Senin, 23 Januari 2017

Aksi 'Women's March' Digelar Serentak di Penjuru Dunia


 
Aksi 'Women's March' Digelar Serentak di Penjuru Dunia  
Aksi unjuk rasa anti-Trump di Jerman. (REUTERS/Hannibal Hanschke)
 
Jakarta, CB -- Puluhan ribu orang turun ke jalanan di kota London, Paris, Sydney, Budapest, Montreal, Auckland dan sejumlah kota lain di dunia, dalam aksi unjuk rasa ‘Women’s March’ yang digelar sehari setelah Donald Trump dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 pada Jumat (21/1).

Tak hanya kaum wanita, aksi unjuk rasa yang berpusat di Washington, AS, itu juga dihadiri oleh pria dan anak-anak.

Di London, Inggris, tepatnya di kawasan Trafalgar Square, peserta unjuk rasa sudah terlihat menyemut, sambil membawa poster dan spanduk berisi kalimat protes.

“Saya ingin mengajarkan kepada anak saya nilai dari sebuah kesetaraan,” kata Hannah Bryant, penjaga salah satu museum yang datang bersama anaknya yang masih berusia empat tahun.

Pihak penyelenggara ‘Women’s March’ di London mengatakan kalau akan ada 100 ribu orang yang hadir dalam aksi unjuk rasa itu.

Di Paris, Perancis, tepatnya di Menara Eiffel, sekitar 7.000 orang telah berkumpul. Polisi menjaga ketat aksi unjuk rasa itu.

Pihak penyelenggara di AS menyatakan kalau ada lebih 2,5 juta orang yang ikut serta dalam 600 aksi unjuk rasa ‘Women’s March’ yang digelar serentak di seluruh penjuru dunia.



Credit  CNN Indonesia


Ratusan Ribu Wanita Hadiri 'Women's March' di AS


Ratusan Ribu Wanita Hadiri 'Women's March' di AS  
Ilustrasi. (REUTERS/Jonathan Ernst)
 
Jakarta, CB -- Ribuan wanita mulai terlihat memadati sejumlah area di Washington, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (21/1) dini hari. Mereka bersiap untuk menghadiri aksi unjuk rasa ‘Women’s March’ yang dilakukan dalam rangka protes pemilihan Donald Trump sebagai Presiden AS ke-45.

Gerbong-gerbong kereta dipenuhi oleh wanita dari berbagai ras, yang membawa poster dan spanduk yang bertuliskan kalimat anti-Trump dan seruan perlindungan hak asasi manusia, terutama wanita dan anak.

Aksi ‘Women’s March’ diperkirakan bakal dihadiri oleh ratusan ribu wanita dari seluruh penjuru AS. Aksi ini juga disebut yang terbesar dan perdana dilakukan setelah inaugurasi Presiden AS.

“Saya yakin kita bisa melakukan perubahan untuk hal yang lebih baik, oleh karena itu kita harus menyuarakannya,” kata Michele Phillips, wanita berusa 45 tahun asal Kanada yang mendapat kewarganegaraan AS pada 2013.

Dilansir dari AFP, Deputi Wali Kota Washitngon Kevin Donahue mengatakan kalau akan ada sekitar 500 ribu peserta yang akan hadir dalam ‘Women’s March’.

Calon Presiden AS yang dikalahkan Trump, Hillary Clinton, mendukung aksi unjuk rasa tersebut. Ia pun akan turun ke jalan, bersama selebriti wanita seperti Scarlett Johansson dan Michael Moore.

“Terima kasih telah memberikan dukungan untuk kaum kita @womensmarch. Ini hal yang sangat penting. Saya percaya kita akan kuat jika bersama,” tulis Hillary dalam cuitan di akun Twitter-nya.

Sebelum aksi ‘Women’s March’ berlangsung, terjadi sedikit kericuhan setelah Trump dilantik menjadi Presiden AS.

Sekitar 200 orang harus diamankan oleh polisi, karena diduga bertindak onar dengan melakukan pembakaran mobil dan pelemparan batu di sekitar kawasan Gedung Putih.

Pihak kepolisian Washington berharap kalau aksi unjuk rasa yang dilakukan kaum wanita dapat berlangsung lebih damai.

Kaum wanita, terutama di AS, banyak yang khawatir dengan kepemimpinan Trump dalam empat tahun mendatang.

Baru saja dilantik, pebisnis yang dicalonkan oleh Partai Republik itu sudah “menghapus” rincian kebijakan mengenai hak asasi manusia dan kesehatan dalam situs resmi Gedung Putih.

Aksi ‘Women’s March’ berawal dari ide seorang nenek mantan pengacara di Hawaii, Teresa Shook. Ia mengumpulkan 40 temannya, melalui pesan di Facebook, untuk melakukan aksi tersebut.

Ide Shook menyebar ke seluruh penjuru AS, bahkan ia sampai membuat akun pro-Hillary bernama 'Pantsuit Nation', yang diikuti oleh lebih dari 4 juta netizen.

Tak hanya berpusat di Washington, aksi ‘Women’s March’ juga akan dilakukan di 300 kawasan di AS.

Di luar itu, aksi senada juga akan dilakukan di negara lain. Salah satu yang terbesar ialah di London, Inggris, yang diperkirakan akan diikuti oleh ribuan wanita.




Credit  CNN Indonesia