Jumat, 07 September 2018

Amerika Serikat Sebut Suriah Siapkan Senjata Kimia di Idlib


Amerika Serikat Sebut Suriah Siapkan Senjata Kimia di Idlib
Ilustrasi (REUTERS/Ammar Abdullah)

Jakarta, CB -- Amerika Serikat menyebut bahwa pemerintah Suriah tengah menyiapkan senjata kimia di Idlib. Hal ini diungkap setelah pihaknya melihat banyak bukti soal keberadaan senjata kimia tersebut, seperti diungkap perwakilan Amerika Serikat untuk Suriah, Kamis (6/9).

"Banyak bukti bahwa senjata kimia tengah disiapkan," jelas Jim Jeffrey, penasihat khusus tentang Suriah untuk AS dalam pembicaraan mengenai transisi politik di negara itu.

Sebelumnya, AS telah memberikan peringatan agar negara-negara yang terlibat konflik di Suriah ini tidak melakukan serangan ke Idlib, kantong gembong pemberontak Suriah terakhir. Sebab, menurut AS hal itu akan menimbulkan peningkatan kekerasan di wilayah itu. 



"Kami tidak terima atas serangan apapun dan kami anggap sebagai kenekatan yang akan meningkatkan ketegangan," tambahnya.

Namun, Rusia tak mengindahkan peringatan dan tetap menyerang wilayah tersebut.

Washington telah mengeluarkan peringatan keras kepada pemerintah Suriah untuk tidak menggunakan senjata kimia. Jeffrey memeringatkan bahwa setiap serangan oleh pasukan Rusia dan Suriah, dan penggunaan senjata kimia, akan menimbulkan gelombang pengungsi besar. Pengungsi akan bergerak ke Turki tenggara atau ke daerah Suriah yang berada di bawah kendali Turki.

Saat ini, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah mengumpulkan pasukannya dan pasukan sekutu di garis depan di barat laut. Pesawat-pesawat Rusia juga telah bergabung dan siap membombardir pemberontak di sana.

Nasib para pemberontak di Idlib saat ini sepertinyat tergantung dari pertemuan yang akan diadakan di Teheran Iran, hari ini. Pertemuan dilakukan antara pemimpin pendukung Assad, yaitu Rusia dan Iran, dengan pemberontak dan sekutunya, Turki.

Dengan dukungan kekuatan udara Rusia, Suriah berhasil merebut kembali satu kantong pemberontak dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, Idlib menjadi satu-satunya daerah pemberontak yang paling signifikan.

Jeffrey menggambarkan situasi di Idlib sebagai sangat berbahaya. Ia menyebut kalau Turki tengah berusaha menghindari serangan habis-habisan pemerintah Suriah.





Credit  cnnindonesia.com