Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas
menyambut baik kesepakatan antara Hamas dan Fatah untuk persatuan
Palestina. (REUTERS/Denis Balibouse).
"Ini kesepakatan akhir untuk mengakhiri perpecahan. Meskipun masih banyak rincian yang harus diselesaikan dan upaya rekonsiliasi sebelumnya yang telah berulang kali gagal," kata Abbas seperti dilansir AFP, Kamis (12/10).
Rekonsiliasi itu ditandatangani oleh wakil ketua Hamas yang baru, Salah al-Aruri dan kepala delegasi Fatah, Azzam al-Ahmad. Kesepakatan ini terjadi setelah dilakukannya perundingan oleh kedua faksi sejak Selasa (10/10) dengan dimediasi Mesir.
Adapun, masyarakat Palestina merayakan rekonsiliasi ini di Jalur Gaza. Mereka menyambut gembira kesepakatan itu serta mengibarkan bendera Mesir, Palestina, Fatah, dan Hamas.
Usai rekonsiliasi ini, diperkirakan kedua faksi akan melakukan perundingan untuk membentuk sebuah pemerintahan bersatu Palestina. Perundingan akan dilakukan di Kairo pada tanggal 21 November mendatang.
Seorang pejabat dari gerakan Fatah mengatakan bahwa Presiden Abbas berencana untuk segera melakukan perjalanan ke Jalur Gaza sebagai bagian dari upaya persatuan dan akan menjadi kunjungan pertamanya dalam satu dekade.
"Sanksi yang diambil oleh Abbas terhadap Gaza yang dikuasai Hamas selama ini juga akan segera dicabut," kata pejabat tersebut.
Selain itu, dalam rekonsiliasi juga disepakati sejumlah pin, di antaranya mencakup 3.000 anggota pasukan polisi Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat akan pindah ke Gaza.
Namun, angka tersebut hanyalah sebagian kecil dari lebih dari 20.000 petugas polisi yang dipekerjakan secara terpisah oleh Hamas.
Credit cnnindonesia.com