Senin, 23 Januari 2017

Trump Memulai 'Perang' dengan Media


 
Trump Memulai 'Perang' dengan Media  
Donald Trump resmi menjadi Presiden ke-45 Amerika Serikat setelah Inaugurasi, Jumat (20/1). (REUTERS/Evan Vucci/Pool)
 
Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump memulai dan mengakhiri pidato di kantor pusat CIA pada Sabtu (21/1) sore soal kritik media yang "tidak jujur". Beberapa hal ia sebut tidak akurat diberitakan oleh media.

Beberapa media memperlihatkan kekecewaannya atas nada pidato yang disampaikan Trump.

"Tuan presiden mencoba menggiring CIA untuk memusuhi media. Mari lawan," tulis Mark Mazzeti, editor investigasi Washington untuk New York Times, beberapa saat setelah pidato Trump.

Trump sendiri menyebut hal ini adalah 'perang', termasuk reaksi berlebihan atas retorika anti-media selama kampanye.

"Seperti anda ketahui, saya sudah mulai berperang dengan media. Mereka salah satu yang paling banyak melakukan ketidak jujuran yang dilakukan manusia di muka bumi," kata Trump.

Beberapa staff CIA di dalam ruangan bertepuk tangan, namun pimpinan senior di barisan depan tidak melakukannya, seperti dilaporkan oleh produser CNN yang hadri di dalam ruangan tersebut.

"Hal itu terdengar seperti sebuah kesepakatan dengan komunitas intelijen, namun apa yang terjadi malah sebaliknya."

Trump secara berulang mengeluarkan pertanyaan kepada publik terkait dengan layanan intelijen atas campur tangan Rusia dalam pemilu presiden. Trump menyayangkan pemberitaan media terkait dengan inaugurasi dirinya pada Jumat, kemarin, yang ia anggap sangat tidak adil ia terima.

Trump mengatakan, inaugurasi tersebut dihadiri oleh satu juta, satu juta setengah orang, namun apa yang ditayangkan televisi memperlihatkan tidak ada sejumlah orang seperti yang ia sebut berdiri untuk merayakan inaugurasi.

"Semua bergerak menujuk monumen Washington," kata Trump, namun hal itu tidak terjadi.

Sekretaris bidang Media Doland Trump, Sean Spicer mencuitkan hal nada menyerang terhadap media yang ia sebut, "mengingatkan atas bahaya media, twitt dulu cek fakta belakangan."

Trump menilai media telah menghilangkan "cerita besar", dengan mengemas fakta sebuah cerita besar tidak dikemas sebagai berita besar. "Saya cinta kejujuran. Saya suka pemberitaan yang jujur."



Credit  CNN Indonesia