CB, Washington –
Komandan tertinggi militer Amerika Serikat di Timur Tengah, Jenderal
Joseph Votel, mengatakan dia tidak dimintai pendapat oleh Presiden
Donald Trump sebelum pengumuman penarikan pasukan dari Suriah.
“Tidak ada konsultasi dengan saya,” kata Votel, yang merupakan komandan Komando Pusat AS di Timur Tengah dalam rapat dengan Senat seperti dilansir Aljazeera pada Selasa, 5 Februari 2019.
Pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa militer telah memulai proses penarikan pasukan dari Suriah. Ini terjadi setelah Trump mengumumkan rencana penarikan pasukan AS menjelang akhir 2018 dengan menyebut kemenangan melawan kelompok teror ISIS.
Keputusan Trump itu mengagetkan sekutu dan membuat Jim Mattis mengundurkan diri dari posisi sebagai menteri Pertahanan. Trump lalu mempercepatnya pengunduran diri Mattis karena ada perbedaan pandangan.
Votel mengatakan kelompok ISIS sekarang menguasai 52 kilometer persegi dari sebelumnya 88 ribu kilometer persegi wilayah. Menurut dia, misi untuk terus memerangi ISIS akan terus berjalan meskipun kekuatan kelompok ini terus melemah.
Saat ini, jumlah pasukan ISIS hanya sekitar 1000 – 1500 orang, yang berkeliaran di kawasan selatan di Lembah Sungai Eufrat dan berbatasan dengan Irak. Mayoritas ISIS telah menyebar dan menghilang.
Soal kemenangan melawan ISIS, Trump mengatakan kepada media CBS dalam acara Face the Nation bahwa,”Saat ini kita 99 persen, kita akan jadi 100 persen.”
Votel mengatakan ISIS kemungkinan bisa kembali muncul jika pasukan AS meninggalkan Suriah. Dia mengaku tidak tahu detil pengumuman Trump.
“Tentunya kita menyadari bahwa dia (Trump)
telah mengekspresikan keinginan dan niat di masa lalu untuk
meninggalkan Irak dan Suriah,” kata Votel dalam rapat dengan Komite
Angkatan Bersenjata Senat.
“Tidak ada konsultasi dengan saya,” kata Votel, yang merupakan komandan Komando Pusat AS di Timur Tengah dalam rapat dengan Senat seperti dilansir Aljazeera pada Selasa, 5 Februari 2019.
Pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa militer telah memulai proses penarikan pasukan dari Suriah. Ini terjadi setelah Trump mengumumkan rencana penarikan pasukan AS menjelang akhir 2018 dengan menyebut kemenangan melawan kelompok teror ISIS.
Keputusan Trump itu mengagetkan sekutu dan membuat Jim Mattis mengundurkan diri dari posisi sebagai menteri Pertahanan. Trump lalu mempercepatnya pengunduran diri Mattis karena ada perbedaan pandangan.
Votel mengatakan kelompok ISIS sekarang menguasai 52 kilometer persegi dari sebelumnya 88 ribu kilometer persegi wilayah. Menurut dia, misi untuk terus memerangi ISIS akan terus berjalan meskipun kekuatan kelompok ini terus melemah.
Saat ini, jumlah pasukan ISIS hanya sekitar 1000 – 1500 orang, yang berkeliaran di kawasan selatan di Lembah Sungai Eufrat dan berbatasan dengan Irak. Mayoritas ISIS telah menyebar dan menghilang.
Soal kemenangan melawan ISIS, Trump mengatakan kepada media CBS dalam acara Face the Nation bahwa,”Saat ini kita 99 persen, kita akan jadi 100 persen.”
Votel mengatakan ISIS kemungkinan bisa kembali muncul jika pasukan AS meninggalkan Suriah. Dia mengaku tidak tahu detil pengumuman Trump.
Credit tempo.co