CB, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
Rex Tillerson mengatakan pemerintahnya sedang menjajaki pembicaraan
langsung dengan pemerintah Korea Utara soal rudal dan uji coba bom
nuklir. Ini merupakan pengakuan pertama kali dari pemerintah Amerika
bahwa kedua negara mulai berdialog.
“Kami memiliki tiga saluran komunikasi dengan Pyongyang. Kami tidak dalam keadaan gelap-gelapan (a black out). Kami bisa bicara dengan mereka (Korea Utara). Kami memang sedang bicara dengan mereka,” kata Rex kepada media dalam kunjungannya ke Beijing, Cina, Sabtu, 30 September 2017.
Lebih lanjut, Rex mengatakan pemerintah Amerika bertanya kepada Korea
Utara. ”Apakah Anda ingin bicara dengan kami? Kami sedang mulai mencari
tahu, jadi harap tunggu,” kata Rex saat ditanya wartawan soal cara yang
digunakan pemerintah Amerika untuk berbicara dengan Korea Utara.
Selama sekitar dua pekan terakhir, pemerintah Amerika dan Korea Utara saling melontarkan ancaman dan kecaman secara terbuka. Ini diawali dengan pidato Presiden Donald Trump di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika.
Trump menyebut Kim Jong-un sebagai “Manusia Roket” (rocket man) dan sedang melakukan misi bunuh diri dengan perilakunya mengancam keamanan Amerika dan negara-negara sekutunya. Trump berjanji akan menghancurkan Korea Utara jika berani menyerang.
Sebaliknya, Kim Jong-un juga menyebut Trump melakukan bunuh diri dan menamainya orang tua pikun. Kim mengancam akan menyerang Amerika dengan rudal sebagai hukuman berat.
Militer Amerika Serikat kemudian mengirimkan sepasukan pesawat pengebom yang dikawal pesawat jet tempur. Sedangkan Korea Utara terdeteksi memindahkan rudalnya ke daerah pesisir timur tempat pesawat pengebom Amerika melakukan manuver.
“Kami memiliki tiga saluran komunikasi dengan Pyongyang. Kami tidak dalam keadaan gelap-gelapan (a black out). Kami bisa bicara dengan mereka (Korea Utara). Kami memang sedang bicara dengan mereka,” kata Rex kepada media dalam kunjungannya ke Beijing, Cina, Sabtu, 30 September 2017.
Selama sekitar dua pekan terakhir, pemerintah Amerika dan Korea Utara saling melontarkan ancaman dan kecaman secara terbuka. Ini diawali dengan pidato Presiden Donald Trump di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika.
Trump menyebut Kim Jong-un sebagai “Manusia Roket” (rocket man) dan sedang melakukan misi bunuh diri dengan perilakunya mengancam keamanan Amerika dan negara-negara sekutunya. Trump berjanji akan menghancurkan Korea Utara jika berani menyerang.
Sebaliknya, Kim Jong-un juga menyebut Trump melakukan bunuh diri dan menamainya orang tua pikun. Kim mengancam akan menyerang Amerika dengan rudal sebagai hukuman berat.
Militer Amerika Serikat kemudian mengirimkan sepasukan pesawat pengebom yang dikawal pesawat jet tempur. Sedangkan Korea Utara terdeteksi memindahkan rudalnya ke daerah pesisir timur tempat pesawat pengebom Amerika melakukan manuver.
Credit tempo.co