WASHINGTON
- Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) James Norman Mattis
menginstruksikan kepada semua tentara untuk siap jika Presiden Donald
Trump mengambil opsi militer terhadap Korea Utara (Korut). Menurutnya,
Washington masih berupaya mencari solusi damai.
Instruksi Mattis disampaikan saat dia berbicara dalam konvensi Asosiasi Amerika Serikat (AUSA) di Washington, hari Senin. ”Provokasi Korut mengancam perdamaian regional dan bahkan global,” kata Kepala Pentagon ini.
”Sekarang ini adalah langkah diplomatik yang dipimpin secara ekonomi dan ditopang upaya untuk mengubah Korea Utara dari jalur ini,” ujar Mattis, seperti dilansir CNBC, Selasa (10/10/2017).
”Apa yang akan terjadi di masa depan? Baik Anda atau saya tidak dapat mengatakannya, jadi ada satu hal yang bisa dilakukan tentara Amerika Serikat, dan Anda harus siap untuk memastikan bahwa kita memiliki opsi militer yang dapat digunakan oleh presiden kita jika dibutuhkan,” ujar Mattis.
Komentar pemimpin Pentagon yang dikenal anti-Iran ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dengan Korut, di mana rezim Pyongyang diprediksi akan menguji coba rudal balistik lebih banyak lagi.
Dalam kesempatan itu, Mattis juga berkomentar kritis terhadap Iran meski dia tidak secara lengsung menyebut nama.
”Satu negara sponsor teror di Timur Tengah tidak dapat bersembunyi di balik status nation-state sementara pada hakikat sebenarnya adalah rezim revolusioner yang tidak stabil,” kata Mattis. Julukan sponsor terorisme di Timur Tengah oleh AS selama ini mengarah pada Iran.
”Situasi internasional adalah yang paling kompleks dan menuntut yang telah saya lihat selama bertahun-tahun di mana saya melayani, dan itu lebih dari empat dekade,” papar Mattis.
Namun, Menhan AS ini tidak secara khusus membicarakan kesepakatan nuklir Iran, meskipun dalam sambutannya di depan Kongres pekan lalu dia berharap AS tetap dalam kesepakatan internasional. Sikap Mattis ini berbeda dengan Trump yang beberapa kali memberi sinyal agar AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dengan alasan Teheran tidak mematuhinya.
Instruksi Mattis disampaikan saat dia berbicara dalam konvensi Asosiasi Amerika Serikat (AUSA) di Washington, hari Senin. ”Provokasi Korut mengancam perdamaian regional dan bahkan global,” kata Kepala Pentagon ini.
”Sekarang ini adalah langkah diplomatik yang dipimpin secara ekonomi dan ditopang upaya untuk mengubah Korea Utara dari jalur ini,” ujar Mattis, seperti dilansir CNBC, Selasa (10/10/2017).
”Apa yang akan terjadi di masa depan? Baik Anda atau saya tidak dapat mengatakannya, jadi ada satu hal yang bisa dilakukan tentara Amerika Serikat, dan Anda harus siap untuk memastikan bahwa kita memiliki opsi militer yang dapat digunakan oleh presiden kita jika dibutuhkan,” ujar Mattis.
Komentar pemimpin Pentagon yang dikenal anti-Iran ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dengan Korut, di mana rezim Pyongyang diprediksi akan menguji coba rudal balistik lebih banyak lagi.
Dalam kesempatan itu, Mattis juga berkomentar kritis terhadap Iran meski dia tidak secara lengsung menyebut nama.
”Satu negara sponsor teror di Timur Tengah tidak dapat bersembunyi di balik status nation-state sementara pada hakikat sebenarnya adalah rezim revolusioner yang tidak stabil,” kata Mattis. Julukan sponsor terorisme di Timur Tengah oleh AS selama ini mengarah pada Iran.
”Situasi internasional adalah yang paling kompleks dan menuntut yang telah saya lihat selama bertahun-tahun di mana saya melayani, dan itu lebih dari empat dekade,” papar Mattis.
Namun, Menhan AS ini tidak secara khusus membicarakan kesepakatan nuklir Iran, meskipun dalam sambutannya di depan Kongres pekan lalu dia berharap AS tetap dalam kesepakatan internasional. Sikap Mattis ini berbeda dengan Trump yang beberapa kali memberi sinyal agar AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dengan alasan Teheran tidak mematuhinya.
Credit sindonews.com