Senin, 02 Oktober 2017

Kapal Induk AS Intai Militer China sebelum Pamer Kekuatan pada Korut



Kapal Induk AS Intai Militer China sebelum Pamer Kekuatan pada Korut
Pesawat jet tempur F/A-18 Super Hornet saat akan mendarat di dek kapal induk USS Ronald Reagan di Laut China Selatan, Sabtu (30/9/2017). Foto/REUTERS/Bobby Yip



WASHINGTON - Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS), USS Ronald Reagan, mengintai aktivitas militer China di Laut China Selatan. Operasi pengawasan ini terjadi sebelum armada kapal raksasa itu pamer kekuatan kepada Korea Utara (Korut) 15 Oktober nanti.

Pada hari Sabtu, pesawat jet tempur F-18 Super Hornet mengaum dari geladak kapal induk USS Ronald Reagan selama latihan rutin di perairan internasional di Laut China Selatan. Dua kapal selam China tetap mempertahankan posisinya berjejer terus-menerus.

Petugas di kapal USS Ronald Reagan yang berbasis di Jepang menggambarkan pengawasan dilakukan di dekat kuartal kedua dari kapal-kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China di perairan internasional.

Terkadang, kata para petugas, kapal-kapal China juga mendekat untuk memeriksa kapal induk AS dalam perjalanan ke destinasi lain. Di lain waktu, kapal selam China bertahan berlama-lama dalam pengawasan kapal-kapal dan pesawat AS yang melindungi kapal induk USS Ronald Reagan.



Untuk memastikan perjalanan yang aman, awak kapal Washington akan mengingatkan kru kapal China jika USS Ronald Reagan mengubah arah dengan tajam.

”Kami tidak memiliki masalah, mereka sangat profesional,” kata Laksamana Muda Marc Dalton, komandan armada penyerang USS Ronald Reagan, serta pemimpin pasukan tempur Armada Ketujuh AS. ”Kami melihat mereka secara teratur,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Minggu (1/10/2017).

Kementerian pertahanan Korea Selatan telah mengumumkan bahwa kapal induk raksasa Washington itu akan melakukan latihan gabungan dengan Angkatan Laut Seoul pada pertengahan Oktober. Latihan yang direncanakan akan berlangsung di perairan dekat Semenanjung Korea yang mencakup latihan mendeteksi, melacak dan mencegat rudal Korut.

Dalton mengakui ada tantangan tingkat tinggi, namun dia menegaskan bahwa satuan tugasnya telah lama digunakan untuk menjaga kesiapannya sepenuhnya.

”Sebagai kekuatan yang dikerahkan ke depan, kami sudah tahu di mana kami harus menjalankan misi kami sepanjang waktu,” katanya.

Dia tidak merinci setiap kemungkinan kontigensi Korut  tertentu, namun dia menggambarkan uji coba rudal Pyongyang dan program nuklirnya sebagai bahaya yang tumbuh. ”AS sangat jelas terkait penggunaan semua opsi agar Korut dapat mengubah jalurnya,” katanya.




Credit  sindonews.com