertempur untuk mempertahankan
teritori terakhir mereka dengan menggali terowongan dan gua di dalam
Baghouz, desa di tepi Sungai Eufrat. Sejak Juma pekan lalu, mereka
bertempur sengit menahan serangan pasukan SDF Kurdi.
Mereka yang mengungsi keluar dari Baghouz, menceritakan bagaimana hari-hari terakhir di wilayah kekuasaan ISIS. ISIS masih memegang kendali dan pengawasan terhadap warga meskipun digempur habis-habisan.
Para janda yang mengungsi mengatakan tunjangan bulanan dari ISIS diganti dengan pemberian makanan, meskipun distribusi menjadi kurang teratur karena makanan semakin langka.
Mereka terus tinggal bersama di wisma yang dikelola ISIS bahkan ketika para militan pindah ke tenda. Kantor pengiriman uang berfungsi hingga hari-hari terakhir.
Pasukan Demokrat Suriah (SDF) membombardir markas kelompok militan ISIS dengan tembakan, di Baghouz, Deir Ezzor, wilayah timur Suriah, 3 Maret 2019. Serangan ini menghancurkan gudang amunisi milik ISIS. REUTERS/Rodi Said
Seorang warga Suriah dengan nama samaran Bayan, berusia 24 tahun, mengatakan ibunya mengirim uang dari Aleppo sebulan lalu untuk membantunya setelah suaminya terbunuh.
Para militan meneruskan hukuman fisik mereka. Mereka membunuh seorang pemimpin senior Irak karena membantu orang-orang melarikan diri dari wilayah mereka. Polisi moral ISIS, yang dikenal sebagai "Hisba" berkeliling di sekitar kemah tenda di Baghouz, mendesak penduduknya untuk melakukan salat lima kali sehari.
Ketika tiba waktunya untuk evakuasi, Hisba mengawasi operasi, meminta orang yang terluka dan keluarga untuk mendaftar.
Seorang pengemudi bernama Khodr di salah satu konvoi truk yang menunggu di Baghouz untuk mengantar sekelompok pengungsi minggu lalu melihat langsung organisasi dan kebrutalan ISIS.
Selama proses evakuasi, orang-orang ISIS dengan senjata dan topeng berdiri siaga, dua di setiap truk, sementara seorang militan lain berjalan di antara para pengungsi, memeriksa nama-nama di daftar.
Tiba-tiba suasana yang awalnya tertib pecah. Seorang pria bersenjata menyerang seorang perempua, memukulnya dengan tongkat.
Khodr tidak mengetahui penyebabnya, mungkin perempuan itu bingung dan ragu untuk naik, mungkin dia berdebat.
Perempuan itu menangis dan panik, dia jatuh ke tanah dan menjejalkan tangannya ke pasir, mencoba menahan rasa sakit. Ketika dia tidak bangun, pria bersenjata itu menembakkan senjata otomatisnya ke tanah di dekatnya, sampai dia berdiri dan naik kembali.
"Itu peristiwa mengerikan Dia memukul perempuan itu, mungkin dua meter jaraknya. Dia jatuh dan mulai menangis," katanya.
Dalam rekaman audio yang bocor dari dalam Baghouz, seorang pemimpin ISIS yang menyebut dirinya sebagai penanggung jawab logistik menjelaskan kepada sekelompok pendukung bagaimana evakuasi akan dilakukan, diorganisasi dari satu sisi oleh ISIS dan dari yang lain oleh SDF.Dia menekankan bahwa evakuasi akan melindungi martabat dan kebebasan pergerakan mereka. Keaslian rekaman belum bisa diverifikasi secara independen.
Para pejabat SDF membantah mereka bernegosiasi dengan ISIS, tetapi seorang juru bicara untuk koalisi yang dipimpin AS, Sean Ryan, pada hari Rabu mengkonfirmasi negosiasi sedang berlangsung melalui SDF, dan sedang mencari tahu informasi mengenai setiap sandera yang ditahan oleh ISIS.
Meskipun mereka sedang bertempur habis-habisan menahan laju pasukan SDF Kurdi, ISIS masih memiliki polisi dan militan yang menerapkan aturan brutal mereka.
Selama sepekan terakhir, para pengikut ISIS yang fanatik ini berupaya mengevakuasi 10.000 pengikut mereka yang terluka dan kelelahan keluar dari desa Baghouz.
Mereka yang mengungsi keluar dari Baghouz, menceritakan bagaimana hari-hari terakhir di wilayah kekuasaan ISIS. ISIS masih memegang kendali dan pengawasan terhadap warga meskipun digempur habis-habisan.
Para janda yang mengungsi mengatakan tunjangan bulanan dari ISIS diganti dengan pemberian makanan, meskipun distribusi menjadi kurang teratur karena makanan semakin langka.
Mereka terus tinggal bersama di wisma yang dikelola ISIS bahkan ketika para militan pindah ke tenda. Kantor pengiriman uang berfungsi hingga hari-hari terakhir.
Pasukan Demokrat Suriah (SDF) membombardir markas kelompok militan ISIS dengan tembakan, di Baghouz, Deir Ezzor, wilayah timur Suriah, 3 Maret 2019. Serangan ini menghancurkan gudang amunisi milik ISIS. REUTERS/Rodi Said
Seorang warga Suriah dengan nama samaran Bayan, berusia 24 tahun, mengatakan ibunya mengirim uang dari Aleppo sebulan lalu untuk membantunya setelah suaminya terbunuh.
Para militan meneruskan hukuman fisik mereka. Mereka membunuh seorang pemimpin senior Irak karena membantu orang-orang melarikan diri dari wilayah mereka. Polisi moral ISIS, yang dikenal sebagai "Hisba" berkeliling di sekitar kemah tenda di Baghouz, mendesak penduduknya untuk melakukan salat lima kali sehari.
Ketika tiba waktunya untuk evakuasi, Hisba mengawasi operasi, meminta orang yang terluka dan keluarga untuk mendaftar.
Seorang pengemudi bernama Khodr di salah satu konvoi truk yang menunggu di Baghouz untuk mengantar sekelompok pengungsi minggu lalu melihat langsung organisasi dan kebrutalan ISIS.
Selama proses evakuasi, orang-orang ISIS dengan senjata dan topeng berdiri siaga, dua di setiap truk, sementara seorang militan lain berjalan di antara para pengungsi, memeriksa nama-nama di daftar.
Tiba-tiba suasana yang awalnya tertib pecah. Seorang pria bersenjata menyerang seorang perempua, memukulnya dengan tongkat.
Khodr tidak mengetahui penyebabnya, mungkin perempuan itu bingung dan ragu untuk naik, mungkin dia berdebat.
Perempuan itu menangis dan panik, dia jatuh ke tanah dan menjejalkan tangannya ke pasir, mencoba menahan rasa sakit. Ketika dia tidak bangun, pria bersenjata itu menembakkan senjata otomatisnya ke tanah di dekatnya, sampai dia berdiri dan naik kembali.
"Itu peristiwa mengerikan Dia memukul perempuan itu, mungkin dua meter jaraknya. Dia jatuh dan mulai menangis," katanya.
Dalam rekaman audio yang bocor dari dalam Baghouz, seorang pemimpin ISIS yang menyebut dirinya sebagai penanggung jawab logistik menjelaskan kepada sekelompok pendukung bagaimana evakuasi akan dilakukan, diorganisasi dari satu sisi oleh ISIS dan dari yang lain oleh SDF.Dia menekankan bahwa evakuasi akan melindungi martabat dan kebebasan pergerakan mereka. Keaslian rekaman belum bisa diverifikasi secara independen.
Para pejabat SDF membantah mereka bernegosiasi dengan ISIS, tetapi seorang juru bicara untuk koalisi yang dipimpin AS, Sean Ryan, pada hari Rabu mengkonfirmasi negosiasi sedang berlangsung melalui SDF, dan sedang mencari tahu informasi mengenai setiap sandera yang ditahan oleh ISIS.
Credit tempo.co