ISIS masih memiliki 4.000 sampai 5.000 pasukan.
CB,
WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo
meminta koalisi Anti-ISIS untuk meningkatkan upaya berbagi informasi
intelijen. Selain itu ia juga meminta anggota koalisi untuk memulangkan
serta menghukum anggota ISIS dari negara lain dan mempercepat upaya
stabilisasi sehingga sisa-sisa ISIS di Irak, Suriah dan tempat lainnya
tidak dapat terbentuk kembali.
Pompeo menyinggung tentang bom bunuh yang menewaskan empat warga AS,
dua tentara, satu staf Pentagon dan satu kontraktor AS di kota Manbij
pada bulan lalu. ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman
yang di kota yang sudah dibebaskan AS pada 2016 lalu itu.
Pada
pertemuan Kamis (7/2) dengan perwakilan negara anggota koalisi
Anti-ISIS dilakukan beberapa jam setelah Trump menyampaikan pidato
kenegaraan di Kongres AS. Dalam pertemuan tersebut Trump mengatakan AS
sudah hampir mengalahkan ISIS di Suriah.
Ia juga kembali
memastikan tekadnya untuk menarik dua ribu pasukan AS dari Suriah. Pada
bulan Desember lalu Trump mengatakan penarikan pasukan tersebut akan
dilakukan secepatnya. Sementara itu di wilayah-wilayah yang sudah
direbut sel-sel ISIS masih melakukan pembunuhan, membuat pos pemeriksaan
dan menyebarkan selembaran sementara mereka masih merunduk sampai
pasukan AS ditarik dari Suriah.
Para aktivis yang memantau
konflik di Suriah mengatakan kelompok-kelompok teror dan pemberontak
masih menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Kepada Syrian Observatory for
Human Rights Rami Abdurrahman mengatakan ISIS masih memiliki 4.000
sampai 5.000 pasukan, kebanyakan bersenyembunyi di padang gurun dan
penggunungan. "ISIS masih menjadi ancaman utama dan sumber teroris
terbesar di dunia," kata laporan PBB.
Laporan PBB itu
menyebutkan di Suriah pasukan ISIS masih berada dalam tekanan militer.
Tapi mereka menunjukan tanda-tanda mereka masih memiliki hasrat untuk
memberontak dan kemampuan untuk melakukan serangan balik.
Pejabat
pertahanan dan militer AS yakin banyak pasukan ISIS yang melarikan diri
ke wilayah-wilayah yang tidak dikendalikan oleh pemerintah pusat.
Mereka ada di kantong-kantong persembunyian di sebelah utara dan barat.
"Meski
pasukan ISIS sedang melarikan diri, kelompok itu masih memiliki
kemampuan untuk mengkoordinasikan serangan dan serangan balik, juga
beroperasi sebagai pemberontak yang tidak tersentralisasi," kata laporan
Departemen Pertahanan AS pada pekan ini.