Senin, 23 Oktober 2017

Menlu Inggris: Bicara dengan Kim Jong-un atau Hadapi 'Musim Dingin Nuklir'


Menlu Inggris: Bicara dengan Kim Jong-un atau Hadapi Musim Dingin Nuklir
Menteri Luar Negeri Inggris Borish Johnson menyerukan AS dialog dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un atau akan menghdapi musim dingin nuklir. Foto/Daily Mirror


LONDON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Boris Johnson mengatakan, diplomasi dan dialog adalah kunci untuk memecahkan krisis Pyongyang. Dia menyerukan Amerika Serikat (AS) bicara atau berunding dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un atau akan menghadapi “musim dingin nuklir”.

Ketegangan antara Washington dan Pyongyang telah menjadi-jadi setelah rezim Kim Jong-un mengancam akan meledakkan bom nuklir di atas kawasan Pasifik sebagai uji coba.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengungkapkan bahwa AS melakukan kontak langsung dengan Pyongyang—yang oleh Presiden Donald Trump diancam akan dihancurkan total.

Seruan berunding dengan Kim Jong-un itu akan disampaikan Menlu Johnson dalam pidato di Chatham House besok. ”Benar bahwa Rex Tillerson telah membuka pintu dialog,” katanya.

”Ini adalah saat bagi rezim Korut untuk mengubah arah, dan jika mereka melakukannya, dunia dapat menunjukkan bahwa sekali lagi mampu melakukan imajinasi diplomatik yang menghasilkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir,” lanjut Johnson, yang dikutip Daily Mirror, Senin (23/10/2017).

Di hadapan para pakar keamanan global dalam konferensi yang digelar di London, Johnson akan memperingatkan konsekuensi jika gagal mencapai solusi diplomatik dengan Kim Jong-un.

Dia menceritakan soal perjanjian tahun 1970 yang dijadikan film “Reservoir Dogs” tahun 1992 di mana adegan berakhir dengan baku tembak. ”Sebuah generasi telah tumbuh tanpa ingatan tentang ancaman musim dingin nuklir dan sedikit pendidikan dalam logika mengerikan dari penghancuran yang saling meyakinkan,” katanya.

”Traktat (perjanjian) tersebut merupakan salah satu pencapaian diplomatik yang hebat pada abad terakhir,” ujarnya.

”Ini adalah tugas generasi kita untuk mempertahankan kesepakatan tersebut dan diplomasi Inggris akan berada di garis depan upaya tersebut,” imbuh Johnson.

Tapi dia akan menambahkan bahwa seorang Presiden AS memiliki tugas mutlak untuk mempersiapkan pilihan agar tetap aman. “Tidak hanya orang-orang Amerika tapi juga semua yang telah berlindung di bawah payung nuklir Amerika,” papar Johnson.

Johnson juga akan mendesak Trump untuk tidak mundur dari kesepakatan nuklir Iran karena akan menggambarkan "imajinasi diplomatik" yang dapat memecahkan krisis Korea Utara. 








Credit  sindonews.com