SEOUL
- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada bulan depan akan
mengunjungi Korea Selatan (AS) dan mengisyaratkan akan menyambangi Zona
Demiliterisasi (DMZ), wilayah perbatasan yang menegangkan antara Korea
Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). Tim pejabat Washington sudah
menyurvei area sekitar DMZ.
Tim pejabat itu menyusun rencana terperinci untuk kunjungan Presiden Trump ke wilayah Korsel. Rencana kunjungan pemimpin Gedung Putih ini bagian dari tur Asia-nya.
Jika terbukti menyambangi DMZ, Trump kemungkinan akan menyampaikan pesan yang kuat kepada Pyongyang mengenai pengembangan senjata nuklirnya.
Seorang pejabat keamanan Korsel yang berbicara dalam kondisi anonim kepada kantor berita Yonhap, Selasa (10/10/2017) mengungkap kedatangan tim pejabat Washington. Mereka menyurvei sekeliling Panmunjom dan Observation Post Ouellette.
Panmunjom terletak di zona penyangga seluas 4 km (2,5 mil) antara Korut dan Korsel, dua Korea yang tidak pernah menandatangani sebuah perjanjian damai sejak akhir perang Korea 1950-1953. Secara harfiah, kedua Korea ini masih dalam situasi perang karena Perang Korea di masa lalu hanya berakhir dengan sebuah gencatan senjata.
Di dekat wilayah Panmunjom terdapat Joint Security Area (JSA), sebuah area di mana tentara Korut membawa pistol dan mengambil foto dan video setiap pengunjung.
Pada Maret lalu, seorang tentara Korut terlihat berdiri tepat di belakang Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson saat mengunjungi Panmunjom. Tentara Pyongyang itu mengambil foto Tillerson.
Pada tahun 2012, Presiden Barack Obama mengunjungi Observation Post Ouellette. Dua tahun kemudian Hillary Clinton dan Robert Gates—yang saat itu menjadi pejabat senior di pemerintahan Obama—melakukan tur bersama ke Panmunjom.
Bong Youngshik, peneliti di Institut Studi Korea Utara Universitas Yonsei di Seoul melalui email mengatakan, kunjungan Trump ke DMZ akan sesuai dengan selera untuk teater bekelas tinggi bagi pemimpin AS tersebut.
”Citra dia menyipitkan matanya untuk menatap DMZ, tweeting dengan cara lain,” kata Bong. ”Trump mungkin juga berpikir bahwa jika ini memprovokasi Pyongyang, semuanya menjadi lebih baik,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump akan melakukan perjalanan ke Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam, Filipina, dan Hawaii dari tanggal 3-14 November. Namun, belum dirilis jadwal rinci Trump termasuk rencana ke DMZ.
Tim pejabat itu menyusun rencana terperinci untuk kunjungan Presiden Trump ke wilayah Korsel. Rencana kunjungan pemimpin Gedung Putih ini bagian dari tur Asia-nya.
Jika terbukti menyambangi DMZ, Trump kemungkinan akan menyampaikan pesan yang kuat kepada Pyongyang mengenai pengembangan senjata nuklirnya.
Seorang pejabat keamanan Korsel yang berbicara dalam kondisi anonim kepada kantor berita Yonhap, Selasa (10/10/2017) mengungkap kedatangan tim pejabat Washington. Mereka menyurvei sekeliling Panmunjom dan Observation Post Ouellette.
Panmunjom terletak di zona penyangga seluas 4 km (2,5 mil) antara Korut dan Korsel, dua Korea yang tidak pernah menandatangani sebuah perjanjian damai sejak akhir perang Korea 1950-1953. Secara harfiah, kedua Korea ini masih dalam situasi perang karena Perang Korea di masa lalu hanya berakhir dengan sebuah gencatan senjata.
Di dekat wilayah Panmunjom terdapat Joint Security Area (JSA), sebuah area di mana tentara Korut membawa pistol dan mengambil foto dan video setiap pengunjung.
Pada Maret lalu, seorang tentara Korut terlihat berdiri tepat di belakang Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson saat mengunjungi Panmunjom. Tentara Pyongyang itu mengambil foto Tillerson.
Pada tahun 2012, Presiden Barack Obama mengunjungi Observation Post Ouellette. Dua tahun kemudian Hillary Clinton dan Robert Gates—yang saat itu menjadi pejabat senior di pemerintahan Obama—melakukan tur bersama ke Panmunjom.
Bong Youngshik, peneliti di Institut Studi Korea Utara Universitas Yonsei di Seoul melalui email mengatakan, kunjungan Trump ke DMZ akan sesuai dengan selera untuk teater bekelas tinggi bagi pemimpin AS tersebut.
”Citra dia menyipitkan matanya untuk menatap DMZ, tweeting dengan cara lain,” kata Bong. ”Trump mungkin juga berpikir bahwa jika ini memprovokasi Pyongyang, semuanya menjadi lebih baik,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump akan melakukan perjalanan ke Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam, Filipina, dan Hawaii dari tanggal 3-14 November. Namun, belum dirilis jadwal rinci Trump termasuk rencana ke DMZ.
Credit sindonews.com