Kamis, 12 Januari 2017

Tolak Pemindahan Kedubes AS, Pemimpin Palestina Serukan Doa Bersama


 
Tolak Pemindahan Kedubes AS, Pemimpin Palestina Serukan Doa Bersama
Palestina galang dukungan untuk menolak pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Foto/Istimewa
 
YERUSALEM - Pemimpin Palestina menyerukan berdoa bersama di seluruh masjid di Timur Tengah pada pekan ini. Hal itu sebagai protes rencana Presiden terpilih Donald Trump yang ingin memindahkan kedubes Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem.

Pejabat senior Palestina dan anggota Komite Pusat kelompok Fatah, Mohammad Shtayyeh mengatakan pemindahan kedubes AS berarti mengakhiri solusi dua negara. Dia mengatakan pemimpin Palestina telah diberitahu oleh kontak diplomatik bahwa Trump bisa memerintahkan pemindahan kedubes AS pada saat pelantikannya pada 20 Januari nanti.

Shtayyeh mengatakan para pemimpin Palestina sedang mempertimbangkan untuk menarik pengakuan terhadap Israel jika pemindahan itu terlaksana. Ia juga menyerukan berdoa bersama di seluruh masjid di Timur Tengah pada Jumat pekan ini dan gereja-gereja untuk membunyikan lonceng mereka sebagai tanda protes pada hari Minggu.

"Saya berpikir dan kita semua berpikir bahwa memindahkan kedutaan ke Yerusalem adalah langkah berbahaya yang akan memiliki konsekuensi berbahaya bagi jalur politik untuk bangsa kita dan aspirasi masa depan kita dan untuk Muslim, Arab, negara-negara Kristen dan orang-orang di seluruh dunia," tutur Shtayyeh.

"Kami tidak menghasut kekerasan. Dering lonceng gereja bukanlah tindakan kekerasan. Menyerukan untuk doa bukanlah tindakan kekerasan," katanya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (11/1/2017).

Sebelumnya Presiden Palestian Mahmoud Abbas telah menulis surat untuk Trump mendesak dia untuk tidak memindahkan kedutaan. Abbas menyebut bahwa pemindahan itu adalah gari merah yang bisa membahayakan prospek perdamaian.

Credit  sindonews.com