Azoulay merupakan mantan menteri kebudayaan Prancis
berkebangsaan Yahudi. Secara internasional, dia memainkan peran kunci
dalam inisiatif bersama Prancis, Uni Emirat Arab, dan UNESCO untuk
melindungi warisan budaya di zona konflik yang diumumkan pada Desember
2016.
Pada Maret lalu di momen KTT G7, Azoulay juga
menandatangani Deklarasi Florence yang mengecam pengahncuran situs-situs
budaya. Masih di bulan yang sama, dia juga sempat mempresentasikan Draf
Reolusi 2347 tentang perlindungan warisan budaya dalam konflik
bersenjata di Dewan Keamanan PBB. Resolusi yang diajukan Prancis,
Italia, dan UNESCO belakangan diadopsi dengan suara bulat.
Azoulay termasuk di antara sembilan kandidat suksesor
Irina Bokova untuk menggantikannya sebagai direktur jenderal UNESCO. Ia
diumumkan memenangkan pemilihan sehari setelah Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Israel untuk
keluar dari keanggotaan UNESCO.
Keputusan Israel mengundurkan diri dari UNESCO terjadi
tak lama setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan hal serupa. AS
hengkang dari badan pendidikan dan kebudayaan PBB itu karena
menganggapnya memiliki sikap anti-Israel.
Pencalonan Azoulay sebagai direktur jenderal UNESCO yang
baru akan dipresentasikan pada 10 November mendatang untuk mendapatkan
persetujuan Majelis Umum UNESCO.
Credit REPUBLIKA.CO.ID