Rabu, 02 November 2016

Indonesia Tawar 10 Jet Tempur Su-35 Rusia, Barat Cari Celah

 
Indonesia Tawar 10 Jet Tempur Su-35 Rusia, Barat Cari Celah
Sebuah jet tempur Su-35 saat manuver di International Army Games 2016, di Dubrovichi, Ryazan, Rusia. Indonesia masih tawar-menawar dengan Rusia soal pembelian 9 atau 10 jet tempur Su-35. Foto/REUTERS/Mazim Shemetov
 
JAKARTA - Indonesia masih dalam proses tawar-menawar dengan Rusia terkait pembelian sembilan atau sepuluh pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Sementara itu, perusahaan senjata Barat terus mencari celah untuk memikat Indonesia agar beralih memilih produk alutsista mereka.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia kepada Reuters, menolak membocorkan apakah Indonesia dan Rusia sudah resmi mencapai kesepakatan soal pembelian sembilan atau sepuluh pesawat jet tempur Su-35 Rusia.

”Kami masih melakukan negosiasi,” kata Leonardi, kepala fasilitas pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia, melalui telepon, yang dikutip Selasa (1/11/2016) malam. ”Kami masih tawar-menawar, 'berapa banyak yang mereka ingin jual?’,” kata pejabat yang hanya bersedia diidentifikasi dengan nama singkat itu.

Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu pada Mei lalu mengatakan bahwa Indonesia akan membeli delapan pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia pada tahun ini. Tapi, rencana pembelian itu belum terwujud.

Dua pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia yang terlibat negosiasi tersebut mengungkap bahwa beberapa perusahaan alutsista Barat yang jadi saingan perusahaan alutsista Rusia masih mencoba untuk merebut kesepakatan pemasokan jet tempur. Kedua pejabat ini menolak disebut namanya karena isu ini sensitif.

Para pejabat Kementerian Pertahanan tersebut berbicara menjelang acara Indo Defence 2016 di Jakarta yang digelar mulai hari ini, Rabu (2/11/2016) hingga Sabtu (5/11/2016). Ratusan perusahaan alutsista akan memamerkan produk unggulan mereka dalam pameran ini. Di antaranya, Lockheed Martin dari Amerika Serikat (AS), Saab dari Swedia hingga PT Pindad dari Indonesia.

Menurut data resmi, belanja pertahanan Indonesia telah meningkat 77 persen selama empat tahun terakhir menjadi Rp108,7 triliun.

Menurut Leonardi, Indonesia telah menandatangani kontrak dengan Lockheed Martin untuk pembelian 24 unit jet tempur F-16 AS, di mana 14 unit telah dikirim dan 10 unit lainnya diharapkan dikirim pada awal 2018. Dia menolak membocorkan nilai kontrak ini.

Sementara itu, riset IHS memprediksi bahwa Indonesia akan menghabiskan lebih dari USD20 miliar untuk pengadaan alat pertahanan pada 2016 hingga 2025. Jumlah itu mencatatkan anggaran pertahanan Indonesia masuk lima besar dunia yang tumbuh secara cepat.




Credit  Sindonews