Stephen Paddock, pelaku penembakan massal di
Las Vegas, AS membunuh dirinya sendiri di kamar hotel tempat ia
menjalankan aksinya pada Minggu (1/10) malam. (David Becker/Getty
Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Stephen Paddock, pelaku
penembakan massal di Las Vegas, Amerika Serikat membunuh dirinya sendiri
di kamar hotel tempat ia menjalankan aksinya pada Minggu (1/10) malam
waktu setempat.Pria berusia 64 tahun itu menembak secara brutal di kerumuman penikmat konser musik di Las Vegas, Nevada. Ia melakukan perbuatannya di lantai 32 hotel Mandalay Bay, di dalam sebuah kamar yang disewanya sejak 28 September lalu.
Melansir CNN, setelah menjalankan aksinya, Paddock membunuh dirinya sendiri.
Paddock tinggal di rumah yang dibelinya pada 2015 lalu. Ia menjalani hidupnya secara sederhana di lingkungan komunitas pensiunan di Mesquite, Nevada. Ia pun tidak pernah masuk ke dalam ‘daftar target’ polisi.
Eric Paddock, saudara kandung Stephen, mengaku sangat terkejut atas kabar bahwa kakaknya menjadi pelaku penembakan massal dengan korban terbanyak di AS itu.
“Dia adalah saudara saya dan [kabar] ini seperti sebuah asteroid jatuh dari langit,” ujarnya kepada CNN.
Eric mengaku terakhir kali berbincang dengan Stephen saat saudaranya itu mengirim SMS dengan menanyakan kabar ibunya setelah diguncang Badai Irma selama lima hari. Sementara Stephen dan ibunya juga sempat berkomunikasi via telepon sekitar satu hingga dua pekan yang lalu.
“Ini tidak masuk akal,” ujar Eric.
Sebelumnya, kelompok militan ISIS mengklaim bahwa Paddock merupakan tentara mereka yang baru saja memeluk agama Islam beberapa bulan lalu.
“Penyerangan di Las Vegas dilakukan oleh seorang tentara ISIS dan dia melakukannya sebagai respons atas panggilan koalisi negara yang menjadi target,” papar agensi berita ISIS, Amaq, melansir Reuters.
Hal itu terkait dengan koalisi yang dipimpin AS untuk membasmi ISIS di Timur Tengah.
Meski demikian, kepolisian Las Vegas membantah klaim tersebut. Bantahan itu didukung oleh FBI yang menyebut bahwa tidak ada koneksi antara kejadian ini dengan kelompok teroris internasional manapun.
“Sementara kejadian ini terungkap, kami percaya pada titik ini bahwa tidak ada koneksi [antara kejadian ini] dengan grup teroris internasional,” ujar Aaron Rouse, agen spesial yang bertanggungjawab atas kantor FBI di Las Vegas, mengutip AFP.
Sementara itu, Sheriff Las Vegas Joseph Lombardo menyebut bahwa sejauh ini korban tewas bertambah menjadi 58 jiwa, sedangkan 515 orang lainnya luka-luka. Ini menjadi tragedi penembakan dengan korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah Amerika Serikat.
Credit cnnindonesia.com
Penembakan Las Vegas Telan 50 Jiwa, Pelaku Diidentifikasi
Jumlah korban jiwa dalam penembakan di Las Vegas bertambah menjadi 50 orang. (Ethan Miller/Getty Images/AFP)
"Saat ini ada lebih dari 50 meninggal dan lebih dari 200 orang terluka," kata Kepolisian Metro Las Vegas melalui Twitter, Senin (2/10).
Sheriff Joseph Lombardo menyebut angka itu membuat insiden ini menjadi penembakan paling berdarah dalam sejarah Amerika Serikat.
Lombardo juga menyebut pelaku serangan di Route 91 Harvest Festival ini sebagai Stephen Paddock, kelahiran 1953. Sebelumnya, polisi menyatakan Paddock telah dilumpuhkan.
Selain itu, sebagaimana dilaporkan CNN, Lombardo juga menyatakan telah menemukan rekan Paddock, Marilou Danley, dan kendaraan yang terdaftar atas nama pelaku.
Lombardo mengatakan teman-teman dan keluarga yang khawatir akan keberadaan orang terdekatnya dapat menghubungi nomor 866-535-5654.
Penembakan ini dia sebut sebagai "insiden tragis yang tidak pernah kita alami sebelumnya di lembah ini."
Dia mengucapkan belasungkawa untuk keluarga korban dan berjanji bakal memberikan informasi semudah mungkin.
Credit cnnindonesia.com
Polisi Ungkap Identitas Pelaku Penembakan Las Vegas
WASHINGTON
- Pihak kepolisian Las Vegas mengungkap identitas pelaku penembakan di
sebuah festival musik di kota tersebut. Pelaku diketahui seorang pria
berusia 63 tahun bernama Stephen Paddock.
"Tersangka bernama Stephen Paddock lahir pada 4 September 1953. Mengenai latar belakang sejarahnya, kami belum menyelesaikan bagian penyelidikan itu, namun kami menemukan banyak senjata api di ruangan yang dia tempati," kata Sheriff dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas Joseph Lombardo, seperti dilansir Sputnik pada Senin (2/10).
Serangan yang dilakukan Paddock siang tadi, atau Minggu malam waktu setempat dilaporkan telah menewaskan setidaknya 50 orang. Serangan tersebut juga telah melakukan hampir 200 orang.
Jika jumlah korban tersebut telah terverfikasi, maka ini akan menjadi penembakan paling mematikan dalam sejarah AS, melewati korban penembakan yang terjadi di Orlando pada awal tahun ini. Dalam penembakan di Orlando, setidaknya 49 tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Sementara itu sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia merasa ngeri dengan sebuah serangan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Johnson turut menyampaikan ucapan belasungkawa kepada seluruh korban dalam serangan tersebut, dan mendoakan mereka yang terluka untuk segera pulih.
"Tersangka bernama Stephen Paddock lahir pada 4 September 1953. Mengenai latar belakang sejarahnya, kami belum menyelesaikan bagian penyelidikan itu, namun kami menemukan banyak senjata api di ruangan yang dia tempati," kata Sheriff dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas Joseph Lombardo, seperti dilansir Sputnik pada Senin (2/10).
Serangan yang dilakukan Paddock siang tadi, atau Minggu malam waktu setempat dilaporkan telah menewaskan setidaknya 50 orang. Serangan tersebut juga telah melakukan hampir 200 orang.
Jika jumlah korban tersebut telah terverfikasi, maka ini akan menjadi penembakan paling mematikan dalam sejarah AS, melewati korban penembakan yang terjadi di Orlando pada awal tahun ini. Dalam penembakan di Orlando, setidaknya 49 tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Sementara itu sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia merasa ngeri dengan sebuah serangan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Johnson turut menyampaikan ucapan belasungkawa kepada seluruh korban dalam serangan tersebut, dan mendoakan mereka yang terluka untuk segera pulih.
Credit sindonews.com